Share

Bebas

Setelah aku, bunda dan adik-adik pindah ke rumah nenek, kami merasa lebih bebas dan lebih merasa hidup. Aku yang sudah lama terkungkung di rumah langsung keluar rumah terus menerus. Selama tujuh belas tahun hidup, baru kali ini aku benar-benar merasakan bebas.

Ketika tahun ajaran baru segera dimulai, aku dan bunda berbelanja alat tulis untuk keperluan sekolah, menjahit seragam baru dan peralatan sekolah lainnya.

Bunda kala itu juga merasa sangat bebas, kami berempat bisa makan di luar dengan tenang, bisa berbicara dan bercanda tanpa takut dimarah oleh siapapun.  

“Kakak, mau apa lagi abis gini?”

“Mau makan pizza gak?”

“Mauuu!”

Setelah itu, kami pergi ke restoran pizza terdekat, dan menikmati berbagai makanan yang telah dipesan oleh bunda.

“Kak, adik, bunda abis gini kerja lagi ya. Gabisa temenin seharian full kaya sebelumnya.”

“Loh, nda boleee.” Kata adik sambil merengek.

“Ini uangnya buat adik sama kakak sekolah, beli mainan, beli jajan sama beli apapun yang dimau adek. Gapapa ya?”

Kemudian adik pun mengiyakan keinginan bunda utuk kembali bekerja. Sebelumnya, bunda memang sempat bekerja, tetapi ketika adik lahir bunda tidak diperbolehkan ayah bekerja lagi. Oleh karena itu, ketika bunda bisa bekerja kembali, bunda sangat senang.

Saat tahun ajaran baru dimulai, aku sangat gembira karena memasuki SMA! Kata banyak orang, SMA adalah masa-masa yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan. Semoga, menyenangkan seperti apa yang dikata kebanyakan orang.

“Halo, kamu gugus berapa?” Tanya salah satu anak kepadaku

“Eh, aku gugus 3 nih. Kamu berapa?”

“Aku gugus 3 juga. Barengan yukk?”

Lalu, aku dan dia pergi bersama menuju ruang yang bertuliskan gugus tiga. Namanya Manda, tinggi dan berisi. Sangat-sangat manis dan apabila kamu melihatnya kamu akan langsung terkesima!

Kemudian aku dan Manda berkenalan dengan teman-teman yang lain. Ternyata aku segugus dengan temanku yang satu SMP denganku. Empat hari dengan masa pengenalan sekolah sedikit membosankan untukku. Namun, di hari terakhir untungnya ada permainan yang sangat menyenangkan, sehingga masih bisa membuat pecah suasana.

Setelah empat hari pengenalan masa sekolah, kami pun masuk ke kelas masing-masing. Aku dan Manda terpisah karena Manda ternyata diterima di kelas IPS. Kala itu, orang tuanya memaksakan ia untuk masuk IPA, sehingga saat itu ia sangat kebingungan dan aku ikut turun tangan untuk memberi tahu orang tuanya. Orang tuanya pun memahami dan mengerti akan hal itu.

Saat itu aku duduk dengan temanku yang sebelumnya satu SMP denganku, tetapi aku tidak kenal dekat. Namanya adalah Diah, sepertinya terlihat rajin dan sangat cerdas. Ketika baru masuk kelas, wali kelas pun mengenalkan diri dan meminta kami untuk memperkenalkan diri satu persatu. Namanya siapa, berasal dari SMP mana, cita-citanya apa. Begitulah, terasa sangat membosankan kala itu dan tentu juga aku merasa sangat takut kenal dengan orang-orang baru.

Kemudian perangkat kelas pun dipilih, aku terpilih menjadi bendahara 1, dimana saat itu tugasnya sangat berat. Mulai dari mengurus uang lks, uang pensi, dan uang kemah blok. Setelah penentuan perangkat kelas, pelajaran langsung dimulai, tetapi masih sebatas perkenalan guru dan mata pelajaran. Aku saat itu juga berkenalan dengan teman yang duduk di belakang, diddepan dan samping kanan kiri bangkuku.

Aku melihat salah satu pria yang tidak asing, sepertinya aku sebangku dengannya ketika aku melakukan tes pemetaan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Lalu aku pun menegurnya.

“Eh, dulu kita satu bangku waktu tes pemetaan gaksi?”

“Eh, iya ya. Waktu itu ga sempet kenalan.”

“Iya nih.”

“Aku Fian. Kamu Rara kan?” Aku pun mengangguk.

Kala itu di SMA sedang ramainya kompetisi basket di kota yang terkenal. Aku yang semasa SMP tidak pernah mengikuti acara seperti itu sangat-sangat senang dan excited mengikutinya!

Sesampainya disana kami melihat tim basket sekolah kami yang sedang bertanding dengan menyanyikan chant sekolah kami disertai dengan beberapa poster yang sangat-sangat waw! Ketika itu aku hanya fokus permainan dan menyanyikan chant aja. Berbeda dengan temanku yang sudah memilih siapa yang ingin mereka dekati.

“Heh Ra, pulang sama siapa?”

“Eh, sama bunda. dijemput.” Kata Fian kala itu.

“Oh, okay. Ati-ati.” Aku pun langsung meninggalkannya begitu saja.

Keesokan harinya di sekolah, aku melakukan kegiatan yang biasanya kulakukan. Belajar dan menerima duit yang dibayar anak-anak untuk lks, uang pensi dan lain sebagainya. Selain itu, juga membeli makanan yang banyak di kantin.

“Heh, Ra. Ganteng banget Ra Mas Adi. Sumpa sweetheartku banget-banget.”

“Heleh, bisa-bisanya sih! Ayo ayo balik kelas aja, daripada halusinasi.” Kataku sambil menyeretnya kembali ke kelas.

Teman-teman lelaki sibuk melihat rekaman ulang pertandingan kemarin dan sibuk mengomentari apa yang seharusnya dilakukan oleh tim basket kemarin. Beberapa temanku memang akan mengikuti seleksi basket pada hari ini dan mereka sudah berlatih ketika pelajaran olahraga tadi.

Ketika pulang sekolah, mereka langsung berganti pakaian. Aku yang masih menunggu jemputan bunda terpaksa harus melihat mereka yang gaya banget dengan pakaian-pakaian basketnya. Tidak lama, bunda menelepon bahwa bunda hampir sampai di depan gerbang sekolah. Aku pun bergegas keluar.

“Eh, Ra. Dah mau pulang?”

“Iya yan, duluan ya. Duluan semuaaaaa!” Kataku sambil melambaikan tangan kepada teman-temanku yang masih pemanasan sebelum seleksi pemain basket.

Bruk. Tidak sengaja aku menabrak kakak kelas karena aku berlari.

“Eh, maaf kak.” Aku pun langsung pergi begitu saja dan tidak melihat wajahnya. Aku hanya ingat bahwa jersey tersebut bernomor 7.

“Kakak!” Kata bunda sambil melambaikan tangan kepadaku. Kemudian aku pun meghampiri dan masuk ke dalam mobil.

“Kak, mampir beli bakso dulu yuk. Bunda laper banget nih.”

“Iya bundaa!”

Setelah puas memakan bakso, kami pun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku lamgsung bersih-bersih diri dan rebahan sebentar sambil bermain gadget.

Kriiing. Alarm tanda waktunya belajar berdering dan aku langsung sigap belajar.

Line! Notifikasi gadgetku muncul, dan ternyata itu dari Fian. Ngapain?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status