Share

The Red Demon
The Red Demon
Penulis: Aredhel

1. Prolog

Happy reading...

Saat mendengar kata Demon apa yang kalian pikirkan?

Pasti kalian menjawab iblis, devil, penghancur atau mungkin makhluk pembuat masalah.

Ya, itu tidak sepenuhnya salah karna memang begitulah penjabaran dari beberapa buku yang mungkin pernah kalian baca atau cerita yang kalian dengar.

Mengenai wujud apa yang pertama kali kalian pikirkan?

Mungkin menyeramkan, sosok yang tinggi besar dengan senjata di tangannya, atau mungkin wujud manusia setengah hewan. Itu memang benar. Tapi Pernahkah kalian berfikir jika Demon bisa berubah wujud sesuai keinginan mereka? Wujud menyeramkan bisa berubah menjadi sangat menawan bak seorang pangeran atau putri raja.

Ada Demon yang memiliki kemampuan langsung bisa mengubah wujud mereka sesuka hati namun ada juga yang tidak. Untuk melakukan hal itu ras Demon ini harus menyerap jiwa putus asa para manusia.

Mereka di kenal dengan bangsa The Red Demon atau iblis bermata merah.

Kenapa mereka harus menyerap jiwa putus asa para manusia? Jiwa manusia yang kehilangan arah dan tujuan adalah mangsa terbaik untuk The Red Demon. Karna manusia seperti ini lebih mudah untuk di pengaruhi. Para manusia putus asa juga dengan mudah percaya akan bujuk rayu para Demon.

Dengan menyerap jiwa para manusia seperti itu membuat Demon semakin kuat, bisa berubah wujud menjadi manusia sesuka hati dan yang paling penting adalah jiwa manusia membuat para mereka abadi.

Luar biasa bukan?

Dahulu para The Red Demon tidak berani untuk keluar dari hutan. Mereka hanya bisa berburu jiwa hewan di hutan namun tentu saja efek yang meraka dapat lama, bahkan tidak ada apa-apanya. Itulah yang menjadi penyebab mereka akhirnya keluar dari sarangnya untuk mencari mangsa yang lebih seperti manusia.

Tapi jalan mereka tidak lah semulus yang di bayangkan. Masih ada The Hunter D, manusia setengah dewa yang menjadi musuh terbesar para The Red Demon.

Hingga akhirnya perang besar pun terjadi saat para The Red Demon tetap memaksa untuk memasuki dunia manusia. 

Yang tidak di ketahui oleh para The Hunter D adalah sosok iblis yang mereka hadapi sekarang bukankah iblis yang seperti dulu.

Seperti layaknya manusia yang terus berevolusi menciptakan teknologi untuk membantu pekerjaan mereka, para Demon pun seperti itu. Namun bukan mesin yang mereka ciptakan namun mereka mengasah kekuatan dan kemampuan yang ada pada diri mereka masing-masing.

Ada yang bisa mengubah wujud dengan hanya melihat sosok manusia atau hewan dengan sempurna seperti bunglon, ada yang membuat racun berbisa dari tubuh mereka, ada juga yang bisa melindungi hampir seluruh desa dengan perisai yang tak bisa di tembus dengan apapun.

Tapi yang terkuat di antara mereka adalah The Red Demon yang mempunyai lebih dari satu kekuatan. Umumnya The Red Demon hanya memiliki satu jenis kekuatan dan bagi mereka yang mempunyai dua kekuatan atau lebih sekaligus dalam diri mereka adalah yang paling berbahaya. Biasanya The Red Demon yang seperti ini akan di jadikan pemimpin dari ras mereka.

Dan pada saat perang terjadi, pemimpin terkuat The Hunter D pun tewas dengan cara yang sangat menyakitkan.

Dia dibunuh dengan keji oleh istrinya sendiri yang berada dalam pengaruh The Red Demon terkuat. Sosok itu memiliki kekuatan bisa mengendalikan pikiran manusia hanya dengan tatapan mata. The Hunter D pun akhirnya di tundukkan oleh para iblis itu.

Sejak hari itu para The Red Demon atau iblis akhirnya bebas berkeliaran di dunia manusia. Ada yang memilih hidup bersama para manusia dan menjalani hidup seperti layaknya manusia pada umumnya namun ada juga yang tetap bertahan dalam desa mereka yang terletak di ujung kota dimana tak satupun orang mengetahuinya. Mereka hanya sesekali keluar jika sudah tiba saatnya mereka harus menyerap jiwa para manusia. Tapi tentu para manusia itu tidak tau. Jika sebenarnya bahaya sudah berada di hadapan mereka.

Para The Red Demon itu sangat pintar dan cerdik. Cara berburu mereka itu terbilang sangat bersih. Bagaimana tidak setelah manusia putus asa larut dalam bujuk rayu, mereka akan menyerap jiwa manusia itu perlahan hingga dia tewas.

Setelah itu mereka akan memanipulasi kematian manusia itu dengan cara membuatnya seolah-olah bunuh diri.

Sangat pintar.

Lagi para polisi akan kesulitan untuk menangkap mereka. Karna mereka bukanlah manusia yang punya sidik jari atau bisa terekam dalam CCTV.

Inilah mereka bangsa iblis yang akan menghancurkan bangsa manusia. Kecuali ada keajaiban The Hunter D punya keturunan atau terlahir kembali.

***

"Kau dari mana saja?" tanya wanita dengan rambut panjang berwarna silver itu pada sosok pria yang baru saja memasuki rumah.

Rumah yang di dominasi dengan kayu, terlihat kuno namun sangat nyaman. Pahatan kayu yang terlihat modern dan warna coklat khas kayunya yang mengkilap. Sangat cantik.

Sosok pria yang memiliki tubuh kekar dan tinggi, jubah hitam yang hanya menutupi bahu kekarnya hingga bagian dada dan perut yang tercetak sempurna terpampang sangat indah. Dan jangan lupakan rambut panjang berwarna silvernya yang terlihat bersinar. Kulit putih pucat dan wajah tampan, serta bibir tipis berwarna merah muda.

Sempurna. 

Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pria itu.

Wanita yang sedang melipat tangannya di dada di depan pria itu juga tak kalah menawan. Dress panjang berwarna merah dengan potongan terbuka di bagian dada dan punggung memperlihatkan tubuhnya yang sangat indah. Serta wajah yang sangat cantik dengan bibir merah bak buah delima.

"Makan malam," kata pria itu dengan tatapan datar andalannya.

"Ah begitukah...lalu kenapa kau tidak mengajakku?" tanya wanita itu masih dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Kau kan bisa pergi sendiri," jawab pria itu acuh lalu pergi dari sana.

"Hei, Asta Valerio!"

Pria itu menghentikan langkahnya, berbalik lalu menatap tanpa ekspresi wanita yang menyebut namanya itu.

"Apa?"

"Aku ini kakakmu, tidak bisakah kau bersikap sopan sedikit?" tanya Lily Valerio tak terima dengan sikap sang adik.

Pria itu terkekeh pelan. "Sepertinya kau sudah terlalu lama tinggal dengan para manusia hingga kau lupa jika iblis seperti kita memang tidak punya tatak rama," kata Asta berbalik lalu melanjutkan langkah kakinya menuju kamar.

"Aish bocah sialan!" umpat Lily.

Asta hanya menggidikkan bahunya sambil terkekeh pelan mendengar umpatan sang kakak.

Masa bodoh Asta ingin istirahat sekarang.

***

Pria berkaca mata itu sedang berkutak dengan komputer di depannya. Matanya seperti akan keluar dari tempatnya jika saja dia tidak bekedip. Mungkin.

Yeoni Kim tersenyum simpul sambil mendekati pria tersebut dengan dua gelas kopi hangat di tangannya.

"Ayah ini kopi untukmu," kata Yeoni menyodorkan kopi tersebut.

"Ah, terima kasih," jawab sang ayah mengambil gelas itu lalu menyeruput isinya hingga setengah.

Dia kembali fokus pada layar laptopnya setelah menaruh gelas itu di sampingnya. Sementara Yeoni mengambil kursi lalu mendudukinya tepat di belakang sang ayah.

"Kasus bunuh diri lagi?" tanya Yeoni setelah membaca sedikit tulisan yang ada di layar laptop.

"Hmm." Pria itu hanya bergumam sambil mengangguk pelan.

"Kenapa sekarang orang-orang seperti tidak menghargai nyawa mereka sendiri. Sungguh miris," komen Yeoni menyandarkan tubuhnya di kursi yang terbuat dari kayu itu. Sesekali meniup asap yang keluar dari gelas kopinya lalu meminum isinya sedikit demi sedikit.

"Entahlah, akhir-akhir ini begitu banyak kasus bunuh diri yang masuk. Bahkan aboji tidak habis pikir sebenarnya apa yang ada dalam pikiran mereka." 

Pria berumur sekitar 45 tahun yang menjabat sebagai polisi dan juga ditektif bernama Yeo Oh Kim itu akhirnya melepaskan kaca matanya lalu bersandar di kursi kerjanya.

Yeoni meletakkan gelasnya di atas meja di samping gelas sang ayah.

"Ayah, apakah ini sungguh bunuh diri?"

Yeo Oh memutar kursinya menatap Yeoni. "Entahlah karena tidak ada bukti atau hal mencurigakan jika ini adalah sebuah tindak kejahatan."

"Tapi aku merasa aneh saja, kenapa begitu banyak orang yang bunuh diri dalam kurung waktu yang sangat singkat. Memangnya apa sih masalah mereka?" 

"Kebanyakan karna tuntutan pekerjaan, tugas sekolah dan juga perisakan," kata Yeo Oh pada anak gadisnya.

Yeoni tidak lagi menjawab. Ya, itu kenyataan yang sangat pahit. Apalagi masalah perisakan.

"Yeoni...."

"Iya?" 

"Kau baik-baik sajakan di tempat kerjamu?" tanya Yeo Oh khawatir.

"Tentu, ayah. Aku baik-baik saja," jawab Yeoni sambil tersenyum.

"Jika terjadi sesuatu beri tahu ayah, yah. Apapun itu, mengerti!"

"Iya, Ayah. Aku mengerti."

Semoga saja Yeoni bisa melakukannya.

***

"Haruskah aku yang pergi?" tanya gadis itu tak terima dengan keputusan yang baru saja di dengarnya.

"Mereka sudah masuk kedunia manusia. Apa lagi yang kita tunggu?" tanya wanita yang lebih tua darinya.

"Ibumu benar. Jika kita tidak bertindak sekarang maka semuanya akan binasa," kata laki-laki yang berstatus sebagai pemimpi sekaligus ayah dari gadis berambut merah tersebut.

"Kau bisa melawannya, Nak. Jika kau tidak sanggup maka kami akan datang membantumu," kata sang ibu memegang pundaknya.

Gadis itu mengibaskan gaun merah yang selaras dengan rambutnya. Membelakangi dua orang itu.

"Baiklah aku akan pergi," kata gadis itu dengan berat hati.

Dia sebenarnya belum siap dalam pertempuran seperti ini. Belum mampu lebih tepatnya. Karna dia sendiri pun masih dalam masa pemulihan. Namun jika terus disini keadaan bisa saja makin kacau. Dia harus mempersiapkan diri mulai sekarang. 

Tinggal bersama dengan para manusia.

To be continue....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status