Share

Chapter 8. Siksaan berupa perintah

Waktu sudah malam, Linda menyiapkan makan malam untuk Nelvan setelah itu memberi tahu jika makanan sudah siap agar Nelvan datang untuk menyantap makan malam yang sudah Linda siapkan.

Linda merasa sangat lelah, sepertinya jika ia berbaring akan langsung menuju ke alam mimpi. Linda melihat Nelvan menyantap makan malam setelah itu tanpa mengucapkan kata terima kasih, lelaki itu pergi.

Hembusan nafas di hela oleh Linda, ia membereskan kembali sisa makanan yang ada, hari ini terasa sangat panjang sekali, tidak ada waktu istirahat selain waktu makan, dan sekarang sudah malam tapi ia masih juga belum selesai membereskan rumah Nelvan agar lebiih bersih.

Tiba waktu sepuluh malam, Linda tidak bisa lagi menahan rasa lelah yang ia rasakan, pintu kamar di tutup dan Linda langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur.

“Nyaman sekali.” ucapnya sambil mengusap seprai lembut dan kasur yang empuk untuk menikmati menuju alam mimpi sebentar lagi, mata Linda terpejam untuk mengembalikan energi yang terkuras habis hari ini.

“LINDA!”

Dengusan keluar dari bibir Linda, gadis itu kembali keluar dari kamar untuk menemui Nelvan yang memanggil namanya, tidakkah lelaki itu membiarkannya istirahat? Ini sudah lewat jam sepuluh malam, untuk apa Nelvan memanggilnya lagi?.

“Iya Tuan Xander.” jawab Linda.

“Isi gelas ini dengan air.” Nelvan memberikan gelas kosong pada Linda tapi tidak menatap gadis itu sedikitpun, Linda menerima gelas dari Nelvan lalu keluar dari kamar lelaki itu untuk mengambil air minum, setelahnya Linda kembali dan masih melihat Nelvan sedang duduk memangku layar tab.

“Apa saya sudah boleh istirahat Tuan Xander?” tanya Linda.

Tangan Nelvan mengibas menyuruh Linda keluar dari kamarnya, Linda menghela nafas lalu keluar dari kamar Nelvan dan berlari ke kamar untuk kembali tidur, Linda tidak akan menyi-nyiakan waktu untuk bisa istirahat.

Linda berbaring lalu mengambil ponsel saat ada pesan masuk dari Mia, 

[Apa kau sangat sibuk? Apa Tuan muda itu memperlakukanmu dengan tidak baik? Apa dia memberikanmu tempat yang nyaman di rumahnya?] 

Linda tersenyum dan membalas pesan dari sahabatnya, sebelum itu Linda mengambil foto kamar yang ia tempati lalu ia kirim ke Mia agar sahabatnya tidak perlu cemas dengan apa yang Linda lakukan.

“Aku baik-baik saja.” jawab Linda.

Kemudian ada pesan masuk dari Allexin, 

[Katakan jika boss mu berani menyakitimu]

Setidaknya Linda masih punya dua orang penyemangat, Linda tersenyum dengan perhatian sahabat dan adiknya, hari ini memang terasa berat tapi Linda akan berusaha bertahan, jika tidak bekerja di sini lalu siapa yang akan memberinya pekerjaan?.

“Istirahatlah, ini sudah malam.” jawab Linda pada pesan Allexin setelah itu Linda mematikan ponsel untuk segera istirahat, dia tidak tau pekerjaan apa lagi yang akan Nelvan berikan besok.

Malam hari Nelvan keluar dari kamar setelah memastikan Linda sudah tidur, Nelvan menuju tempat latihan kebugaran yang ada di rumah itu, seharian berada di rumah dengan pura-pura cacat bukanlah hal yang mudah, Nelvan merasa pegal-pegal sehingga ia butuh olahraga.

Sebuah ruangan yang hanya boleh di buka oleh Nelvan di datangi, ruangan yang di isi oleh alat olahraga yang begitu banyak, dengan memakai singlet hitam dan celana pendek, Nelvan melakukan treadmill mengeluarkan keringat dari dalam tubuhnya.

Satu jam setelah berolahraga, Nelvan kembali ke kamarnya tapi ia mendengar suara pintu terbuka, Nelvan segera bersembunyi, terlihat Linda berjalan ke arah dapur untuk minum, dengan hati-hati Nelvan menuju ke kamarnya tanpa Linda ketahui.

“Sepertinya aku melihat sesuatu?” Linda mengucek kelopak matanya kemudian menggeleng saat mengira barusan yang ia lihat hanya sebuah halusinasi, setelah minum ia kembali ke kamar untuk tidur kembali.

Ke esokan pagi, pekerjaan kembali di lakukan oleh Linda, hal pertama yang Linda lakukan adalah membuat sarapan sebelum mengerjakan tempat yang belum sempat ia sentuh. Setelah sarapan, Nelvan dan Hans pergi entah kemana, Linda tidak tau.

Di saat kedua orang itu tidak di rumah, Linda dengan gesit mengerjakan semuanya yang ia mampu, rumah harus terlihat bersih saat Nelvan kembali. Di saat Linda bersih-bersih, seseorang datang tanpa permisi sambil berteriak.

“NELVANO XANDER!”

Linda sampai terkejut mendengar suara perempuan berteriak sekeras itu di rumah yang begitu besar ini, sambil berlari Linda menghampiri suara teriakan, Nelvan sedang keluar bersama Hans sejak satu setengah jam yang lalu dan belum kembali.

“Nona, Anda mencari Tuan Xander? Beliau sedang tidak di rumah.” ucap Linda.

Bella menoleh melihat Linda dari bawah kaki sampai kepala,”Kau siapa!” ujar Bella.

“Saya Maid di sini.” jawab Linda, Bella berdecih.

“Panggil Nelvan kemari! Aku ingin berbicara dengan lelaki itu.” Bella akan menuju ruang kerja Nelvan tapi Linda segera menghalangi. Terlihat jelas di mata Linda jika wanita itu datang dengan amarah, Linda tidak mau kedatangan perempuan asing ini akan mengnancurkan rumah Nelvan.

“Nona, Tuan Xander sedang keluar dengan Hans, Anda bisa kembali setelah Tuan Xander kembali.” ucap Linda namun Bella mendorong Linda dengan kuat hingga gadis itu terjerembab ke lantai dengan kasar.

“Nona! Jangan masuk keruangan Tuan Xander! Beliau sedang tidak di rumah!” Linda menarik Bella keluar, ruang kerja adalah salah satu tempat yang tidak boleh di masuki oleh Linda jadi kemungkinan di dalam ruangan tersebut ada rahasia dan siapapun selain Nelvan tidak ada yang boleh ke sana.

“Menggangguku saja!” Bella mendorong Linda dengan kuat sampai gadis itu hampir jatuh ke lantai kembali, tapi segera Hans menahan Linda.

Nelvan yang sudah kembali dengan tajam menatap Bella, “Mau apa kau ke sini?” tanya Nelvan dengan suara dingin pada Bella. 

Linda berdiri di samping Hans sembari berbisik, “aku sudah melarangnya.” kata Linda, Hans mengangguk paham dan tidak membahas lagi, “kau lanjutkan pekerjaanmu.” ucap Hans, Linda pun langsung melenggang pergi.

“Hans, sudah aku katakan perempuan ini tidak boleh menginjakkan kaki ke dalam rumahku lagi, kenapa dia masih bisa masuk dengan mudah.” ucap Nelvan geram.

Bella mendekati Nelvan ingin mencengkeram baju lelaki yang sedang duduk di kursi roda itu lalu menariknya hingga jatuh dari kursi rodanya. Namun, Nelvan tidak selemah yang Bella pikirkan, Nelvan balik mencengkeram tangan Bella.

“Berhenti membuatku berbuat hal lebih kejam dari yang kau terima saat ini.” ancamnya sambil menghempaskan tangan Bella darinya.

Bella mengepalkan tangannya, “Kau membuatku dan Romy tidak mendapatkan pekerjaan apapun, semua perusahaan telah menolak kami bekerja karena perintahmu, kau tiba-tiba membatalkan pernikahan lalu membuatku menderita seperti ini, apa yang kau lakukan!” bentak Bella emosi.

Nelvan tersenyum miring, jika bukan Bella yang membuatnya melakukan hal itu maka Nelvan tidak pernah membuat Bella dalam masalah. Masih teringat dengan jelas apa yang telah Bella dan Romy lakukan untuk menjatuhkan Nelvan jadi kini Nelvan tak memiliki belas kasihan untuk Bella sedikitpun.

“Aku rasa Romy tau alasan kenapa aku melakukan ini pada kalian.” Katanya dengan tenang.

Bella terdiam.

“Kau berusaha memanfaatkanku lebih dulu jadi terima saja konsekuensi yang harus kau dapatkan, Hans!” Lanjut Nelvan memanggil Hans, sedangkan Nelvan masih menahan kesal. Sampai sekarang kekesalannya pada Bella belum bisa di urai ataupun di hapuskan, tiap kali melihat wajah Bella, emosi nelvan seperti akan meledak untuk menghancurkan wanita itu.

“Iya Tuan muda.”

“Buang perempuan ini dari hadapanku, aku tidak ingin melihat wajah penghianat ada di rumahku” kata Nelvan.

“Nelvan!” pekik Bella kesal setengah mati, Hans pun akhirnya memaksa Bella untuk keluar.

Kursi roda Nelvan berhenti saat melihat Linda kesusahan mengobati sikunya yang berdarah, “Apa Bella yang membuatmu terluka?” tanya Nelvan, Linda menoleh kemudian meringis tidak menjawab, Nelvan mendengus, bukannya membantu lelaki itu justru meninggalkan Linda yang masih kesusahan mengobati luka.

“Biar aku yang membantumu.” tidak lama Hans datang setelah membereskan Bella untuk pergi dari kediaman Nelvan.

“Terima kasih.” Linda membiarkan Hans membantunya.

“Jika perempuan tadi datang lagi lebih baik kamu segera panggil keamanan, mereka lebih bisa membuat perempuan tadi pergi dari pada kamu sendiri yang menghadapinya.” ucap Hans sambil membalutkan obat di luka Linda.

Linda menatap Hans yang kini sudah selesai mengobatinya, “Aku tidak tau ada penjaga di rumah ini, bagaimana aku memanggil mereka untuk datang?” tanya Linda.

Hans memberikan sebuah benda berukuran kecil berwarna hitam pada Linda, “Gunakan ini, kamu tinggal menekan tombol satu kali jika butuh bantuan tapi tekan dua kali jika itu mendesak.” kata Hans.

Linda menerima benda itu dan mengingat apa yang Hans katakan, lelaki itu pun pergi membiarkan Linda untuk melanjutkan pekerjaan, hembusan nafas panjang lewat di bibir Linda.

“Baru dua hari dan aku sudah seperti ini.” Linda menggelengkan kepalanya, ia masih harus berusaha untuk bersabar, sepertinya tinggal di rumah ini Linda benar-benar butuh kesabaran ekstra.

*

“Apa pelayan itu tidak terluka parah karena ulah Bella?” tanya Nelvan.

Hans menutup pintu kerja ruangan Nelvan, “Hanya luka goresan di siku, tapi kenapa kamu peduli dengan parah tidaknya?” Hans balik bertanya.

“Dia harus mengerjakan pekerjaan rumah ini dengan benar, jika dia terluka percuma saja memperkerjakan orang yang sedang sakit.” jawab Nelvan, Hans manggut-manggut.

Nelvan menutup berkas yang ia pegang setelah di tanda tangani, “Berikan pekerjaan yang jauh lebih berat dari sekedar mengerjakan rumah ini, aku ingin melihat gadis itu menyerah.” kata Nelvan.

“Tuan muda, rumah ini sangat besar, taman juga sangat luas, sedangkan gadis itu bekerja seorang diri untuk melayani Anda sekaligus mengurus semua hal di rumah ini, menurut Anda apakah ada hal lebih kejam lagi dari itu? Dia baru sembilan belas tahun, seorang wanita, memperkerjakan seorang wanita dengan cara seperti ini bukan tindakan yang benar meskipun dia bekerja sebagai pelayan.” kata Hans.

“Para maid yang sebelumnya sudah kabur sebelum satu minggu bekerja di rumah ini, bagaimana jika kita menunggu Linda sampai satu minggu, apakah gadis itu tetap bisa bertahan selama itu atau tidak, jika terjadi sesuatu dengan gadis itu maka Anda juga akan mendapat masalah nantinya.” saran Hans, sejujurnya Hans juga kasihan dengan Linda yang mengurus semua hal di rumah itu seorang diri.

“Menurutmu apa pekerjaan seperti itu sangat berat?”

“Tentu saja, aku seorang pria tapi untuk mengerjakan apa yang Linda lakukan saat ini tentu saja aku akan langsung mengundurkan diri di hari pertama.” jawab Hans tanpa pikir panjang.

Nelvan berpikir untuk beberapa saat, mengingat seberapa luas rumah dan halaman yang ia miliki, memang cukup luas tapi Nelvan merasa itu belum cukup untuk membuat Linda mengundurkan diri tanpa ia minta.

“Suruh dia menguras kolam renang...,” ucap Nelvan, “dengan cara manual.” lanjutnya.

“Tuan, kolam renang memiliki debit air yang sangat banyak, untuk menguras dengan membuka pintu saluran saja membutuhkan waktu cukup lama, bagaimana seorang gadis muda yang tidak bersalah Anda perlakukan seperti ini, dia tidak punya masalah dengan Anda tapi Anda sangat ingin menyiksa gadis itu, pelampiasan Anda ini tidak benar Tuan muda, Anda kesal dengan Bella tapi pelampiasan Anda justru pada gadis lain.” Tolak Hans.

“KAU BERANI MENENTANGKU!” bentak Nelvan, Hans langsung terdiam ia hanya ingin membantu Linda dari siksaan yang di berikan oleh Nelvan.

Mungkin bagi Nelvan pekerjaan yang Linda lakukan sederhana tapi rumah sebesar ini sangat tidak mungkin di bersihkan oleh satu orang dengan waktu sebentar.

“Keluar dan katakan apa yang aku katakan tadi.” perintah Nelvan yang sama sekali tidak mendengar saran dari Hans.

Hans hanya mampu menghembuskan nafas pasrah, “Kapan Nelvan bisa kembali menjadi Tuan muda yang aku kenal dulu,” batinnya. Hans keluar dari ruangan, mencoba menghampiri Linda yang sedang membersihkan sesuatu tentunya.

Hans sebenarnya sangat tidak tega, Linda orang luar yang bahkan tidak tau hal apa yang menimpa Nelvan sampai membuat Linda menjadi pelampiasan kekesalan Nelvan terhadap wanita. 

Perlahan Hans berdiri di belakang Linda. “Apa kamu tidak ingin istirahat sebentar?” tanya Hans. Linda berbalik menatap Hans.

“Menurut Anda apakah pekerjaan ini wajar aku terima sendirian?” tanya Linda balik. Hans tau Nelvan sudah kelewatan, hembusan nafas dalam di hela oleh Hans.

“Maaf tidak bisa membantumu banyak hal, tapi jika aku sarankan lebih baik kamu keluar dari rumah ini jika merasa tidak nyaman dengan perintah yang Nelvan berikan untukmu.” Akhirnya Hans berkata demikian karena tak tahan melihat Nelvan yang terus menyiksa Linda.

Linda terdiam. Mencoba berpikir, tenggat waktu pembayara sekolah Allexin tinggal sebentar lagi, jika ia tidak segera mendapatkan uang lalu apakah Linda harus rela membiarkan adiknya putus sekolah? Tentunya Linda tidak akan membiarkan hal itu.

“Aku tidak bisa.” Ucap Linda dengan lirih.

Alis Hans terangkat. “Kamu yakin? Meskipun Nelvan sudah memerintahmu dengan hal yang tidak wajar?”

Linda mengangguk lemah, sebenarnya Linda tidak punya pilihan. Mungkin Linda harus bertahan sampai bulan ini berakhir. Hans pun menghela nafas lagi, ia juga tidak bisa memaksa. Setelah Hans menyampaikan pesan yang nelvan katakan tadi, Hans pun lantas pergi.

___

Bersambung...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dwi Harnani
tega nian ..kasihan linda
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status