Nelvan melihat Linda, menunggu gadis itu melakukan apa yang ia katakan tapi Linda terlihat bergetar dan mencengkeram bajunya sendiri erat, apa benar Linda benar-benar masih suci? Nelvan tidak percaya hal seperti itu di jaman sekarang ini tapi melihat raut wajah Linda yang ketakutan justru membuat Nelvan tidak tega.
Nelvan mendengus, “pergilah!” ujarnya, Linda menatap Nelvan dengan mata berair, “hari ini aku sangat lelah dan ingin segera istirahat jadi kau bisa keluar, tapi lain kali jika aku memintamu untuk melakukannya kau tidak boleh menolak, sekarang keluar sebelum aku berubah pikiran lagi.” lanjutnya.
Linda berbalik tanpa mengatakan apapun, di luar pintu air mata yang sudah ia bendung menetes membasahi wajahnya, Linda pikir Nelvan tidak akan melakukan hal seperti itu tapi Linda salah dan ia sudah tidak bisa lari lagi dari takdirnya yang seperti ini.
Segera Linda menuju ke kamarnya sendiri, menutup pintu dan menguncinya dari dalam, tubuh Linda lemas hingga
WARNING!! MATURE CONTENT!!___Melihat Linda berdiri dengan syok dan tidak percaya membuat Nelvan menghela nafas rendah, ia terlanjur ketahuan jadi tidak mungkin berpura-pura lagi di depan Linda. Nelvan berjalan ke arah Linda dan gadis itu refleks bergerak mundur, “Anda, Anda bisa berjalan?” ucap Linda masih kaget. Bagaimana tidak kaget jika ia melihat dengan mata kepalanya ketika orang yang selama ini duduk di kursi roda kini bisa berjalan dengan santai. Sekali lagi helaan nafas keluar dari bibir Nelvan saat matanya bertemu dengan wajah Linda yang masih terlihat kaget. “Karena kamu sudah tau aku tidak perlu berpura-pura lagi di depanmu, tapi—“, Nelvan mencondongkan wajahnya ke depan Linda yang lebih pendek darinya, “—sampai berita jika aku bisa berjalan menyebar maka aku tidak menjamin kamu masih bisa bernafas lagi.” ancam Nelvan lalu pria itu mendorong Linda untuk menyingkir dari jalannya. Linda menyentuh baju di depan dadanya, ia tidak
Linda terbangun saat matahari sudah memasuki ruangan kamar Nelvan yang luas, saat membuka mata Linda sudah tidak melihat Nelvan di manapun, sekujur tubuhnya sakit semua terlebih di bagian bawah sana yang telah menumpahkan darah suci menjadi kotor. Tangis tanpa suara kembali di rasakan oleh Linda, ia bergerak duduk dengan manahan rasa perih yang luar biasa, bekas darah masih berada di atas tempat tidur dan itu tidak sedikit, Linda tidak bisa bergerak ia merasa sakit, tubuh dan hatinya, semuanya. Ia sakit sampai tidak tau obat apa yang bisa mengobati rasa sakitnya. Saat teringat kejadian semalam, Linda merasa sesak, untuk menghirup nafas saja seolah sangat sulit. Melihat kamar yang sepi, tidak terlihat ataupun tanda-tanda Nelvan berada di kamar mandi. kepala Linda melihat ke arah jam digital, waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi, dengan memaksakan diri untuk berdiri Linda harus menahan perih, setiap langkah yang ia ambil seolah ingin menghancurkan tubuhnya menjad
Dua hari di rawat di rumah sakit, Nelvan membawa Linda pulang untuk di rawat di rumah, Nelvan kira kondisi Linda tidak perlu mengharuskan gadis itu terlalu lama di rumah sakit. “Aku memberikanmu ijin tiga hari sampai kondisi membaik, setelah itu kau bisa melanjutkan pekerjaanmu lagi.” ucap Nelvan sebelum lelaki itu pergi meninggalkan Linda di kamar yang di sediakan untuk Linda tinggali. Nelvan menyugar rambutnya dengan jari ke belakang lalu ia memanggil Hans untuk datang agar mereka bisa ke perusahaan bersama, Nelvan punya banyak alasan kenapa ia harus berpura-pura cacat padahal kecelakaan yang menimpanya dulu tidak begitu parah. Saat Nelvan pergi, Linda hanya seorang diri di dalam kamar, meratapi hidupnya yang entah akan bagaimana kedepannya, sebuah panggilan masuk dari Allexin. “Linda, kau tidak pulang minggu ini?” tanya Allexin tepat saat wajah Linda terlihat di layar smartphone. Linda berusaha terlihat jauh lebih baik saat ia berhadapa
Dua hari telah berlalu dan Linda mulai kembali ke aktifitas rutin untuk membereskan rumah Nelvan agar terlihat bersih, saat dua hari itu Linda habiskan dengan lebih banyak di dalam kamar dan akan keluar jika lapar. Selama dua hari itu juga Nelvan tidak memberikan perintah apapun, lelaki itu bahkan tidak menjenguk untuk sekedar menanyakan kabar karena Linda sakit juga karena ulah Nelvan. Nelvan malah tidak terlihat dimanapun selama dua hari saat kedatangannya bersama Hans. Mungkin Nelvan sedang mengurus pekerjannya yang entah ada di seberang mana. Ketika Linda ingin membersihkan rumah Nelvan, rumah itu sudah bersih seolah sudah di bersihkan sebelum Linda datang, taman belakang dan samping pun juga rapih seperti sudah di potong tankai yang berlebihan. Semuanya yang ada di sana juga bersih, apa selama Linda berada di kamar, Nelvan menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas yang harusnya di kerjakan oleh Linda?. “Kau sudah sembuh?”
Sudah malam tapi Nelvan belum juga terlihat, sekarang sudah pukul sebelas tapi tanda-tanda lelaki itu akan segera pulang belum ada, mungkin Nelvan memiliki kepribadian ganda yang tidak di ketahui oleh Linda. Sebenarnya Linda tidak menunggu Nelvan, ia terbangun karena persediaan air di dalam kamar telah habis lalu melihat jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam. Saat menuangkan air ke dalam gelas, pintu terbuka terlihat Nelvan berjalan sambil di bantu oleh Hans. Kepala Linda menggeleng melihat jika saat ini Nelvan tengah dalam kondisi pengaruh alkohol, Hans tak lama keluar dari kamar Nelvan sebelum menyadari keberadaan Linda yang masih di dapur, Linda memalingkan wajah sebelum masuk ke dalam kamar tak lupa menutupnya kembali. Linda masih kecewa jika Hans yang ia percaya bekerjasama dengan Nelvan untuk berbohong, Linda tersenyum geli, “Dia adalah asistennya, tentu saja Hans akan menuruti perintah dari atasan.” Linda meletakkan gelas berisi air ke kam
Linda tersenyum saat berjalan menuju rumahnya di mana ada Allexin sedang menunggunya di dalam rumah yang tidak begitu besar itu, pintu terbuka tapi tidak terlihat Allexin di dalam rumah tersebut. “Allexin!” seru Linda memanggil, tapi tidak ada jawaban dari Allexin, “ini akhir pekan, kemana dia pergi?” Linda mencari keluar tapi tidak ada lalu masuk kembali dan membuka kamar sampai ia melihat Allexin ternyata masih tidur tengkuram sambil memeluk selimut. Posisi Allexin tertidur tanpa baju, hanya memakai celana pendek, beberapa buku berserakan di atas meja belajar milik remaja itu. Sepertinya Allexin kelelahan karena belajar untuk mempertahankan peringkatnya di sekolah. Linda menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum lalu menggoyang lengan Allexin, “Hei, apa kamu sudah sarapan?” tanya Linda. “Aku ingin bubur ayam buatanmu,” racau Allexin dengan keadaan masih setengah sadar dan mata terpejam, Linda tersenyum lalu berdiri dan membuatkan makanan yang di ingin
Malam harinya Linda memasak untuk Allexin, kebetulan malam itu Mia datang dan kedua gadis itu memasak bersama, dengan di bantu oleh Mia, Linda menyiapkan makan malam bersama sedangkan Allexin sedang menyelesaikan sesuatu mengenai tugas sekolahnya. “Bagiaman dengan Tuan muda itu, apa dia memperlakukanmu dengan baik?” tanya Mia. Linda terdiam karena tidak bisa menjawab langsung jika Nelvan adalah orang yang kasar, jika Linda mengatakan kebenarannya pasti Mia dan Allexin akan langsung khawatir. “Dia tidak begitu buruk,” jawab Linda. Mia menganggukan kepalanya, “Aku percaya, jika dia orang yang kejam pasti dia tidak akan meminjami-mu uang yang lumayan banyak lalu di bayar dengan memotong gaji bulananmu, aku pikir rumor yang beredar mengeai jika dia itu sangat kejam tidak sepenuhnya benar.” Mia memasukkan potongan sayuran untuk di bersihkan. Linda tersenyum tipis meskipun hanya ingin memberitau Mia jika kehidupannya di dalam rumah tersebut seol
Linda kembali tiba di rumah besar Nelvan, saat tiba di sana Linda mencari keberadaan Nelvan sampai ia melihat sosok Nelvan sedang berenang di kolam, Linda baru sadar akan sesuatu jika ia pernah tenggelam di sana lalu di bantu oleh Nelvan untuk naik ke permukaan. Kini Linda tidak perlu penasaran bagaimana bisa Nelvan melakukannya karena lelaki itu dengan lincah berenang di kolam seperti ikan. Linda berdiri di depan pintu ketika Nelvan menyadari kedatangan Linda. Lelaki itu naik ke permukaan, kondisi tubuh Nelvan yang basah dan hanya memakai celana renang memamerkan tubuh atletis Nelvan yang sangat menggoda, tubuh Linda bergetar takut saat teringat jika salah satu bagian tubuh Nelvan pernah memasukinya dengan tajam. “Aku harap kamu tidak lupa dengan pekerjaanmu di sini.” ucap Nelvan, lelaki itu berbalik menatap Linda sembari memakai jubah mandi. Susah payah Linda meneguk salivanya, suara Nelvan terdengar berat juga dengan paduan serak basah yang menggod