Share

de'Nearos: Menggadaikan Masa Muda untuk Perdamaian Dunia
de'Nearos: Menggadaikan Masa Muda untuk Perdamaian Dunia
Author: alter8go

Prolog

“Nenek, aku pulang!”

Surai cokelat si gadis melambai seiring tubuh mungilnya berhambur masuk ke rumah reyot di tengah hutan. Pintu yang rapuh dimakan rayap itu berdecit ketika ia membukanya. Napas berantakan dan debar kencang di dada tidak menghilangkan senyum lebar di wajah. Manik hazelnya berkeliling, hanya untuk menemukan gelap dan hening.

“Nenek?”

Semakin tungkainya melangkah masuk, hatinya terasa semakin berat. Debu menyapa hidung, membuat indra penciumnya otomatis merespon. Jaring putih tipis terbentuk di sudut rumah. Aneh. Membiarkan sarang laba-laba adalah hal terakhir yang akan neneknya lakukan. Hening dan gelap bukan lagi hal yang gadis itu jumpai ketika kedua kakinya membawa tubuh itu semakin dalam.

Bau busuk.

Si gadis refleks menghentikan langkahnya. Jantungnya seakan berhenti bekerja ketika gemetar menyerang sekujur tubuh.

“... N-nenek.”

Satu langkah, dua langkah. Kini gadis itu berdiri tepat di depan pintu kamar sang nenek. Jemarinya terangkat meraih kenop. Dadanya terasa sesak. Sebelum si gadis menyadari setumpuk air di pelupuk mata, pemandangan yang menyapa ketika ia mendorong pintu adalah mimpi buruk yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Tubuhnya ambruk menyapa lantai. Seperti raga yang direnggut paksa dari jiwanya, gadis itu hanya memandang ke depan dengan tatapan kosong dan mulut terbuka. Napasnya pendek dan air mengucur deras dari kelopak mata.

Aroma menyengat itu berasal dari sekujur tubuh yang sudah membusuk di atas ranjang. Di antara cahaya rembulan yang menyelinap dari jendela, gadis itu bisa melihat tulang yang tak tertutupi daging.

Gadis itu menjerit, tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Hanya sesak yang menyakitkan. Kedua tangan di lantai perlahan terkepal. Kencang sekali sampai cairan merah mewarnai telapak tangan.

“... n-ne-ne-k….”

Rintihan pilu melesat dari bibirnya yang bergetar. Dunia di sekeliling gadis itu seperti berhenti berputar. Tangannya terangkat sebelum ia daratkan di pipi dengan seluruh tenaga yang tersisa. Rasa ngilu dan bau anyir di pipi gagal membangunkannya dari mimpi buruk. Gadis itu mengangkat tangannya yang lain dan melemparkan tamparan yang jauh lebih keras. Hanya untuk menerima fakta bahwa semuanya bukan mimpi. Bahwa apa yang ada di hadapannya adalah realita yang harus dihadapi.

Realita bahwa neneknya sudah tidak bersamanya lagi.

Gemelatup sepatu terdengar sayup. Semakin lama semakin jelas sebelum terhenti tepat di sisi gadis itu. Seorang lelaki jangkung menatap seonggok mayat di ranjang sebelum menghela napas dan berjongkok di sisi gadis itu. Satu tangan kokohnya meraih wajah si gadis. Memaksa iris hazel itu bertemu tatap dengan miliknya.

“Sekarang kau percaya padaku, cara mia*?”

Di balik selapis air di mata, terpantul wajah rupawan dengan seringai tipis.

“Aku sudah bilang mereka lebih buruk daripada binatang, bukan? Apa sekarang kau menyesal?”

Suara bariton itu tidak hanya menembus gendang telinga si gadis, tapi juga masuk ke dalam hatinya. Hati yang mulai terasa panas karena kobaran amarah.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang, cara mia? Kau tidak akan membiarkan mereka begitu saja, bukan?”

Seringai itu terbentuk semakin lebar. Seiring dengan iris hazel si gadis yang menggelap.

“… nuh …. Bu-nuh….”

“Hm, kau bicara apa?”

Dalam satu kedipan, iris kanan si gadis berubah menjadi sepekat darah. Tatapan kosongnya hilang, terganti amarah yang membakar. Satu seringai terbentuk di bibirnya. “Akan kupastikan semuanya mati di tanganku. Dengan cara paling mengerikan yang tidak akan pernah bisa mereka bayangkan.”

Lelaki rupawan itu menarik senyum lebar. Ia mendekatkan wajah dan mendaratkan satu kecupan di dahi si gadis. “Bagus. Mari kita hukum manusia berengsek itu satu persatu sampai tidak ada lagi yang tersisa.”

Saat itu, si gadis mengambil keputusan paling buruk dalam hidupnya; menerima uluran tangan iblis.

*cara mia = sayangku/kekasihku

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Herolich
Ini ceritanya bagus banget… Narasinya cantik, renyah dan gurih dibaca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status