-- Gedung sekolah SMA Negeri 1.... --
Bangunan yang berdiri gagah nan megah, salah satu SMA Negeri yang ter favorite se daerah setempat, meluluskan banyak orang yang berkompeten dan telah memasukkan banyak siswa siswinya ke universitas atau perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Hari ini masih hari bebas setelah melasanakan Ulangan Tengah Semester dan masih ada kegiatan lomba yang beberapa diantaranya masuk babak final.
Lisa melangkah menuju ke lobby utama sekolah sendiri, terpisah dengan Miya karena masih ada lomba yang dia ikuti dwngan teman satu kelas sedangkan Lisa mau melihat hasil lukisannya dimading sekolah.
Setelah sampai didepan mading banyak lukisan-lukisan yang sangat indah nan cantik dia lihat, selangkah demi selangkah dia melihat lukisan beserta nama penulisnya dibawah pojok kiri lukisan itu. Lisa mencari sembari melihat bakat-bakat lukisan orang lain yang tertempel dimading."Itu lukisan kamu kan? Kamu ta
Maaf akhir-akhir ini Author jarang update 🙏 habis ditinggal nikah sama pujaan hati😬 Buat kalian yang pernah ngerasaain tinggalkan komen kalian, kalo yang belum pernah semoga tidak ngalamin. Aminn...
Buugg!! Tanpa ucapan atau sapa dari belakang Lisa berdiri, bahunya ada yang menampol agak keras membuat dia kaget bukan main. Tidak ada rasa salah sekaligus orang itu berkata dengan santainya "Wow! Wow! Sekarang kalian berdua jadi bahan berita terhangat ya, trending topik satu sekolahan membicarakan kalian berdua. Dulu waktu itu aku tanya langsung sama kalian berdua, satu orang diantara kalian tidak ada yang mengaku! Dan sekarang beneran apa yang aku duga selama ini, kalian berdua itu ternyata pacaran ya. Kalo ceritanya gini aku ngga bakal kena marah lagi sama Aldy heehe" ucap seseorang itu yang belum jelas, tapi dari omongan, ketawanya Lisa sangat tau jelas orang itu..... Ternyata Pria itu Budi -- Entah kenapa semenjak dia kenal Budi selalu saja di manapun dia berada selalu ketemu sosok orang tidak jelas itu, menurutnya ketemu orang ngga jelas seperti budi sama hal yang apes baginya entah kenapa dia merasa sampai begitu mungkin sama kata-kata nya
Hah! Melongo! Banyak siswi yang menjadi pengagum Aldy terasa patah hati. Sedangkan Semua murid lain yang berkumpul disitu mendengar keterangan yang keluar dari mulut pria yang sedang dihapannya itu tercengang serentak terkejut kaget. "Apa A.. Aku ngga salah dwngar itu?! Selama ini yang nyariin gadis itu Aldy! Ja... jadi benar dong!" keluar pernyataan seketika dari mulut seseorang siswi yang ada ditengah sekumpulan banyak orang itu. "Hiihi Karena dia punya hutang sama aku! Kenapa kalian semua wajahnya begitu ceria begitu? Biasa aja dong kan wajar" Jelas Aldy dengan santai masih bisa tertawa kecil sedikit meledek semua orang yang ada disitu. Bukannya senang sudah ada jalan keluar bagi mereka berdua tapi Lisa semakin jengkel mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Pria itu, menurut dia malah semakin mencurigakan kalo alasannya begitu tak masuk akal sehat manusia. "Oh nguntang ternyata! Hampir saja aku termakan berita hoax, syu
-- KARENA AKU SAYANG SAMA KAMU --Tatapan serius --Terkejut! --Tanpa kata sedikitpun yang keluar dari mulut Lisa, mendengar apa yang diucapkan Aldy barusan dia merasa terkejut berlari meninggalkan pria itu sendirian. Sementara Aldy masih duduk merasa tidak percaya apa yang dia katakan barusan dihadapan gadis itu.Aldy merasa aneh tidak paham dengan perasaanya sendiri, semenjak kenal dengan Lisa dia merasakan kenyamanan yang dia sendiri belum pernah rasakan sejak kecil."Sialan...!! Siall!! Bodoh banget sih aku ini, barusan ngomong apaan coba bisa seperti itu sih, goblok! Benci aku dengan diriku sendiri ah!! " kesal nampak dari wajah Aldy, kedua tangannya juga mengusap usap rambutnya yang sekarang terlihat berantakan.....Jadi sekarang Aldy sudah tahu, tentang perasaan apa yang dia pendam selama ini. Tapi itu menurutnya mengungkapkan semua itu tidak benar sama sekali. Aldy sudah tahu ini tidak akan pernah mungkin, tapi ken
"Kalian sedang... " belum sempat Miya bicara sampai akhir kalimatnya. Memotong pembicaraan -- "Oh iya aku lupa dengan lukisannya! Maaf aku harus pergi selesaikan lukisanku dulu sebelum kelas ini selesai!" berkata gugup Lisa sangat mudah ditebak bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu. Baru melangkahkan kaki beberapa langkah, kemudian langkahnya terhenti "....apakah dia masih disana Mi?" tanya Lisa. "Udah ngga kok, tadi dia langsung pergi setelah aku mau menghampiri dia" jawab Miya dengan datar merasa curiga ada yang aneh dengan sahabatnya itu. "Kalau begitu nanti pulang sekolah kamu balik duluan saja, Aku mau lanjutin nempel lukisan dan ada sedikit urusan. Maaf ya jadi ngga bisa pulang bareng kita hari ini." ucap Lisa membalikkan badan menghadap Miya dan tersenyum. Dalam hati Lisa sangat ingin bercerita tentang semua apa yang terjadi pastinya juga dengan itu bisa meringankan beban walau sedikit, tapi banyak pert
Krriingg... Krriingg.. Ponselnya berbunyi, ibunya mengirim pesan sebelum sampai ke rumah Miya disuruh membelikan kue kudapan dua porsi dulu walaupun arah rumah dengan toko kue berbeda. Awalnya Miya menolak dengan alasan arah toko berlawanan dengan arah pulang ke rumah tetapi dia pasrah nurut karena ibunya ngomel panjang lebar terlihat dari pesan yang terkirim berikutnya setelah dia beralasan. 'Oh iya pas kebetulan arah toko roti sama rumah Lisa sama, mungkin bisa papasan bisa jalan bareng lagi kan ada temen jalan ga sendirian... ' bisik Miya dalam hatinya yang masih berjalan. Tidak jauh Miya berjalan betul dengan feelingnya sendiri, ehh.. tapi kenapa Lisa kok malahan duduk didepan taman bukannya pulang ke rumah, Miya penuh rasa penasaran apa yang sedang dilakukan seahabtnya saat ini langsung tanpa pikir berjalan mendekati dan akan menanyakan secara langsung. 'Ekspresi dia kenapa kusam begitu? Pasti ada sesuatu yang ngga b
"Ahhh.. Aku jadi sahabat ngga bisa ngertiin perasaan sahabatnya sendiri, orang sepertiku bagaimana bisa disukai oleh orang lain?" keluh kesal Lisa terhadap dirinya sendiri sebegitu egoisnya dia. Disisi lain Miya yang melanjutkan berjalan ke toko roti masih bergeming dalam hatinya 'Ah.. ngga percaya aku barusan bisa berkata semua itu apa yang aku pikirkan jadi aku utarakan semunya, baru kali ini aku ngga bisa tahan... Sepertinya berlebiahan agak keterlaluan ucapanku begitu menusuk semoga dia sadarlah aku berkata begitu demi kedepannya dia juga kok, aku harap dia bisa merubah sikap, dan sifatnya' Kata demi kata tadi keluar begitu saja dari mulut Miya tanpa dia rencanakan sebelumnya... Karena menurut Miya sebagai sahabat, dia sayang sekali sama Lisa. Jadi semoga semua itu yang Miya ucapkan menjadikannya sebuah pelajaran berharga untuk mendewasakan, Miya berharap dirinya juga penting dalam kehidupan Lisa selama ini dan esok hari. Itu kan yang namanya SAHABAT.
Ruang UKS Terlihat seorang pria sedang memapah wanita berjalan menuju ruang itu, "Maaf sebelumnya telah merepotkan kak senior, tadi aku kurang hati-hati saat turun tangga jadi terkilir kaki saya" ucap sesal wanita itu merasa merepotkan orang lain. Ya, dua orang yang berada diruang UKS itu Galih dan Maya. "Ngga apa kok tenang, duduk aja dulu sini" sahut galih menenangkan Maya. Sebuah pertanyaan terlempar dari Maya tertuju kepada Galih membuatnya terkejut, nampak dari mudah terbaca oleh wanita itu melihat wajah Galih tampak sedang terburu buru dan masam tidak tampak seperti biasanya yang ramah penuh senyum. "Ah.. itu bisa saya atasi kok, sebenarnya hari ini aku ada janji bertemu dengan sesorang penting dihidupku tapi kan ada kamu yang sedang perlu ditolong jadi nanti dia akan memahami keadaan ini" jawab Galih tenang. Genggam tangan begitu kesal mendengar jawaban yang dilontarkan pria itu, apakah aku bukan yang ter
'Maafkan aku Lisa. Walau kamu gadis pendiam namun juga kamu baik dan menyenangkan tapi semua yang aku lakukan ini demi kebahagiaan kita semua terutama kak senior jadi harusnya kamu mengerti tujuan aku berbuat seperti sekarang ini' keluh kesal gadis yang masih duduk di atas kasur itu. Sampai akhirnya dia tak bisa mengangkat kepalanya sendiri yang dari tadi membungkuk rasa sesal perbuatan itu penyebabnya. Mungkin Lisa juga sast ini akan membenci dirinya kalau saja tahu, bahkan Galih pun lebih benci jika saja dia juga tahu akan hal ini. ----- Taman dekat sekolah Di tengah tenggelamnya sang mentari, bulan pun mengambil alih tugasnya berada di atas langit menambah panorama indah diantara banyak bintang. Gelap pun mulai muncul karena bulan dan ribuan bintang tak sanggup menyinarkan cahaya lebih terang dari sang mentari. Suara jangkrik, burung hantu dan hewan malam lainya berkolaborasi menyairkan nada memakan suasana yang sepi sendirian duduk dibangku taman. G