Hyang Yuda memberikan tepuk tangan kecil untuk ucapan Mahamara yang baru saja diucapkannya dan kemudian memberikan pujian kepada Mahamara dengan raut penuh amarah.
“Kamu bisa tahu ruang kerja Hyang Tarangga, itu artinya ada pengkhianat di Amaraloka. . .” Hyang Yuda menghentikan tepuk tangannya dan memandang sengit ke arah Mahamara. “Kamu benar – benar hebat, Mahamara. Semakin kamu memaksaku untuk menemukan ingatanku yang hilang, semakin aku tidak ingin mengingatnya. Benar yang dikatakan oleh Hyang Tarangga padaku, ingatanku yang hilang mungkin adalah untuk kebaikanku sendiri.”
Senyuman di wajah Mahamara menghilang seketika ketika mendengar ucapan Hyang Yuda. “Aku sudah mengatakan apa yang ingin kukatakan padamu, Hyang Yuda. Aku menyandera gadis itu bersamaku, kamu bisa melihatnya ketika perang terjadi nantinya dan gadis itu pasti akan mati di tanganku nanti. . . Kita bertemu lagi saat perang terjadi, Hyang Yuda.”
Tanpa disadari oleh Hyang Yu
Hari yang dijanjikan. . . Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka turun bersama – sama ke Janaloka. Di lokasi yang tidak jauh dari rumah Sasarada, pasukan Mahamara dan sekutu Amaraloka sudah berdiri di sisi yang berlawanan menunggu kedatangan Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka. Mahamara berjalanmaju dari bagian belakang pasukan miliknya ke depan pasukannya ketika melihat Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka tiba di Janaloka. “Selamat datang, Hyang Yuda. . .” Mahamara menyambut kedatangan Hyang Yuda dengan senyumannya. “Di mana Sasarada??” Tanpa membalas sapaan Mahamara, Hyang Yuda segera mengajukan pertanyaan pada Mahamara mengenai Sasarada. Sementara itu, Hyang Marana yang berdiri tidak jauh dari Hyang Yuda mendengus mendengar sapaan yang diberikan Mahamara kepada Hyang Yuda, “Kenapa kamu hanya menyapa Hyang
Hyang Yuda memaki dirinya sendiri yang tidak membuat antisipasi untuk serangan yang saat ini dilakukan Mahamara pada tiga alam di saat yang bersamaan. Tanpa di sadarinya, Hyang Yuda mempercayai ucapan Mahamara pada dirinya mengenai serangan yang akan dilancarkannya di Janaloka. Karena serangan yang sebelumnya terjadi hanya di Janaloka, Hyang Yuda sama sekali tidak memikirkan sifat Mahamara yang licik yang tidak hanya menyerang Janaloka melainkan juga berani menyerang Amaraloka dan Nirayaloka.[Dengarkan aku, Para Hyang. . .}Hyang Yuda berbicara di dalam saluran komunikasi yang terhubung ke Amaraloka dan seluruh Hyang sembari menggunakan wulung caksu miliknya untuk melihat ke seluruh lokasi peperangan di Janaloka.[Karena aku yang tidak berguna ini tidak mengantisipasi serangan Mahamara yang akan datang ke Amaraloka dan Nirayaloka, aku akan mengubah rencana untuk menyelamatkan tiga alam. Bisakah sekali lagi para Hyang mempercayaiku?]
Teriakan Hyang Yudadan suara aneh dari Hyang Tarangga terdengar dalam saluran komunikasi yang terhubung ke seluruh Hyang membuat seluruh Hyang yang mendengarnya terkejut dan bertanya – tanya di saat yang bersamaan. [Hyang Yuda, ada apa?] Hyang Marana yang berada di Nirayaloka berteriak terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda. [Hyang Yuda. . . apa yang terjadi?] Hyang Byomantharayang terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda segera bertanya melalui saluran komunikasi yang menghubungkan seluruh Hyang. [Apa yang kamu lakukan, Hyang Yuda? Kamu meninggalkan posmu dan pasukanmu.] Kali ini. . . Hyang Amarabhawana yang mengajukan pertanyaannya ketika menyadari Hyang Yuda pergi meninggalkan posnya dan membuat pasukannya terus didorong mundur. [Apa maksudnya meninggalkan pos? Hyang Yuda apa yang terjadi? Kenapa Hyang Yuda meninggalkan posmu?] Hyang Warsa pun juga tidak ketin
Melihat dirinya yang tidak bisa menghentikan Hyang Yuda, Hyang Tarangga segera menghubungi Hyang Amarabhawana menggunakan saluran komunikasi yang dibukanya khusus untuk menghubungi Hyang Amarabhawana. “Hyang Amarabhawana. . .” panggil Hyang Tarangga dalam kondisi terikat. [Ada apa, Hyang Tarangga? Apa yang terjadi? Baru saja tiba – tiba api hitam muncul dan membunuh hampir semua pasukanku, kenapa sekarang tiba – tiba menghilang? Bagaimana dengan keadaan Hyang Tarangga? Apakah Hyang Tarangga baik – baik saja?] Hyang Amarabhawana mengajukan banyak pertanyaan sembarimenatap heran ke lokasi peperangan di sekitarnya. “Sudah tidak ada waktu lagi, cepat pergi ke Sasarada dan lindungi gadis itu, Hyang Amarabhawana. Hyang Yuda menemukan cincin itu dan sekarang hendak memakainya.” Mendengar ucapan Hyang Tarangga dari saluran komunikasi milik Amaraloka, Hyang Amarabhawana tanpa berpikir panjang meninggalkan pos miliknya dan
Setelah membersihkan pakaian perang miliknya, Hyang Yuda yang mulai terbiasa menggunakan mendengar dirinya dengan panggilan Sena karena selama seharian ini, orang – orang di dekat rumahnya dan pelayannya memanggilnya dengan nama Sena sama seperti yang gurunya lakukan pagi tadi. Meski beberapa kali merasakan ada sesuatu yang janggal dan terlupakan, Hyang Yuda mulai menikmati kehidupannya sebagai Sena. Sempat terpikirkan dalam benak Hyang Yuda, beberapa kemungkinan yang sedang dialaminya saat ini. Hyang Yuda memikirkan banyak hal, mulai dari hukuman yang diberikan Amaraloka, atma miliknya yang terperangkap dalam tubuh manusia bernama Sena, kehilangan kekuatannya karena kesalahan yang tidak diingatnya dan banyak hal lainnya. Yang jelas bagi Hyang Yuda saat ini adalah dirinya sama seperti manusia biasa. Tidak memiliki kemampuan Dewa dan hidup dengan nama Sena.“Sena. . .”Seseorang datang dari arah pintu gerbang rumahnya dan memanggil nama yan
Belum lama berjalan keluar dari pusat Majapahit, pasukan Majapaht yang dipimpin oleh Mahapatih Nambi, Mahisa Anabrang dan Ken Sora sudah dihadang oleh Pasukan Ranggalawe. Di sekitar Sungai Tambak Beras di kota Jombang, pasukan Majapahit telah dihadang oleh pasukanyang dipimpin oleh Ranggalawe yang merupakan keponakan dari Ken Sora. Perang yang tidak terduga pecah sebelum perkiraan membuat dua pasukan dari dua kubu terpaksa berperang.Suara gemerincing ketika dua pedang saling bertumbukan, suara busur yang melepaskan panahnya dan suara teriakan pasukan yang siap mati untuk kemenangan menghiasi sekitar Sungai Tambak Beras di kota Jombang. Tidak berselang lama. . . darah merah mulai mengalir dari tubuh pasukan yang terluka dan beberapa pasukan jatuh tersungkur berada di ambang kematiannya, Hyang Yuda yang melihat pemandangan ini setelah ratusan dan ribuan kali merasakan sensasi yang berbeda.Selama ini dirinya yang menjabat sebagai Dewa Perang hanya meng
TAHUN 1297 Selama dua tahun kemudian dihabiskan oleh Hyang Yuda untuk bekerja sebagai Bayangkara di Antapura dan sudah tidak terhitung jumlah perang yang diikuti oleh Hyang Yuda dalam rangka memperluas wilayah Majapahit. Dalam dua tahun juga, Hyang Yuda juga jarang pulang ke rumah dan bertemu dengan Gurunya. Sejak insiden pemberontakan Ranggalawe, Gurunya Ken Sora mengurangi jumlah kunjungannya ke Antapura dan lebih banyak menghabiskan waktunya tenggelam dalam pekerjaannya sebagai Rakryan Patih ri Daha(1) di Kediri. (1)Rakryan Patih ri Daha berarti Patih bawahan di Kadiri dalam kerajaan Majapahit. Kadiri sekarang dikenal dengan Kediri. Dalam dua tahun juga, Hyang Yuda berhasil mendapat kepercayaan dari Rakryan Tumenggung(2) dan menjadi tangan kanan serta ahli strategi dari Rakryan Tumenggung.Namun setelah keberhasilannya untuk menjadi kepercayaan dari Rakryan Tumenggung, Hya
TAHUN 1298 Setahun kemudian. . . “Maharaja. . .” Pawestri Manohara dengan sengaja meluangkan waktu paginya untuk menemui kakaknya yang menjadi raja pertama Majapahit. “Adikku tersayang. . .” ucap Maharaja melihat kedatangan adik tersayangnya. “Karena sibuk dengan urusan kerajaan, kakakmu ini tidak memiliki waktu untuk mengunjungimu. . . bisakah kamu memaafkan kakakmu ini?” Pawestri Manohara tersenyum mendengar ucapan kakaknya itu, “Saya tidak berani, Maharaja. . .Saya juga bersalah karena tidak menyempatkan waktu untuk mengunjungi Maharaja. . .” “Ada apa kamu datang kemari pagi – pagi sekali, Manohara?” tanya Maharaja. “Ada yang ingin aku minta dari Maharaja. . .” Raut wajah Maharaja berubah menjadi sedikit serius meski berusaha tetap tersenyum di depan adik tercintanya. “Bisakah kita berbicara dengan berjalan – jalan di sekitar