POV Reza
Akhirnya aku bisa masuk dalam kehidupan Bang Rasyid. Sepertinya lelaki itu begitu percaya dengan ucapanku dan tidak sulit untuk merayu dan mengambil hati Bang Rasyid.
"Kamu yakin akan kerja di sana?" ucap Mama saat aku mengemasi barang-barangku ke dalam koper.
Aku menoleh kepada wanita yang berdiri di ambang pintu kamarku. "Iya Ma, maka dari itu aku titip Amira di sini!" ucapku sekilas melihat pada Mama yang terus mengawasiku sedari tadi kemudian kembali berfokus kepada koper yang berada di depanku yang sudah penuh dengan beberapa potong baju dan barang-barang yang akan aku butuhkan di rumah Bang Rasyid nantinya.
"Reza, sudahlah! Lebih baik kamu lanjutkan saja pekerjaanmu menjadi seorang guru. Toh, bukankah menjadi seorang PNS adalah impianmu sejak dulu," ucap Mama diikuti suara derap langkah kaki yang semakin mendekat ke arahku. Wajah' wanita itu terlihat getir melihat padaku.
Ak
POV Yasmine."Aku titip Ratih Yas, tolong awasi dia!" Bang Rasyid menggenggam erat kedua tanganku seraya menjatuhkan tatapan lekat. Tergambar jelas kasih sayang pada Ratih dari sorot mata Bang Rasyid."Jangan biarkan dia pergi bersama lelaki manapun, Yas! Aku takut hal buruk terjadi padanya," ucap Bang Rasyid dengan sorot mata menerawang jauh."Insya Allah aku akan menjaga Ratih, Bang! Sekalipun aku tau Ratih belum bisa ....!"Bang Rasyid meletakkan jari telunjuknya di depan bibirku. "Percayalah Yas, Ratih hanya butuh waktu dan setelah itu semuanya pasti akan baik-baik saja!" Bang Rasyid mengusap pucuk kerudung yang aku kenakan mencoba untuk menyakinkan aku.Aku menghela nafas panjang, menatap pada benda pipih yang berada di tanganku. Setelah perdebatan panjang yang terjadi antara aku dengan Ratih. Bagaimana bisa aku tidak marah dengan gadis muda itu. Bisa-bisanya Ia keluar rumah tan
POV Reza"Tolong awasi adik dan istriku. Aku dengar istriku masih sering menemui mantan suaminya. Jadi kalau ada apa-apa tolong segera hubungi aku," tukas Mas Rasyid di balik telepon membuat sebuah senyuman terbit dari kedua sudut bibirku."Baik Mas, aku pasti akan membantu Mas Rasyid," jawabku.'Tentu saja aku akan membantumu Mas, tapi bukan membantumu untuk semakin dekat dengan Yasmin. Namun, justru sebaliknya."Aku tidak tau Reza, pada siapa lagi aku harus meminta tolong untuk hal ini. Karena beberapa hari ini aku harus tetap stay di Bojonegoro mengurusi proyekku yang baru mulai di satu sisi aku sangat menyayangi Yasmin, Za. Tetapi sepertinya dia masih menyimpan perasaan pada suaminya," tutur Mas Rasyid dengan nada lesu."Mas tenang saja, aku pastikan Mbak Yasmin dalam keadaan aman bersamaku," balasku dengan nada bersahabat."Baiklah Za, terimakasih atas bantuanmu!" uca
POV YasminByur!Belum sempat aku menerima suapan dari tangan Mas Bagas, seseorang sudah menyiram tubuh Mas Bagas dengan minuman yang berada di atas meja.Kedua mataku membelalak saat melihat seseorang yang melakukan perbuatan itu adalah Bang Rasyid. Takut dan terkejut kini berkumpul menjadi satu membuncah memenuhi dadaku. Aku segera bangkit, melihat' pada lelaki yang melemparkan tatapan nyalang kepada Mas Bagas. Kedua tangannya mengepal siap untuk meninju Mas Bagas."Kamu bukan siapa-siapa, Yasmin!" cerca Bang Rasyid mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Mas Bagas yang masih terhenyak oleh kedatangan lelaki itu.Kini lelaki yang sedang dikuasai oleh amarah itu menoleh padaku dengan tatapan tajam yang menghunus. Dengan kasar Bang Rasyid meraih pergelangan tanganku. "Ayo pulang!" sergahnya menahan amarah. Menatap tajam padaku.Aku masih limbung, "Bang, aku bisa
Aku terdiam melihat Bang Rasyid yang terlihat sedang menikmati pijatan lembut Reza. Byangan keberanian itu hanyalah sebuah lamunan semu yang tidak akan mungkin bisa aku lakukan untuk saat ini. Bukan karena aku takut, aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya Reza rencanakan masuk kembali dalam kehidupanku. Apakah wanita itu ingin membalas dendam padaku atau ... Tidak, aku tidak akan membiarkan dia merebut Bang Rasyid dariku seperti saat ia merebut Mas Bagas dariku.Aku memutar tubuhku kembali ke dalam kamar. Aku yakin Bang Rasyid tidak akan tergoda dengan Reza sedikitpun. Dan semua masalah yang tercipta diantara aku dan Bang Rasyid hanya sebuah kesalahpahaman saja.*****Hari ini aku memutuskan untuk berdiam diri di rumah. Aku ingin menyelidiki apa yang sebenarnya sudah Reza lakukan di rumah ini. Aku merasa wanita itu sudah tidak beres.Aku melihat secangkir kopi hangat dengan kepulan asap putih di udara su
POV BagasSepanjang perjalanan menuju rumah, Aska hanya terdiam dengan bibir mengerucut. Sorot matanya melihat pada pemandangan yang berada di luar kaca mobil. Tidak seperti biasanya, putraku yang periang bersikap aneh seperti ini."Aska, mau makan apa sayang?" tanyaku memecah keheningan yang tercipta diantara kami.Aska hanya menggeleng tanpa menoleh sedikitpun padaku. Wajah murung itu masih ia tergores pada wajahnya. Celotehan dengan banyak permintaan kini tak terdengar dari bibirnya.Aska berhambur menjatuhkan pelukan pada ibu yang duduk di kursi roda saat kami tiba di rumah. Beberapa saat Aska menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan ibu."Ada apa Aska? Tumben sekali kamu seperti ini," ucap Ibu seraya mengusap lembut punggung Aska yang berada di dalam pelukannya."Aku kangen sama Nenek!" lirih Aska.Ibu tergelak tawa mendengar ucapan Aska. "Memangnya suda
POV Yasmine"Abang!" Aku tercekat saat melihat Bang Rasyid tiba-tiba muncul di ruang kerjaku dan menarik tubuh Mas Bagas lalu menghujaninya dengan bogem mentah."Dasar lelaki tidak tahu diri!" hardik Bang Rasyid menarik tubuh Mas Bagas yang tersungkur lalu menghujani wajah' lelaki itu dengan tinjuan lagi."Cukup Bang! Cukup!" teriakku berusaha melerai perkelahian yang terjadi diantara Bang Rasyid dan Mas Bagas.Bruakk!Tubuhku tersungkur saat Bang Rasyid menepis kasar tanganku yang berusaha menarik tubuhnya. "Abang, cukup Abang!" tangisku pecah' di sudut ruangan dengan rasa sakit yang menjalar pada bagian pinggangku.Lelaki itu dengan membabi buta menghajar Mas Bagas tanpa ampun. Terlihat darah segar membasahi pelipis Mas Bagas yang sama sekali tidak melakukan perlawanan sedikitpun pada Bang Rasyid."Ayo lawan aku! Dasar lelaki banci!" hardik Bang Rasyid p
POV Rasyid"Entahlah aku merasa jika istriku masih memiliki hati pada suaminya," aduku pada Reza. Aku tidak tau harus kepada siapa aku mengadu semua keluh kesah ini. Karena kini ini hanya Reza lah teman yang dapat aku percayai."Kenapa Mas bisa bicara seperti itu?" sahut wanita yang duduk di sampingku dengan sorot mata penuh tanya.Aku menghela nafas panjang. Ada rasa yang mengganjal kerongkonganku saat aku teringat sikap canggung Yasmin setiap kali aku ingin menyentuhnya. Ia terlihat ragu dan terpaksa melakukan hal itu denganku. Aku kira setelah pendekatanku yang cukup lama dapat membuat Yasmin melupakan lelaki yang sudah menghianatinya. Tetapi ternyata aku salah, seburuk apapun jika orang sudah mencintai maka dia akan tetap mencintainya."Aku tidak perlu menjelaskan alasanku kepadamu. Hanya saja aku meminta tolong padamu, tolong awasi setiap gerak gerik istriku selama kamu tinggal di rumahku. Karena sela
"Reza!" Wanita yang tengah terisak itu berlari tanpa mempedulikan panggilanku. Hampir saja ia bertabrakan dengan Ratih yang muncul pada pintu kamar."Kak Reza!"Ratih tercekat melihat Reza tiba-tiba menangis keluar dari dalam kamarku."Ada apa dengan Kak Reza, Bang?" tanya Ratih padaku yang kini hampir ke dekat pintu.Aku mendengus kasar. "Tidak ada apa-apa!" sahutku melihat pada kepergian Reza menaiki anak tangga menuju lantai atas."Abang bohong!" cetus Ratih dengan wajah kesal.Aku menoleh kepada gadis muda yang kini sudah mengenakan pakaian tertutup sesuai dengan permintaan Reza."Abang pasti sudah melukai hati Kak Reza, kan?" cetus Ratih dengan nada menuduh kepadaku."Tidak, ini bukan urusan kamu!" balasku memutar tubuh. Namun tiba-tiba sebuah tangan menarik pergelangan tanganku membuat langkah kakiku terhenti."Tungg