Share

Bab 7

Felicia langsung pulang tanpa kemanapun lagi. Saat sampai rumah dia segera membuka gerbang rumah, lalu saat ingin membuka pintu ruang tamu dia kaget karena tumben sekali tidak terkunci. Saat membuka pintu dia terkejut karena lagi-lagi dia melihat mamanya dengan pria asing bedanya pria tersebut telah berganti baju menggunakan pakaian almarhum papa Felicia.

"Ngapain, mam?" ucap Felicia kepada mamanya sambil kembali menutup pintu tanpa mengunci.

"Ah--ann--anu itu--Fel--" ucap Tawarikh calon mama Tesalonika dengan gelagapan.

"Loh kok baru jam segini sudah pulang, Fel?" tanya mama Tesa.

"Iya guru rapat," sahut Felicia sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya ketempat semula.

"Siapa dia?" tanya Felicia karena rasa penasaran semakin meningkat.

"Ini calon papa kamu Fel, bulan depan mama akan menikah gimana menurut kamu?" jelas mama Tesa serta meminta izin. 

"Papa? Papa Feli udah almarhum jadi jangan berharap Feli akan memanggil pria itu dengan embel-embel papa, papi, ayah, bapak, abi or daddy, BIG NO!!!" ucap Felicia sambil melirik sinis pria itu dan penuh penekanan. 

"Tapi mama, Fel---" ucap mama Tesa ingin membujuk Feli agar mendukung. 

"Mama di altar bukannya janji sehidup semati sama papa? Mama sama papa hadirin Felicia ke dunia berdua so buat apa Felicia juga panggil dia papa?" ucap Felicia datar dan penuh penekanan kembali. 

"Tapi om dan mama kamu akan tetap melangsungkannya." sahut Tawarikh karena tidak ingin pernikahannya sampai batal.

" Ok, i don't care," ucap Felicia. 

PLAK

Saat ingin menaiki tangga tangan Felicia dicekal oleh mamanya, namun mamanya justru menampar putrinya sendiri. Bagi mama Felicia anaknya telah kurang ajar. Felicia menahan isakannya dan langsung melanjutkan menaiki tangga tanpa melihat mamanya. 

Dia menaiki tangga dengan cepat-cepat dan lalu membanting pintunya dengan keras. Dia mengambil baju, buku, dan tas miliknya karena dia berniat ingin melarikan diri dari rumah. Setelah selesai berganti baju dan menata isi tas dia turun kebawah tanpa melihat dua sejoli itu, tetapi dia salah besar karena mamanya melihat dia didepan pintu. 

"Kamu mau kemana, Fel?" tanya mama Feli sambil terisak karena telah menyadari menampar putrinya sendiri. 

"Kerja kelompok." ucap Felicia datar dan tanpa melihat mamanya. 

"Fel, mama minta maaf." ucap mama Tesa sambil memegang tangan Felicia.

"Nggak penting banget." ucap Felicia sambil membuang muka. 

"Fel, mama mohon." ucap mama Tesa menahan putrinya. 

"Jika 1 tulang rusuk pria diambil maka seharusnya dia hanya memiliki 1 orang wanita, dan apabila tulung punggung wanita hanya 1 maka harusnya hanya ada 1 pria, lalu mengapa harus berganti?" ucap Felicia melepaskan tangan mamanya dan berjalan tanpa menolehkan kepalanya kembali lalu  ke tempat pemberhentian bus menuju rumah Ashima berniat menginap. 

Setelah sampai ditempat pemberhentian bus dia menunggu bus yang akan ke arah rumah Ashima. Tak perlu waktu lama 10 menit menunggu bus yang dinanti pun tiba. Dia segera duduk di tengah dan samping jendela. Selama 15 menit perjalanan dia telah menghubungi Ashima bahwa dia akan menginap. Bus pun tepat berhenti di seberang minimarket yang tak jauh dari rumah Ashima. Dia langsung membayar ongkos dan menyeberang menuju rumah Ashima. 

Ding... Dong... Ding... Dong... 

Ashima bergegas membukakan pintu rumahnya karena bel yang terus berbunyi dan sesuai tebakannya ternyata Felicia telah sampai. 

"Loe kesini udah izin, Fel?" tanya Ashima agar Felicia tidak dikhawatirkan mamanya. 

"Mama gue lihat sendiri nggak perlu izin." ucap Felicia lalu meletakkan sepatu yang dipakai. 

"Loe nginep, Fel?" tanya Ashima lagi karena tumben sekali temannya ini membawa tas baju saat kesini. Felicia hanya menganggukan kepala. 

"Loe kabur ya? Loe ada masalah apa?" tanya Ashima dan Felicia menceritakan secara rinci.

"Ya udah deh gue peka paling loe seperti dulu lagi butuh refresing jadi lari ketempat gue walaupun punya cowok juga ke gue." gurau Ashima agar temannya terhibur. 

"Backstreet semua." ucap Felicia karena tidak ada yang tau bahwa dia setiap berpacaran atau dekat dengan lelaki pasti backstreet. 

Mereka berdua pun menuju ke kamar Ashima untuk menata barang milik Felicia selama tinggal bersama Ashima. Lalu mereka menuju ke ruang tamu untuk belajar hingga pukul 6 sore. Jam menunjukkan pukul 6 sore Ashima melakukan sholat dan Felicia bersiap ingin mengorder makanan karena persediaan kulkas Ashima habis. 

Selesai sholat Ashima kembali ingin menuju ke ruang tamu namun dibatalkan karena dia mencium aroma makanan yang membuat seketika belok ke dapur. Saat di dapur dia melihat Felicia sedang menata makanan. 

"Loe yang pesan, Fel?" tanya Ashima sambil memenuhi pipinya yang dibalas anggukan kepala. 

"Kulkas loe sepi jadi gue order." jelas Felicia sambil menuangkan air. 

"Ya, maklum gue kan sendiri ayah ibu gue kerja keluar kota pulang 3 atau 2 minggu sekali lagian mie instant masih 1 gue makan waktu sebelum loe kesini." jelas Ashima setelah mengunyah makanan. 

Mereka pun menyelesaikan makan mereka dengan tenang lalu menuju ke kamar untuk menata tas sekolah mereka masing-masing. Setelah selesai mereka pun menuju ke alam mimpi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status