Share

My Love From Thames
My Love From Thames
Penulis: Ayaya Malila

Drowning

Sesaat tadi dia merasakan tubuhnya seakan melayang. Hal terakhir yang dia ingat adalah gesekan angin yang menyapu kulitnya. Rambutnya berkibar menutup wajahnya, lalu bunyi tubuhnya bertabrakan dengan permukaan air. Perih terasa. Ngilu menusuk tulang. Gadis itu tak berani membuka mata. Bau anyir darah yang sepertinya berasal dari belakang kepalanya, merasuk ke dalam indra penciuman. Kini dia hanya bisa pasrah. Dia biarkan arus air membawanya. Dia tak memiliki kekuatan sama sekali untuk melawan. Seakan jarak antara dirinya dan kematian begitu dekat. Mungkin sebentar lagi dia akan bersua dengan malaikat maut. Dia pun tak mampu lagi mengambang. Tubuhnya serasa terhisap ke dasar. Sesenti lagi dan puncak kepalanya ikut tenggelam ke dalam air. 

Tiba-tiba sebuah tangan besar dan kuat mencengkeram lengannya, menariknya ke tepi. Gadis itu tergagap, menggapai rumput liar yang tumbuh di sepanjang pinggiran sungai. Tangan kekar itu lalu mengangkat dan menggendong tubuhnya. Gadis itu tak mampu memberontak, terdiam tanpa tenaga. Mungkin dia akan pingsan sebentar lagi.

Lalu dia merasa tangan itu membaringkannya di atas rerumputan. Dingin sekali rasanya. Tangan itu membuka lapisan pakaian yang ia kenakan. Dia bahkan tak mampu mengingat apa yang ia pakai sebelumnya. Sekilas, gadis itu melihat sebuah jaket jeans terlepas dari tubuhnya. Berlanjut dengan kemeja putih bermotif bunga, juga terangkat dari badannya. 

"Jangan," bisiknya lirih.

Sepertinya pemilik tangan kekar itu tak mendengar. Dia masih asyik mengurai sepatu yang dikenakan gadis itu. Kemudian sosok itu menjauh dan kembali beberapa saat kemudian dengan selimut tebal. Sosok itu kemudian menariknya pelan hingga si gadis berada pada posisi duduk, lalu menyelimutinya. Dia memeluk gadis itu erat sambil sesekali menggosok punggungnya. 

"Are you okay?" tanyanya. Entah kenapa suara yang terdengar begitu berat dan maskulin, membuat gadis itu merasa tenang.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa sampai tenggelam?" tanya sosok itu lagi dengan logat Inggris yang kental.

Gadis itu mendongak menatap arah suara. Pandangannya buram, sampai-sampai dia harus memicingkan matanya. Namun bukannya bertambah jelas penglihatannya, dia malah merasa semakin pusing. 

"Hey, you have to stay awake! I'm calling 999 right now!"

(Hey, kau harus tetap sadar! Aku menghubungi 999 sekarang!)

Sosok laki-laki itu menepuk-nepuk pipi si gadis. Menjaganya agar tetap membuka mata, sambil terus saja berceloteh. Entah apa yang dia bicarakan. Si gadis hanya samar-samar menangkap kalimatnya. Sementara telinganya berdenging, makin lama makin kencang. Si gadis meringis, merasakan nyeri, perih dan ngilu yang bercampur jadi satu.

"Oh, my God! You're bleeding!" teriak sosok itu dengan nada penuh kecemasan. Dia tampak membolak-balikkan telapaknya yang terlihat memerah, lalu beralih mengusap belakang kepala si gadis. "Kepalamu terluka. Apa kau terantuk sesuatu?"

Bukannya si gadis tak mau menjawab, namun dia sama sekali tak ingat akan apa yang sebelumnya terjadi. Dia bahkan tak tahu bagaimana caranya dia bisa sampai hampir tenggelam. 

"Siapa namamu?" cecar laki-laki itu lagi. 

Si gadis terpaksa menggeleng. Dia tak ingin manusia yang baru saja menyelamatkannya itu merasa kecewa dengan sikapnya. 

"Kau tak ingat?"

Si gadis kembali menggeleng dengan mata yang setengah terpejam. Ngilu yang teramat sangat, berlipat-lipat lebih sakit dibanding beberapa menit sebelumnya.

"Bertahanlah!" seru sosok itu lagi.

Lamat-lamat, terdengar raungan sirene ambulans dari kejauhan.

"Syukurlah, mereka sudah datang!" Adalah kalimat terakhir yang si gadis dengar sebelum kegelapan sempurna menyelimutinya. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lusi Yanna
wah keren kak. bikin nagih semangat yah kak. from lucy Ang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status