Share

Berita Bagus

“Masuklah Ji Won-ya!” perintah Pak Kwon saat aku meminta ijin masuk ke dalam ruangannya dengan mengetuk pintu kaca yang menjadi pembatas antara ruangan kepala editor dengan ruangan para staff.

Di dalam ruangan yang bernuansa modern yang tertata rapi seperti gaya Pak Kwon, seorang wanita terlihat mengulas senyum ke arahku. Wanita yang belum aku kenal sebelumnya menunjukkan wajah yang ceria padaku. Aku jadi merasa kikuk pada keduanya, mungkinkah wanita itu akan menjadi atasan baruku

“Silakan duduk Nona Ji Won!” ucap wanita yang ku taksir berumur lebih dari 40 tahun. Penampilannya yang elegan menambah kesan serius. Apakah aku membuat kesalahan? Ucapku dalam hati. Aku memang sering membuat masalah, dan biasanya orang pertama yang akan meneriaki ku adalah Seo Jin. Namun kali ini? Siapakah dia?

Aku duduk tepat di sebelah wanita yang baru saja mengulurkan tangannya lalu ku sambut uluran tangan itu dengan sepenuh hati.

“Park Na Ra, namaku Park Na Ra dari GM Entertainment,” ucapnya memperkenalkan dirinya padaku.

Untuk sejenak aku terperanjat kaget, “Ya Tuhan ... apakah ini mimpi?” Siapa sih yang tak mengenal GM Entertainment? GM Entertainment adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang dunia hiburan dan banyak menaungi beberapa artis serta bintang hallyu di Korea Selatan. GM sendiri singkatan dari God Management, semua orang tahu GM adalah dewa hiburan di Korea Selatan.

“Saya Kang Ji Won, Komikus yang bekerja di Never Webtoon,” ucapku memperkenalkan diri juga pada Bu Park. Aku memanggilnya dengan nama depannya karena dia adalah orang penting yang pernah kutemui selama ini.

“Ji Won-ya ... apakah kamu tahu mengapa aku memanggilmu ke ruanganku?” Pak Kwon mulai mencoba membuka pertanyaan saat aku mulai bisa menyesuaikan keadaanku. Aku sangat senang hingga melupakan kedua orang yang terpana melihat kegembiraan ku berkenalan dengan orang penting dari GM Entertainment.

Aku menggeleng kepalaku dengan sorot mata menelisik untuk meminta jawaban atas apa yang telah Pak Kwon tanyakan padaku. Karena aku sungguh tak tahu mengapa dan bagaimana bisa aku di panggil ke ruangannya dan di kenalkan dengan orang penting seperti Bu Park. Hatiku makin bertanya-tanya lantaran kepala editorku itu menatapku dengan sinis. Ingin rasanya aku meminjam pintu ke mana saja milik salah satu tokoh kartun favoritku. Pintu milik Kucing berwarna biru itu mampu membawaku keluar dari masalah.

“Ji Won-ya ...” ucapnya pelan, tak pernah aku mendengar sekaligus melihat Pak Kwon bersikap lembut seperti ini pada karyawan lain terutama padaku. Aku tahu kepala editorku tersebut adalah bos yang tegas dan jarang bergaul, apa mungkin karena aku menampilkan rasa takut yang begitu terlihat oleh keduanya? Jujur saja, jantungku berdetak tak karuan.

“Iya ... Pak Kwon?”

“Kau ingat komik pertamamu bukan?” tanya Pak Kwon dengan wajah yang lebih serius dari yang kubayangkan.

Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan dari atasanku tersebut. Aku makin tak mengerti arah pembicaraan yang makin berbelit-belit ini.

“Kami dari GM Entertainment ingin memfilmkan komik pertamamu yang berjudul “Manisnya Cinta Pertama” ....”

Untuk beberapa detik kemudian aku baru saja tersadar dari apa yang baru saja Ibu Park katakan padaku. Jantungku serasa berhenti berdetak saat Bu Park menyelesaikan kalimatnya yang mengatakan ingin membuat sebuah film dari komik yang dulu pernah ku buat. Semua rasa berkecamuk menjadi satu, rasa senang, terharu dan bangga campur aduk menjadi satu.

“Selamat Ji Won, ini semua tak lepas dari Perjuangan kerasmu selama ini! Kamu wanita yang luar biasa,” untuk pertama kalinya aku mendengar Pak Kwon memujiku. Ia bahkan tak segan mengacungkan kedua jempolnya padaku.

Ya Tuhan, inikah hasil yang ku dapat dari jeri payahku selama ini? Dan ini juga merupakan puncak tertinggi dari apresiasi kerjaku. Membuat pembaca senang merupakan tujuanku membuat sebuah komik, namun akan lebih membanggakan lagi bila hal yang paling aku impikan menjadi kenyataan. Yakni merealisasikan karyaku dalam bentuk drama atau pun film.

Bu Park memuji hasil karya yang telah ku buat, tak dipungkiri lagi komik buatan ku itu mampu menduduki 5 besar pencarian komik terpopuler. Dan untuk penikmatnya tak jarang dari segala umur dan profesi. Karena aku memang sengaja membuat komik nyaman untuk dibaca oleh semua umur.

“Persiapkan dirimu untuk mengawasi proses Shooting Ji Won!” ujar Pak Kwon padaku. Kali ini ia tak mampu lagi menutupi rasa harunya padaku. Mungkin karena aku termasuk anak didik yang membanggakan Never Webtoon, ia terlihat penuh suka cita. Pak Kwon yang aku kenal tak pernah sekalipun bersikap manis padaku, paling dia hanya memberikan selamat ketika komik yang aku buat menjadi 5 besar ataupun 3 besar komik populer. Namun kali ini, wajah tampannya terlihat sangat berbahagia. Air mukanya menampilkan aura positif bagi yang melihatnya.

Setelah pembicaraan kami bertiga, Bu Park memberiku kartu namanya dan kami saling bertukar nomor handphone agar memudahkan kami dalam berkomunikasi. Aku bersyukur Bu Park sendiri yang akan menghandle penayangan komik milikku.

Lalu aku segera undur diri begitu mencapai sebuah kesepakatan akhir. Aku tak berhenti mengucap syukur pada Tuhan, karena memberiku kenikmatan yang tiada tara. Nikmat yang ku peroleh saat ini tak akan ku sia-siakan. Karena ini merupakan tujuan utama dari hobi ku. Dahulu menggambar merupakan hobi tak berguna yang ku miliki, namun siapa sangka kini hobi tersebut mampu mengantarkan ku pada sebuah kesuksesan. Kesuksesan? Ah itu terlalu muluk-muluk, ini baru langkah awal dari karirku di dunia per komik kan.

Lalu aku mencari keberadaan nenek sihir alias editor ku Seo Jin, wanita dewasa itu pasti sedang memoles make up yang mulai memudar di toilet. Sebagai wanita yang fashionable, Seo Jin memang gemar bersolek. Ia tak mau penampilannya terlihat buruk sedetikpun. Sangat jauh berbeda dengan diriku, aku tak terbiasa memakai riasan tebal. Paling hanya pelembab agar kulitku tak kering saat cuaca bersalju seperti ini.

“Ji Won-ya ...” Seo Jin memanggilku bagai bibi penjual ikan di pasar Noryangjin.

“Nenek sihir, kau bisa merusak telingaku dengan suara Fals milikmu!” godaku pada Seo Jin yang baru saja duduk di sampingku. Ia terlihat mengatur napasnya dengan terengah-engah. Aku rasa ia baru saja melihat hantu dari film Hotel de Luna.

“Dasar anak nakal, komik mu akan difilmkan dan kau santai saja?”

“Pak Kwon sudah memberi tahuku, dan aku sudah menandatangani kontrak kerjanya!”

“Sssstttttt ... Pak Kwon akan mentraktir kita makan malam karena kau berhasil mengharumkan nama perusahaan kita!” Seo Jin menepuk kedua pipiku dengan gemas. Aku tak tahu bila wanita yang ada di sampingku ini akan sangat antusias. Mungkin karena saat ini aku dan Seo Jin satu tim, hal tersebut membuat jiwa persaudaraan kami kian pekat.

*

Kehidupan kita terlalu banyak pilihan.

Ada yang baik, namun ada yang buruk untuk kita.

Janganlah terlalu larut pada penyesalan,

Fokuslah pada tujuan.

Meski takdir sudah ditentukan, perjuangan berat harus tetap dilakukan.

Demi mencapai kesuksesan, meski sungguh berat harus ku lakukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status