Share

"5-LEON VS JASMINE-1"

Pulau O.

Di Villa Leon.

Setelah makan malam dengan sebuah fakta yang membingungkan, Leon yang berhasil mendominasi si bocil Rose, tanpa bertanya langsung membawa Jasmine dan si bocil Rose ke Villanya.

Awalnya Jasmine berontak hebat, minta di pulangkan ke Villanya. Tapi karena si bocil Rose terus merengek dan tertidur di pelukkan Leon, Jasmine akhirnya mengalah saja.

Disebuah kamar mewah yang ada di lantai dua, Jasmine tampak terdiam sambil menatap wajah cantik putrinya yang terlelap.

Jasmine yang duduk di sisi ranjang, terlihat sedang memikirkan sesuatu.

“Kau, sungguh bukan Rose kah?” sederet kalimat tanya yang Leon lontarkan kala di resto, membuat Jasmine tak bisa melupakannya. Tatapan penasaran dari wajah tampan Leon terus mengganggu pikirannya.

Sedetik kemudian, serangan sakit di kepala Jasmine kambuh.

Lagi-lagi, potongan bayangan-bayangan kisah manis Leon yang bercumbu dengan seorang wanita muncul di ingatan Jasmine. Jasmine meremas kepalanya, merintih kesakitan.

Di saat yang bersamaan, Leon muncul dan melihat Jasmine yang tampak sangat menderita. Leon secepat kilat meraih tubuh Jasmine.

“Bebie, bebie. Kau kenapa?” tanya Leon dengan wajah panik. Leon mengusap wajah pucat Jasmine yang menutup matanya karena menahan sakit.

“Bebie, jangan membuatku takut. Sayang, apa yang terjadi?” Leon yang tak tau harus berbuat apa lalu menggendong tubuh Jasmine yang bergetar hebat.

Leon membawa Jasmine ke kamarnya.

“Panggil Brasto!” teriak Leon pada L, si tangan kanan.

L mengangguk sembari mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

30 menit kemudian. Seorang pria tampan, berkulit putih bersih tampak duduk di sisi ranjang Jasmine, sedang memeriksanya.

“Dia kah?” tanya Brasto si Dokter tampan sahabat Leon.

Leon tak langsung menjawab. Leon yang menatap wajah terlelap Jasmine dari pinggir jendela hanya memejamkan matanya sembari mengangguk.

Brasto menghela napas panjang.

“Sudah kuduga. Apa yang terjadi, mengapa dia baru muncul sekarang. Apa barusan kalian bertengkar karena ini?” Brasto menatap Leon, penasaran.

Leon mengelengkan kepalanya.

“Lalu, mengapa dia bisa seperti ini?” Brasto butuh jawaban.

“Entahlah, semua terjadi begitu cepat. Aku pun sedang berpikir tentang segala kemungkinan yang ada. Dan lagi, dia... Bukan Rose.” Leon menatap lagi wajah cantik Jasmine. Tapi kali ini tampak keraguan di wajah Leon.

“Heuh? Ap-apa yang kau bicarakan. Kau membuat ku bingung Le. Bisakah kau bicara menggunakan kalimat yang bisa ku mengerti?” Brasto tak paham.

“Dari pengakuannya, dia adalah adik perempuan Rose. Dan di perkuat dengan kesaksian putri ku. Jasmine.” Jelas Leon dengan wajah datar.

“Hah! Tunggu dulu. Ba-barusan kau bilang apa??? Put-Putri? Putrimu! Kau bilang putrimu!” Brasto kaget bukan main.

Brasto yang benar-benar butuh penjelasan terinci lalu berdiri dan mendekati Leon dengan mata membara. Di tatapnya serius wajah tampan sahabatnya yang terlihat mirip zombie lapar kena potas.

“Rose... Dia memberi nama Rose pada putriku? Dan sedang tidur di kamar sebelah.” Leon menjawab tanpa di tanya.

Brasto yang penasaran lalu pergi meninggalkan Leon dan bergegas ke kamar sebelah yang katanya di tempati si bocil Rose.

10 menit berlalu.

Brasto kembali ke kamar dimana Jasmine sedang terlelap karena obat penenang yang di suntikkannya tadi. Dengan ekspresi yang sulit di gambarkan, Brasto berkata: “Tes DNA!”

“Sudah kulakukan!” jawab cepat, Leon.

Suasana berubah hening untuk beberapa saat.

“Ah! Rumit. Ini sungguh rumit. Sudahlah, aku tak ikut campur urusan kalian. Tapi, beri sedikit ruang padanya (menatap Jasmine) sepertinya ada yang salah dengan kepalanya. Besok bawa dia ke tempatku. Aku harus melakukan sesuatu untuk memastikannya. Dan ini, beri dia ini saat terbangun nanti.” Brasto meletakkan beberapa obat di atas nakas sisi ranjang.

Brasto lalu pamit pulang.

Namun saat langkah Brasto sampai di ambang pintu kamar Leon, Brasto berbalik dan berkata:

“Sebenarnya, tanpa test DNA sekalipun. Orang bodoh pun akan tau kalo kalian ayah anak. Kurasa kaupun menyadari kemiripan wajah kalian yang bag sebuah cermin.”

Brasto lalu tersenyum kemudian pergi. Tanpap menunggu Leon menimpali ucapannya.

Sementara Leon yang kini duduk di sisi ranjang, mengusap lembut wajah cantik Jasmine.

“Kau, sungguh bukan Rose-ku kah?” Leon menatap dalam-dalam wajah cantik Jasmine yang terlelap.

*

Pagi hari pun tiba.

“Uhm...” Jasmine yang terbangun menarik otot lengannya kesisi yang berbeda.

DUG!

“Hm?” seru Jasmine yang kini melotot lebar karena kaget.

Bagaimana tidak, satu tinjunya seperti menyenggol hidung seseorang. Jasmine yang masih di atas ranjang menoleh pelan kesampingnya.

Dan benar saja, Leon... Sudah menatapnya, datar.

“Akhh!!!” teriak Jasmine kaget setengah mati.

“Kau, kau sedang apa kau disini. Kau, (sambil melihat kedalam selimutnya). Huh, aman.” Batin Jasmine sembari bernapas lega.

Namun tiba-tiba.

“Loh, tunggu dulu. Ini, ini bukan bajuku!” Jasmine menyadari sesuatu yang salah.

“Akh!” teriaknya lagi makin kencang.

Leon menutup kupingnya sambil merem.

“Kau, kau. Bajuku. Kenapa bajuku seperti ini. Ini bukan bajuku.” Jasmine membungkus tubuhnya dengan selimut.

“Heyeuh. Berhentilah berteriak. Atau kau akan membuat putri kita terbangun.” ucap Leon lembut.

“Kau. Turun sana. Kenapa tidur disni sih?” Jasmine menendang perut berotot Leon.

Pas telapak kaki Jasmine nempel di rotik sobek Leon yang kebetulan telanjang dada, Jasmine berhenti gerak.

“Wuah, ini... Uh, Ototnya keras sekali,” otak mesum Jasmine ambil kendali. Matanya merem melek menikmati tiap inci roti sobek Leon.

Jasmine yang tiba-tiba oleng, seenak udel memainkan jari kakinya kesana kemari. Otak mesum Jasmine semakin tak terkendali, fantasy-nya traveling kemana-mana. Tanpa sadar, kini tangan jahil Jasmine telah sampai kedada Leon.

Aroma harum tubuh Leon, berhasil membuat Jasmine mengendusnya dengan mata yang masih tertutup.

Leon tampak menikmati setiap sentuhan Jasmine. Ada rasa akrab disana.

Jasmine bag kena sihir. Jasmine terus mengendus dan mencium lembut dada berotot Leon.

Pas ciuman Jasmine yang tanpa sadar sampai ke leher Leon, tak sengaja hal itu membuat Leon mendesah. Dan benar saja, Jasmine yang tersadar akan fantasy liar-nya membuka matanya kaget.

Bibir Jasmine kini berada sangat dekat dengan bibir Leon. Jasmine berhenti gerak. Leon tak buang kesempatan.

Dengan kecepatan kilat, Leon langsung menyambar bibir seksi Jasmine. Jasmine kaget setengah mati, matanya membulat sempurna sebelum akhirnya berkedip beberapa kali.

Jasmine yang panik lalu secepat kilat menarik diri. Tapi kalah cepat.

Leon...

Dengan sigap meraih tengkuk Jasmine. Jasmine menutup matanya. Leon dengan rakus melumat bibir Jasmine.

Jasmine terus meronta. Otaknya menolak, tapi entah mengapa, tubuhnya seolah menikmati setiap sentuhan Leon. Seperti ada rasa rindu yang dirasakan Jasmine. Jasmine perlahan membalas permainan bibir Leon.

Leon tersenyum menang. Tapi sedetik kemudian, Jasmine lalu menarik paksa bibirnya. “Tidak. Ini salah. Ada apa denganku?” batin Jasmine sembari menyentuh bibirnya.

Dan..., “PLAK!” Leon kena tampar. Jasmine terlihat sangat marah.

“Apa yang kau lakukan padaku. Mengapa aku..., aku, barusan?” Jasmine tergagap-gagap karena malu.

“Dan ini, apa ini? Apakah kau yang memakaikan ini?” Jasmine menarik lingerie berenda kurang bahan.

Leon tak menjawab. Tapi tatapan mesumnya cukup menjelaskan semua keingintahuan Jasmine. Leon tersenyum penuh nafsu tatkala mata tajamnya menatap kemolekkan tubuh Jasmine.

“Ya! Kau melihat kemana?” Jasmine sibuk menutup gunung kembar yang mengintip keluar. Leon lagi-lagi tersenyum penuh gairah sembari mengusap bibir seksinya.

“Ya! Kau! His!” Jasmine yang merasa risih dengan lingerie tembus pandang yang di kenakannya, melompat dari ranjang dan  menuju kamar mandi.

Leon tersenyum lucu melihat tingkah Jasmine, yang malu-malu macan.

“Kau memang milikku bebie. Entah itu dulu, ataupun sekarang. Kau milikku! Kau Rose-ku.” Leon menyeringai.

*

*

*

To be continued...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status