Entah merasa risih dengan keadaan semua membahas dia dan penuh dengan pandangan sinis. Lisa merasa penuh kebingungan kenapa satu sekolahan jadi tahu masalah ini dan dia menebak-nebak semua ini pasti ulah Aldy.
*
Kriiingg...!!
Kriingg....!!
Menandakan jam istirahat, Setelah guru keluar Lisa langsung berlari untuk menghindari omongan-omongan siswa siswi yang terus membicarakan dia dibelakang dan memandang Lisa sinis. Langsung langkahnya terhenti setelah melihat Galih berada agak dekat didepannya.
Kalau begini... Apakah kak Galih sudah tahu aku suka sama dia? Kalau dia juga tahu aku sudah tidak bisa menghindar lagi dan harus terus terang sama kak Galih bisik Lisa dalam hatinya seolah tidak ada jalan lain kalo Galih sudah tau semuanya dia Berani atau tidak berani harus terang langsung mengungkapkan perasaannya selama ini yang dia jaga bertahun-tahun.
Ehm..
Tiba-tiba muncul disamping Lisa dan lamunannya buyar seketika.
*
"Aku tahu kamu mau ngomong apa? Kamu suka Galih kan? Ujar Aldy yang tiba-tiba berdiri disamping Lisa.
Ekspresi kaget, tanpa sadar sudah ada orang iseng jelek, bicaranya tidak melihat suasana. "Jangan ngagetin dong! Dan jangan asal bicara kamu!" dengan suara lirih Lisa berbicara.
Aaa!!!.... Aaa!!!
Aaa!!!.... Aaa!!!
Tenyata semua itu sebuah mimpi, jantung Lisa berdetak serasa lebih cepat dari sebelumnya, walaupun cuma itu sebuah mimpi. Dia juga membayangkan jika mimpi itu terjadi disekolah nanti.
Setiba disekolah lisa berjalan menuju ke ruang kelasnya dengan perasaan yang campur aduk, "Pagi Lisa!" sapa Miya dari depan Lisa.
Miya memang sengaja menunggu Lisa dari tadi didepan ruang kelasnya.
Lusuh, rambutnya acak-acakan, mata panda, itulah gambaran Lisa pagi itu. Berbeda dengan pagi-pagi biasanya yang ceria, rapih, terlihat cantik walaupun pendiam.
Beberapa saat kemudian.....
Disaat jam pelajaran dia tidak fokus, dan hanya berfikir saat ini dia harus menjauhkan diri dari Aldy serta tidak boleh berhubungan lagi dengan cowok jelek itu lagi, walaupun tadi pagi hanya mimpi tapi masih merasa itu tidak aman baginya.
Tapi dia berfikir ulang kenapa harus menjauhi Aldy, dia juga sudah berjanji buat saya dekat sama Galih dan sudah tahu rahasia satu sama lain, anehnya kenapa dia masih mau membantuku. Pikiran Lisa saling bergejolak tidak jelas kacau apa yang harus dilakukan selanjutnya.
- Masuk jam istirahat -
Lisa berjalan ke menuju ruang seni. "Sudah saya ubah bagian yang ibu minta" ucap Lisa pada guru seni.
"Wahh.. Bagus sekali lukisanmu jadi jauh lebih baik" puji guru itu sambil melihat lukisan Lisa.
"Err.. Maaf bu, buku yang saya pinjam sebelumya belum selesai dibaca, boleh dikembalikan nanti kah?" dengan nada canggung Lisa mengatakan itu.
"Tentu saja boleh kok, ngga usah buru" jawab guru itu dengan senyum. "bakat melukismu itu luar biasa, sayang sekali kalau tidak dilanjutkan" lanjut guru tersebut menasehati Lisa.
Disisi lain Lisa memikirkan mamanya ingin sekali dirinya untuk melanjutkan pendidikan dijurusan kedokteran dan tidak mungkin diijinkan masuk jurusan seni.
"Aku juga mau baca bukunya dong bu!" timpa perkataan pria itu.
Ditengah perbincangan mereka tiba-tiba seseorang muncul dari jendela, dan membuat kaget mereka berdua.
"Astaga, ini si jelek kenapa ada dimana-mana" dalam hati lisa menatap kaget.
"Selamat pagi bu!" melambaikan tangan sambil tersenyum ceria Aldy menyapa guru itu.
"Oh kalian berdua Sudah saling kenal ya" gurau guru itu menatap wajah dua muridnya itu.
Kenapa dia bisa disini? Perasaanku jadi ngga enak. Kabur dulu deh!! Dalam Hati Lisa merasa perasaannya tidak enak. "Sampai ketemu lain waktu Bu! buku ibu nanti saya kembalikan beberapa hari lagi ya" terburu-buru Lisa lari menghindar dari Aldy.
Hmmm... Aldy memperhatikan kelakuan gadis itu seperti anak kecil.
Hoshh...
Hoshh...
Hoshh..
Huft fiuh..
Terdengar memperbaiki nafasnya yang tidak teratur sehabis tadi berlari cukup jauh.
"Hey, kamu kenapa lari-lari gitu?" berusaha Miya mendekat ke arah lisa. "Astaga udah seperti orang yang ngga bernyawa saja.. " melihat temenya itu duduk wajahnya pucat dan keluar semua keringatnya.
"Sial! Sial! Apes aku" satu kalimat itu yang hanya keluar dari mulut Lisa.Semakin bingung Miya dengan temannya satu ini, tanya Miya "Kenapa? ada apa sih sebenarnya? Cerita sini ngga papa kayak sama siapa aja kamu""Aku lihat sesuatu yang bikin aku sial hari ini" dengan wajahnya ditutupi kedua tangannya.Miya menjelaskan, biasanya seorang Lisa ngga senang ngga marah selalu flat, dan akhir-akhir ini ngga teratur, lusuh berbeda hari hari biasanya."Kamu aneh banget akhir-akhir ini tau ngga, ngga seperti biasanya gatau ada masalah apa yang kamu sembunyikan" ditutup pertanyaan."Ahh..! Masa iya kah ? ngga ada apa-apa kok ngga ada yang aku sembunyiin juga santai mungkin perasaanmu saja yang khawatir sama aku" jawab Lisa sekenanya."Habis ini kelas olahraga, kita ke lapangan yuk" ajak Miya sambil menarik tangan Lisa. Sedangkan Lisa hanya menganggukkan kepala saja bertanda mau di ajak.Keadaan dilapangan t
Tangan Aldy menutup mulutnya sendiri, menahan ketawa melihat reaksi Lisa yang tidak bisa apa-apa didepan Galih. "Baguslah kalau begitu, kamu dulu orangnya ngga banyak bicara, kalau ngga bilang mana ada orang yang tau?" ujar Galih kepada Lisa sambil nenundukkan badan karena tinggi mereka berbeda dengan satu tangannya mengusap ke kepala Lisa. "Cari aku kalau butuh apa-apa yah, ngga usah sungkan ataupun malu-malu oke?" tambah Galih sambil mencubit pipi Lisa yang gemesin itu. Lisa tidak bisa berkata apa-apa lagi, pipinya yang memerah tidak bisa ditutupi. Kemudian Aldy dan Galih menjauh melambaikan tangan juga mengucapkan sampai jumpa lagi. Obrolan kecil antara Lisa dan Miya yag terdengar saat ini, mereka memuji Galih yang kharismanya tidak kalah sama Aldy yang mendapat penghargaan cowok terganteng satu sekolahan itu. Dalam benak Lisa masih berpikir apa mungkin semua yang dilakukan ini karena Aldy? apakah dia beneran m
Aku tidak pernah tahu apa-apa selama ini, begitu lama aku suka senior, tapi apa aku justru tidak tahu apapun tentang senior bahkan aku tahu hal ini dari cowok jelek itu .... Aku merasa terlalu naif selama ini.....Saat ini ribuan kata-kata penyesalan terlintas dikepala Lisa, entah kenapa merasa sakit hati dalam banget."Haaa.. Haaa.. Haa.. Reaksimu itu lucu abis pokoknya" Aldy yang dari tadi menahan ketewa akhirnya tidak bisa ditahan lagi melihat raut wajah Lisa, dia begitu geli melihatnya."Hah?" tanya Lisa merasa kebingungan."Aku tadi hanya bercanda kok santai sedikit kenapa, serius amat" jawab Aldy yang masih tertawa lepas."Ngga usah segitu takutnya dong! Haa.. Haa.. Haa.. ! langsung percaya aja sama omongan orang ngga ditelusuri dulu benar ngganya" sambung Aldy sambil memegang perutnya yang sakit dari tadi tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut."Kira-kira dong kalau mau ngerjain orang itu!" ujar
Syurr...!!Sebuah mobil melaju dengan cepat melewati genangan tepat dihadapan Lisa dan Aldy.Reflek Aldy langsung menyelamatkan Lisa menutupi agar terhindar dari percikan genangan yang akan mengenai wajah mereka berdua menggunakan jaket."Sudah tau ada genangan masih saja ngebut!" kesal Aldy dan melanjutkan kalimatnya yang masih kesal "Kamu juga bodoh ya! Mobil mau lewat saja kamu ngga tau"Langsung tersentak kaget mendengan kalimat terakhir, padahal baru saja dia mau mengucapkan terimakasih malahan berkata pedas lagi terhadap dirinya."Ehh.... Kalian...!!! Kenapa pakaian kalian jadi dekil begitu" terkejut Galih melihat dua temannya yang terlihat dekil.Mereka berdua pun bekerjasama menjelaskan bahwa tadi ada mobil lewat didepannya dengan kecang.... penjelasan panjang lebar secara detail."Eh senior! Lisa... !" sapa gadis dari belakang Lisa.Merasa bingung Lisa dan Aldy tidak ba
Tangan Aldy masih didagu menaikkan wajah Lisa yang dari tadi menunduk, terlihat Aldy sedang mengomentari Lisa."Kamu itu seperti ngga bisa senyum ya ? Rusa bodoh!" ujar Aldy.Tidak selang beberapa lama lisa mendengar omongan Aldy, Lisa pun mulai tersenyum."Bukan senyum datar seperti itu. Bodoh!" Lanjutan kalimat tadi.Dari kejauhan Galih dan Maya melihat mereka berdua seperti pasangan yang aneh. "Lisa! Kamu berdua sudah selesai belum, aku dan kak senior sudah selesai tinggal mau bayar nih " teriak Maya sambil melambaikan tangannya."Hah! Banyak banget barang yang dia beli""Ngga kurang banyak tuh" ujar mereka berdua kaget melihat belanjaan Galih dan Maya."Lisa, Rusa kecil. Kelihatanya bagus kok, cocok di kamu." terlihat tersenyum Galih sambil mengatakan itu sama Lisa."Ah, makasih kak" jawab Lisa lirih.Cukup satu kalimat saja, Dia bisa membuat perasaanya lega dan melambung tinggi la
"Kalau pas kebetulan cowok itu orangnya ramah, kasih dompet saja gimana? atau syal rajutan juga boleh tuh." kata Miya "Eh! tapi ini belum musim dingin, ngga apa kasih syal?" imbuh Miya.Dengan memikirkan omongan Miya, dia ingin kado yang special tentu yang kreatif juga. "Tapi mau kasih kado apapun juga tetap butuh money kan.... jadi.... ? " bergumam lirih Lisa.Tak selang lama berfikir, Lisa langsung lari kencang masuk ke dalam toko roti dan berteriak "Miya! Aku minggu ini bakal ganti makanan jadi makan roti!""Yeah! Akhirnya Lisa sadar juga, semangat!" dengan wajah penuh semangat Miya akhirnya senang lihat sahabatnya berubah.Di dinding toko terdapat poster menu roti baru yang begitu menggoda. Sambil menunggu pelayannya dia membaca tulisan poster menu roti baru itu "Diskon produk baru! Rasa favoriteku lagi, cokelat almond! Uhh.. "'Ngga boleh! Harus hemat!' benak Lisa"Pak, mau beli kue gulung yang lima ribu it
"Pantas saja kamu ngga ada kemajuan sedikitpun dalam tiga tahun, kasih aja apa yang dia suka! Kayak gini aja kamu masih butuh bantuanku" tersenyum Aldy mengatakan itu. Berfikir senjenak dengan omongan itu, flasback kemarin orang nyebelin pernah mengatakan apa saja yang galih suka salah satunya kue kudapan manis, oh iya bener dia suka kue kudapan manis. "Kasih yang dia suka... Oh! Kudapan manis ya itu" seru Lisa. Dengan masih membayangkan respon Galih setelah nerima kue kudapan mais dari Lisa. 'Wah kue kudapan mais buatan dari Lisa enak ya. Kadonya buatan sendiri baru itu punya arti' dalam benak lisa membayangkan Galih berkata seperti itu. "Oh! Tinggal buat aja sesuatu yang senior suka" pikiran Lisa memang mengispirasi. "Buat sendiri? Emang bisa?" timpal Aldy. "Eh..? Oh iya aku.... ngga bisa bisa buat sendiri dan ngga ada peralatan buat membuatnya hufft" sahut Lisa dengan lemas. "Hmmm... Aku p
Setelah dipersilahkan masuk Lisa ke dalam rumah dan baru melangkah dia melihat sekitar ruangan yang berantakan sekali seperti kapal pecah."Rumahmu ini.... Perlu aku panggil polisikah .." tercengang Lisa melihat sekeliling ruangan yang berantakan.Taruh baju sembarangan, buang sampah sembarangan, taruh alat makan sembarangan, semua tak tertata rapi dan letaknya tidak sesuai tempat."Kalo gitu kita langsung mulai yuk! Tapi aku lupa naro buku resep kuenya dimana, minta tolong batu cariin ya" ujar Aldy dengan senyuman"Katanya bisa buat kue" ujar Lisa."Harus lihat buku dulu baru bisa buat lah" sahut Aldy."Kalo gitu cari aja digoogle lah!" ujar Lisa."Maaf tapi sinyal dirumahku jelek" sahut Aldy."Ngeselin!" Lisa menjawab.Terdengar mereka berdua saling beradu argument tidak mau kalah satu sama yang lain. Di sisi lain memang Aldy sengaja mengundang Lisa ke rumahnya. Selain membantu dia ajarin