Share

Bab 10

Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun.

"Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya.

"Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya. 

Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya. 

"Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu. 

"Bang, nggak usah senyam senyum deh merinding Ayra tau nggak." ucap Ayra menggosokkan kedua tangannya menyilang. 

"Dipikir abang kasep loe ini dedemit apa gimana." ucap Arkan bersiap-siap ingin menggelitiki adiknya namun terhalang oleh abinya. 

"Kalian berdua ya nggak capek apa setiap hari bertengkar tanpa libur." ucap abi Dalwyn yang telah selesai dirapikan baju oleh umi Khaliza. 

"Kalau nggak bertengkar bukan anak kita kali abi," ucap umi Khaliza sembari menuangkan sarapan ke setiap piring dan minum pada masing-masing gelas. 

"Tumben kamu tanya umi udah kasep belum,udah cakep belum biasanya aja kalau nggak umi ceramah kamu nggak rapi." ucap umi Khaliza bertanya-tanya pada Arkan.

"Wah kan hari ini khusus Arkan mau jedar jedor jeder neng geulis." ucap Arka senyum-senyum tak jelas sembari membayangkan ekspresi calon gadisnya itu. 

"Jedar jedor jeder? Anak abi pembunuh? Pakai jedor segala mau bunuh siapa kamu?Anak siapa yang kamu bunuh?Cantik nggak yang kamu bunuh?" ucap abi Dalwyn rinci tanpa jeda dan kalimat terakhir berhasil mendapatkan hadiah tatapan mata tajam dari umi Khaliza serta bonus telinga merah hasil jari lentik umi Khaliza. 

"Insyaallah, calon Arkan namanya Felicia Ananta, umi, abi. Dia cewek ter-bah,ter-wah,ter-wow deh buat Arkan. Hidung tenggelam, pipi chubby, pinter, cantik paras, imut, manis, cantik akhlak, polos tapi sayang dinginnya, Masyaallah." jelas Arkan masih senyam-senyum seperti orang gila. 

"Bang, lama-lama abang Ayra minta pindah umi abi ke rumah sakit jiwa ya gara-gara banyak senyum nggak jelas." ucap Ayra tidak paham bahwa abangnya sedang jatuh cinta sehingga senyam-senyum tidak jelas. 

Arkan tidak mempedulikan ocehan keluarganya dia memilih chat permaisuri di hati Arkan. 

@Arkan_Anta15

| Morning princess

@FeliciaAnanta27

 |Idih alay loe

@Arkan_Anta15

| Loh benerkan loe princess? 

@FeliciaAnanta27

| Kagak tuh gue human

@Arkan_Anta15

| Jangan lupa sarapan pinguin

@FeliciaAnanta27

| Gue manusia ya bukan pinguin

@Arkan_Anta15

| Tapi bagi gue loe pinguin karena hampir mirip

@FeliciaAnanta27

| SSL

@Arkan_Anta15

SSL? 

@FeliciaAnanta27

 | Suka-suka loe

| Katanya loe dikasih no WA gue sama kevin tapi kenapa loe DM gue?

@Arkan_Anta15

| Keasikan DM tuan putri jadi lupa kalau punya no WAnya

@FeliciaAnanta27

| Pikun 

Ditempat yang berbeda Felicia dan Ashima kini tengah menunggu bus yang menuju kearah. 

"Fel, serius tuh bocah bombay ini nanti?" tanya Ashima yang sedang berdiri di samping Felicia karena tidak kebagian tempat duduk. 

"Entah mungkin iya." jawabnya sambil kembali fokus memainkan permainan pou setelah membalas pesan Arkan. 

Setelah 15 menit mereka menunggu bus pun tiba. Felicia dan Ashima mengambil tempat bagian ujung belakang dia duduk samping jendela sedangkan Ashima yang berada dekat jalan. 

Selama 20 menit perjalanan menuju sekolah menggunakan bus Ashima dan Felicia pun telah tiba depan sekolah. Felicia mengecek jam tangan sekilas jam telah menunjukkan pukul 06:35.

Saat dia ingin memasuki ruangan Felicia melihat Arkan telah duduk di kursi milik Lutfi. 

"Kenapa kesini loe?" tanya Felicia sambil mengambil buku untuk dia pelajari kembali selama 20 menit serta memasukkan tempat pensil,papan ujian, id card kedalam laci meja bagiannya. 

"Mau temenin loe neng geulis." ucap Arkan sembari menopang kepala menggunakan tangan sebelah kanan untuk melihat Felicia. 

"Loe ke ruangan sendiri sana, bicarain nanti aja waktu pulang sekolah atau istirahat." ucap Felicia sambil membaca materi. 

"Serius?" tanya Arkan karena biasanya Felicia selalu bersama sahabatnya baik laki-laki ataupun perempuan. 

"Gue bohong, udah sana ke ruang sebelah kurang 10 menit doang bel." ucap Felicia mengecek jam dan menunjukkan pukul 06:50.

Setelah Felicia mengingatkan Arkan dia segera merapikan bukunya dan menyiapkan alat ujian semester diatas meja. 

Kring... Kring... Kring... 

Siswa-siswi yang berada diluar ruangan segera masuk begitu bel berbunyi. Para guru pengawas mulai menuju ke ruangan masing-masing yang telah dibagi kepala sekolah. 

Suasana di ruangan Felicia mata pelajaran pertama ini terlihat ramai ricuh dengan suara nyontek-menyontek. 

"Woy, Fel Fel nofel autan, alat musik dari Jawa Barat apa? Oy." ucap Neil sembari menendang-nendang kursi Felicia. 

Gadis itu tetap diam tanpa merespon satu pertanyaan pun dari Neil. Lutfi yang merasa terusik saat berusaha mencari jawaban pun gemas dengan suara Neil. Dia mengintip lembar jawaban Felicia. Felicia yang menyadari tiba-tiba ada hembusan nafas di sebelahnya begitu dekat pun dengan segera mengepalkan tangan tepat depan wajah Lutfi. 

"Kak Fel, maung ya?" ucap Lutfi sembari mengusap hidungnya yang terkena kepalan tangan Felicia. 

"Kerjain sendiri dan abaikan Neil." ucap Felicia kembali melanjutkan mengerjakan soal miliknya. 

Setelah Felicia selesai mengerjakan soal serta mengoreksi kembali jawabannya dia segera merapikan lembar jawabannya karena jam menunjukkan waktu pengumpulan kurang 10 menit. 

Kring... Kring... Kring... 

Bel pertanda istirahat telah berbunyi Felicia segera mengambil tas-nya dan keluar ruangan karena ketiga temannya alias Ashima, Dina, dan Angel. 

"Anak kecombrang mana, Fel." ucap Ashima celingukan mencari Arkan. 

"Tuh seberang." tunjuk Angel pada taman sebrang tempat Arkan duduk bersama teman-temannya. 

"Lah, dia katanya mau bilang sesuatu." tanya Dina menunggu saat Arkan akan mengatakan hal sesuatu kepada Felicia. 

"Mana saya tau kan dia yang butuh." ucap Felicia santai tanpa menyadari sedari tadi Arkan terus melihatnya. 

"Dasar Felicia Ananta." ucap Ashima, Dina, dan Angel serempak. 

"Woy, four queen kumpul yuk nanti setelah pulang sekolah terutama Felicia Ananta." ucap Asif merangkul bahu Felicia.

"Iya, InsyaAllah." ucap Ashima, Dina, Angel, dan Felicia bersahutan. 

Ketiga teman Felicia alias Ashima, Dina, dan Angel tetap menunggu Arkan mengungkapkan perasaan hingga bel pertanda masuk ruangan berbunyi. 

Kring... Kring... Kring... 

Seluruh siswa-siswi mulai menempatkan diri yang telah ditetapkan dan guru pengawas mulai melaksanakan tugasnya. Suasana mata pelajaran terdengar beberapa siswa yang berbisik meminta jawaban walaupun telah diingatkan pengawas. 

Felicia mengerjakan dengan tenang walaupun harus mendengarkan beberapa kali suara Neil yang meminta contekan dan Lutfi yang meminta bantuan kepadanya. 

Dan begitu terus bahkan hingga tak terasa waktu kurang 15 menit untuk bisa keluar ruangan. Dia kembali memeriksa apakah ada soal yang terlewat dan jawab yang kurang cocok baginya. 

Setelah Felicia selesai tepat pada saat waktu kurang 5 menit untuk keluar ruangan dia segera mengambil tas miliknya dan menunggu bel. 

Kring... Kring... Kring... 

Tepat saat bel berbunyi Ashima, Dina, dan Angel bergegas menuju ruang Felicia berharap sebelum pulang mereka melihat hal yang mereka harapkan. Arkan yang baru saja keluar dari ruangan sebelah pun kembali menimbang apa yang harus dia lakukan.

Apakah harus diungkapkan langsung atau cukup melalui pesan? 

Apakah dia harus menarik gadis itu? 

Bagaimana caranya dia mengatakan? 

Setelah meyakinkan serta memberanikan diri Arkan menarik Felicia dari teman-temannya yang ingin menuju ke samping lab untuk berkumpul. 

"Ikut gue sebentar khusus hari ini boleh?" ajak Arkan setelah menarik Felicia dari teman-temannya. 

"Mau culik gue kemana loe?" tanya Felicia berusaha melepaskan tangan Arkan yang berada di pergelangan tangannya. 

"Ada sesuatu yang mau gue omongin tanpa sepengetahuan teman loe." ucap Arkan sembari menarik tangan Felicia. 

Arkan mengajak Felicia menuju atap sekolah karena hanya tempat itu satu-satunya yang jarang dilewati orang. 

"Loe mau bilang apa?" tanya Felicia langsung setelah sampai atap sekolah. 

"Loe mau nggak jadi sosok orang spesial setelah keluarga gue?" ucap Arkan sembari berlutut dan menggenggam tangan Felicia. 

"Gue bukannya udah bilang kita beda dan gue nggak mau loe tambah dosa dengan zina pacaran beda keyakinan." ujar Felicia. 

"Tapi gue nyaman dan cocok sama loe." ucap Arkan merayu Felicia agar menerima.

"Gini aja gue nggak jawab nggak tapi gue juga nggak gantung loe. Kalau memang takdir maka bersatu dengan cara menurut Allah. Nikmati alurnya seperti air yang mengalir." ujar Felicia karena bimbang harus menjawab apa. 

"Loe ngantung gue berarti?" tanya Arkan. 

"Nggak, tapi biarin mengalir aja." ujar Felicia sembari melepaskan genggaman tangan Arkan dan membantu Arkan berdiri. 

"Loe setelah ini pulang?" tanya Arkan sembari membersihkan celana seragam yang dia kenakan. 

"Jemput Ashima bentar baru pulang." jelas Felicia menunggu apakah masih ada yang Arkan katakan. 

"Hati-hati jangan over ngapel sama buku mending sama gue." ucap Arkan narsis tanpa mengetahui bahwa gadisnya telah menuruni tangga secara diam-diam dan tanpa suara. 

Felicia hampir sampai menuju ke belakang laboratorium tiba-tiba HP-nya terdapat notif w******p dari grup.

Cendol dawet bukan kaleng-kaleng

Ashi bukan ASI

| Lah ini dua bocah Feli sama Angel mana

Floridina

| Ngapel mereka Feli habis di jeder

Ashi bukan ASI

| Hah Feli mati? 

Anda

| Gue orang ya meninggal bukan mati

kayak hewan, lagian gue masih bernafas

Floridina

| Lah muncul ini yang satu mana

Anda

| Lagi gantian otak sama pacarnya tadi

Floridina

| Kok loe tau Fel

Anda

| Tadi ketemu waktu kalian berdua mau kumpul gue sama Angel, tanpa sepengetahuan kalian

Drawingbook4A

| Nah bener kata Feli gue gantian otak

Angel membalas tanpa memahami maksud Felicia setelah  5 menit kemudian Angel baru memahami maksud tersebut. 

Drawingbook4A

| Heh loe pikir gue apa gantian otak

Floridina

| Lah baru sadar

Ashi bukan ASI

| Lah baru sadar (2) 

Anda

| (3) 

Drawingbook4A

| Anak Laknat

Anda

| Shim buruan pamit gue tunggu di gerbang ya

Floridina

| Loe kesini dulu pamit sama yang ada disini kenapa Fel

Anda 

| OTW

Felicia segera menuju ke samping laboratorium untuk pamit kepada teman-temannya dan lalu mengajak Ashima segera pulang. Felicia dan Ashima segera menuju halte untuk menunggu bus yang mengarah rumah Ashima tanpa kemanapun lagi. 

Setelah 10 menit menunggu bus dan 20 menit perjalanan menuju ke rumah mereka berdua segera makan siang lalu belajar hingga hampir menuju jam makan malam. Setelah selesai makan malam mereka bergegas menuju alam mimpi untuk ujian semester besok. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status