Share

56. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN MANILA SEBAGAI MAHAMARA

Hyang Yuda hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat satu per satu adegan dalam kehidupan yang dijalani oleh Dyah Manila bahkan setelah kematiannya. Di antara pikirannya yang terbelah antara membaca ingatan kehidupan Mahamara dan kehidupan nyata, Hyang Yuda mengajukan pertanyaan kepada Hyang Tarangga yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“Hyang Tarangga. . .”

“Ya, Hyang Yuda. . .” jawab Hyang Tarangga. 

Hyang Tarangga terkejut mendengar namanya dipanggil karena biasanya para Hyang yang sedang membaca ingatan makhluk lain akan benar – benar fokus dan mengabaikan keadaan sekelilingnya. Dengan alasan itu, Hyang Tarangga biasanya akan selalu ditemani oleh Hyang Marana atau Hyang Yuda ketika melakukan hal yang sama. 

“Apakah sosok yang dilihat Dyah Manila waktu itu dan membawa tiga guci abu milikku dari Majapahit adalah Hyang Tarangga?” 

Hyang Tarangga menganggukkan kepalanya, “Ya, itu memang aku. Setelah mengawasi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status