Share

Chapter 4

Entah merasa risih dengan keadaan semua membahas dia dan penuh dengan pandangan sinis. Lisa merasa penuh kebingungan kenapa satu sekolahan jadi tahu masalah ini dan dia menebak-nebak semua ini pasti ulah Aldy. 

*

Kriiingg...!!

Kriingg....!!

Menandakan jam istirahat, Setelah guru keluar Lisa langsung berlari untuk menghindari omongan-omongan siswa siswi yang terus membicarakan dia dibelakang dan memandang Lisa sinis. Langsung langkahnya terhenti setelah melihat Galih berada agak dekat didepannya.

Kalau begini...  Apakah kak Galih sudah tahu aku suka sama dia? Kalau dia juga tahu aku sudah tidak bisa menghindar lagi dan harus terus terang sama kak Galih bisik Lisa dalam hatinya seolah tidak ada jalan lain kalo Galih sudah tau semuanya dia Berani atau tidak berani harus terang langsung mengungkapkan perasaannya selama ini yang dia jaga bertahun-tahun. 

Ehm.. 

Tiba-tiba muncul disamping Lisa dan lamunannya buyar seketika.

*

"Aku tahu kamu mau ngomong apa? Kamu suka Galih kan? Ujar Aldy yang tiba-tiba berdiri disamping Lisa. 

 Ekspresi kaget, tanpa sadar sudah ada orang iseng jelek, bicaranya tidak melihat suasana. "Jangan ngagetin dong! Dan jangan asal bicara kamu!" dengan suara lirih Lisa berbicara. 

Aaa!!!.... Aaa!!! 

Aaa!!!.... Aaa!!!

Tenyata semua itu sebuah mimpi, jantung Lisa berdetak serasa lebih cepat dari sebelumnya, walaupun cuma itu sebuah mimpi. Dia juga membayangkan jika mimpi itu terjadi disekolah nanti.

Setiba disekolah lisa berjalan menuju ke ruang kelasnya dengan perasaan yang campur aduk, "Pagi Lisa!" sapa Miya dari depan Lisa. 

Miya memang sengaja menunggu Lisa dari tadi didepan ruang kelasnya.

Lusuh, rambutnya acak-acakan, mata panda, itulah gambaran Lisa pagi itu. Berbeda dengan pagi-pagi biasanya yang ceria, rapih, terlihat cantik walaupun pendiam. 

Beberapa saat kemudian.....

Disaat jam pelajaran dia tidak fokus, dan hanya berfikir saat ini dia harus menjauhkan diri dari Aldy serta tidak boleh berhubungan lagi dengan cowok jelek itu lagi, walaupun tadi pagi hanya mimpi tapi masih merasa itu tidak aman baginya. 

Tapi dia berfikir ulang kenapa harus menjauhi Aldy, dia juga sudah berjanji buat saya dekat sama Galih dan sudah tahu rahasia satu sama lain, anehnya kenapa dia masih mau membantuku. Pikiran Lisa saling bergejolak tidak jelas kacau apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

- Masuk jam istirahat -

Lisa berjalan ke menuju ruang seni. "Sudah saya ubah bagian yang ibu minta" ucap Lisa pada guru seni. 

"Wahh.. Bagus sekali lukisanmu jadi jauh lebih baik" puji guru itu sambil melihat lukisan Lisa. 

"Err..  Maaf bu, buku yang saya pinjam sebelumya belum selesai dibaca, boleh dikembalikan nanti kah?" dengan nada canggung Lisa mengatakan itu. 

"Tentu saja boleh kok, ngga usah buru" jawab guru itu dengan senyum. "bakat melukismu itu luar biasa, sayang sekali kalau tidak dilanjutkan" lanjut guru tersebut menasehati Lisa. 

Disisi lain Lisa memikirkan mamanya ingin sekali dirinya untuk melanjutkan pendidikan dijurusan kedokteran dan tidak mungkin diijinkan masuk jurusan seni. 

"Aku juga mau baca bukunya dong bu!" timpa perkataan pria itu. 

Ditengah perbincangan mereka tiba-tiba seseorang muncul dari jendela, dan membuat kaget mereka berdua.

"Astaga, ini si jelek kenapa ada dimana-mana" dalam hati lisa menatap kaget. 

"Selamat pagi bu!" melambaikan tangan sambil tersenyum ceria Aldy menyapa guru itu. 

"Oh kalian berdua Sudah saling kenal ya" gurau guru itu menatap wajah dua muridnya itu. 

Kenapa dia bisa disini? Perasaanku jadi ngga enak. Kabur dulu deh!! Dalam Hati Lisa merasa perasaannya tidak enak. "Sampai ketemu lain waktu Bu! buku ibu nanti saya kembalikan beberapa hari lagi ya" terburu-buru Lisa lari menghindar dari Aldy. 

Hmmm... Aldy memperhatikan kelakuan gadis itu seperti anak kecil. 

Hoshh... 

Hoshh... 

Hoshh.. 

Huft fiuh.. 

Terdengar memperbaiki nafasnya yang tidak teratur sehabis tadi berlari cukup jauh. 

"Hey, kamu kenapa lari-lari gitu?" berusaha Miya mendekat ke arah lisa. "Astaga udah seperti orang yang ngga bernyawa saja.. " melihat temenya itu duduk wajahnya pucat dan keluar semua keringatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status