'Tapi sekarang misiku yang terpenting gimana caranya yah dapat nomor hp senior ? Kalo ngga dapet bisa mati aku, si brengsek itu ....' gumam Lisa dalam hati.
Bisik-bisik
Dengan lirih Lisa berkata "Kak anu.. itu.. emm.. nomor hp kakak"
"Hm ? apa ? ayo dong ngomong yang jelas, saya ngga tahu maksud kamu" jawab jelas Galih sambil menatap Lisa.
'Bentar bentar kalo sampai yang lain mendengar bisa bisa saya diketawain orang yang ada disini...' berfikir Lisa dalam otaknya.
"Aku aku hari ini sebenarnya pengen dateng lebih awal buat bantuin persiapan ulang tahun kakak senior eh ternyata malah nyasar. Tapi, tapi karena aku ngga punya nomor hp ka..." sambung Lisa, tepi tinggal satu kalimat lagi tiba-tiba ada yang memanggil Galih
"Kak! Kak kesini sebentar dong! Aku mau kasih lihat sesuatu nih---- sebelah sini kak! " dari jarak agak jauh ada seseorang yang memanggil Galih.
"Oh Budi ternyata" Galih sudah ta
Gemetaran ~~ Gemetaran ~~ Gemetaran ~~ "Maaf Al, tadi aku cuma bercanda doang suer" ucap cowok yang sedang diseret Aldy keluar rumah ternyata dia adalah teman satu kelasnya Aldy sendiri yaitu Budi. Budi juga memiliki geng dikelasnya, mereka ber lima satu kelas sudah terkenal dengan ulah usilnya dan sering keluar masuk ruang BK. "Heehe.. Beneran tadi itu aku cuma bercanda. Semua ide misi berbahaya itu dari mereka ber empat, aku harus bilang begini ~ sini biar aku beri kamu pelajaran ~" lanjut perkataan Budi memberikan penjelasan sambil menunjuk satu per satu teman satu gengnya. "Si tolol ini brengsek, ngapain ngikutin orang lain juga dalam masalah ini sih" cetus salah satu teman Budi merasa jengkel. Tak lama kemudian Budi langsung melarikan diri kemudian dikejar mereka ber lima, Budi dikejar Aldy dan empat teman sekelasnya Budi. Kejadian ini yang tadinya menegangkan berubah menjadi lucu seperti anak kecil.
Terlihat siswa siswi sedang melakukan pemanasan dilapangan sekolah, semuanya serentak memakai pakaian seragam kaos olahraga menghitung sampai angka delapan. Dari atas, kepala sampai kaki diregangkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan apabila sudah melaksanakan olahraga. Terlihat dua siswi yang berdampingan sedang melakukan percakapan saat pemanasan berlangsung, mereka berdua ialah Lisa sama Miya. Lisa menceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir pada saat pesta ulang tahun Galih kemarin sore. Dari awal perjalanan saat Lisa sedang berjalan menuju ke rumah Galih yang tanpa sengaja Maya bertubrukan dengan dirinya yang membuat kado kue kudapan manis kesukaan seniornya terjatuh ke jalanan semua dan hancur tanpa berbentuk lagi. Lalu menceritakan kejadian yang awalnya tegang berubah menjadi konyol, saat Aldy emosi yang hampir berantem sama teman satu kelasnya. Dan yang terkhir Lisa bercerita tentang hal yang paling menyenangka
Dua cowok sedang berjalan melewati Lisa dan Miya yang sedang duduk, mereka membawa peralatan olahraga. Tidak jauh melewati Lisa dan Miya yang sedang duduk mereka menghentikan langkahnya lalu membalikkan badan."Lisa! seragammu mana!" ucap cowok pertama ngeledek karena kejadian tadi pada saat olahraga."Yang namanya Lisa keluar dari barisan dan langsung ke ruang BK menemui bapak." cowok kedua pun ikut ikutan ngeledek."Hush hush jangan gitu, sana pergi jangan gangguin orang!" gertak Miya mengusir kedua cowok tersebut.Kedua cowok itu bukannya pergi malahan ketawa merasa senang jahilin Lisa."Ihh gitu, ramah sedikit kenapa Mi" sahut keduanya bersamaan."Cowok seperti mereka berdua mah udah ngga usah dilayanin, hitungannya emang sudah sakit jiwa sih itu orang" sela Lisa dengan nada santai.Seketika saat itu juga terkejut Lisa kenapa ada tangan yang memegang diatas kepalanya.Srett --
-- Kelas Bahasa -- Semua murid sudah rapih duduk ditempat duduk masing-masing tak lama kemudian seorang guru perempuan udah berumur 65 tahun masuk keruang kelas dan langsung meletakkan bukunya dimeja guru paling depan, lalu berjalan ke arah papan pengumuman kelas dan menempelkan selembar kertas. ~PENGUMUMAN FESTIVAL SENI~ "Hari ini ada dua hal yang saya akan umumkan kepada kalian semua, pertama ada berita baik untuk kalian. Tanggal 18 sampai 19 Agustus sekolah akan mengadakan acara Lomba kemerdekaan Negara Indonesia, ada dua tema pertama olahraga dan festival seni. Untuk informasi lebih lanjut minta tolong untuk seksi olahraga dan kesenian masing-masing ke kantor bagian olahraga yang berada di belakang gedung ini lantai 1 dan kantor bagian kesenian sama belakang gedung ini tapi dilantai 3. Kesananya nanti setelah jam pergantian pelajaran." ujar guru perempuan itu. "Untuk seksi humah Ibu minta tolong mohon dibantu hitung jumlah anak yang ma
Bipp -- bippBipp -- bippMundur --Sedikit lagi Lisa hampir tertabrak mobil yang melaju kencang, saat menyebrang jalan dia ngga tengok kanan kiri sebelum menyebrang tadi karena masih mikirin senior.Kringg -- kringgKringg -- kringgTerdengar suara hp lisa berbunyi setelah dilihat ternyata Galih yang menelpon dia, gugup dan terkejut Lisa mau mengangkat telpon itu "Ha.. Halo ka.. Kakak""Hai Lisa! lain kali kalau jalan jangan nunduk ya, kamu harus lihat kedepan dan terutama fokus jalan! kalo gitu bahaya tau. Sepertinya kamu lagi mikirin sesuatu yah banyak pikiran" terdengar suara dari telpon Lisa."Iya kak.. Tapi kok kakak bisa tau aku lagi jalan ga fokus ya?" tanya lisa yang bingung."Iya kebetulan aku tadi diseberang jalan, ngga sengaja aku lihat kamu jalan sendiri jalan sambil nunduk kepalanya" jawab Aldy dari telpon."Ooo gitu, kakak baru pulang juga juga kah?" tanya kembali Lisa.
Tanpa pikir panjang Lisa melangkah ke jalan yang akan reporter itu lewati "Tadi aku denger kalian lagi ngomongin Artis ibukota kesukaanku itu, tadi saya lihat baru saja saya lihat dia jalan ke arah sana naik mobil pribadi warna hitam" ucap Lisa membohongi mereka tangannya menunjuk suatu ke arah."Hah! Terima kasih adik kecil atas informasinya, ayok cepet kejar semuanya" tergesa reporter itu berlari ke arah yang Lisa tunjukkan untuk mengejar Gea.Setelah jauh para reporter itu berlari Lisa langsung menghela nafas, 'Huftt! Mereka percaya juga sama omonganku ya, aktingku ternyata hebat juga dan ada bakat terpendam aku di akting hufft... ' lega Lisa ucapannya dipercara para reporter itu."Aktingmu lumayan bagus juga rusa bodoh, tapi kenapa coba tanganmu sampai gemetaran begini hiihi.. " tangan Aldy memegang tangan Lisa yang masih gemeteran.He he he~"Kamu pikir gampang apa, bohong sama orang reporter berbadan besar kayak gitu. Takut
'Bakal dilihat banyak orang termasuk senior nih, harus fokus serius nih gambarnya' batin Lisa yang sedang melukis buat lomba seni nanti tapi masih bingung belum ada ide mau melukis apa dia. Waktu itu juga semasa waktu SMP, selesai festival seni berkhir. Senior langsung lari masuk ke dalam kelas Lisa, terengah engah membawa lukisanku dan bertanya siapa yang melukis dan langsung mengajak Lisa masuk ke klub lukis masa lalu. Bagi Lisa yang hobi melukis ingin selalu melukis dan menjadi pelukis ulung yang terkenal tapi semua itu dia tahu tidak mungkin baginya meraih mimpinya. Senior bagaikan cahaya hangat yang membawa masuk ke dunia impiannya. Senyuman lembut itu merangkul membangkitkan mimpinya yang akan dia pendam terkubur dengan harapan ibunya. Selamanya senyuman lembut itu tidak akan pernah dia lupakan, pelahan tapi pasti akan selalu terukir dihatinya. ~ Krekk.. ~ Pintu kamarnya pun semakin terbuka lebar kemudian mama nya
~ Braakk.. ~ Seseorang menggebrakkan meja yang berada didepan Lisa, cowok itu menyapa Lisa dengan senyuman "Hai Lisa!" Lisa melihat cowok itu berfikir kenapa gara-gara tidak sengaja waktu kejadian dimasa lalu jadi sekarang sering ketemu dia, seperti dimana mana cowok itu. "Ah jadi kamu Budi, hai juga" sapa balik Lisa yang ternyata cowok itu Budi dimasa lalu pernah menendang bola melebar tidak sengaja mengenai wajah Lisa pada waktu itu. "Kamu rajin banget sih Lis, pantes aja setiap ulangan pasti wali kelasku pasti kamu yang dijakan contoh" puji Budi melihat Lisa. Uhukk .. Uhukk .. Sedetik kemudian sontak Lisa terkejut dengan ucapan Budi, dengan agak malu dia menutupi mulutnya dengan tangannya sendiri. "Eh? Kenapa kamu malu seperti itu sih? Haaha jangan gitu turunin tanganmu dong" ucap Budi dengan kebiasaan lama sok kenal sok dekat. Tiba-tiba tangan Budi mendekat berniat mengal