Share

10. BERTEMU ALIANA

"Napi atas nama Aliana? Ada yang ingin bertemu denganmu," panggil seorang sipir penjara. Dia membuka sel tahanan di mana wanita bernama Aliana berada.

Salah satu tahanan wanita di dalam sel itu mendongak. Sebelum berdiri, dia merapikan sejenak rambut panjangnya yang awut-awutan karena jarang disisir.

Tanpa bertanya Aliana keluar dari sel tahanan dan mengikuti langkah sang sipir wanita dihadapannya. Dia berpikir, ada kemungkinan orang yang ingin menemuinya saat ini adalah Jarvis.

Pasti lelaki itu hendak menanyakan tentang Mischa lagi!

Terka Aliana membatin.

Jika memang benar begitu, jangan harap aku akan memberinya informasi. Bahkan untuk membuka mulutku saja rasanya aku enggan!

Saat itu awalnya Aliana berpikir dia akan memasuki ruang besuk tahanan, tapi sang sipir justru membawanya ke ruangan lain.

Yakni sebuah ruangan yang lebih privasi, seperti ruang interogasi karena ruangan itu sempit dan hanya ada dua kursi yang saling berhadapan terhalang oleh sebuah meja besi.

Sang sipir penjara meminta Aliana untuk menunggu di dalam ruangan itu.

Setelah menunggu sekitar lima menit, pintu ruangan itu kembali terbuka. Aliana langsung menangkap tubuh Jarvis muncul dari balik pintu.

Wanita berseragam narapidana itu tersenyum kecut. Dugaannya benar.

Meski, beberapa detik setelah itu Aliana justru dibuat terkejut. Tepat saat sesosok tubuh lain muncul dibelakang Jarvis.

Dia Xander.

Tubuh Aliana yang tadinya terduduk santai bersandar ke sandaran kursi sontak menegang dan menjadi tegak. Wajahnya mendadak merah padam. Ke dua tangan wanita itu mengepal sempurna. Ingin sekali rasanya Aliana memberi pelajaran pada lelaki bernama Xander itu. Lelaki brengsek yang telah menjebak dirinya.

Kini, Xander dan Aliana sudah duduk saling berhadapan di ruangan itu sementara Jarvis terlihat berdiri di belakang kursi yang diduduki Xander.

"Apa kabar Nona Aliana?" tanya Xander membuka percakapan di antara mereka. Tatapan Xander lurus menusuk bola mata bulat milik Aliana. "Waktu lima tahun itu ternyata sangat singkat ya?" tambahnya sinis.

Aliana hanya diam. Dia membalas tatapan Xander sama tajam. Bahkan Aliana bisa menebak bahwa kedatangan Xander menemuinya kali ini pasti ada sangkut pautnya dengan Mischa.

Yang namanya sebuah kebohongan, cepat atau lambat memang pasti akan terbongkar. Aliana tahu itu. Dan inilah saat di mana Aliana harus menerima konsekuensi atas segala kebohongan yang dia lakukan.

Sesuatu yang menjadi ketakutan terbesar Aliana, yakni keselamatan Mischa.

Aliana tak pernah mempermasalahkan nasib kehidupannya, justru dia lebih mengkhawatirkan keadaan Mischa saat ini. Aliana jelas tidak akan tinggal diam jika Xander sampai melakukan hal buruk terhadap Mischa. Sahabatnya itu sudah cukup menderita.

"Tak perlu dijelaskan lagi, aku yakin kamu sudah tahu maksud kedatanganku ke sinikan?" Xander kembali berbicara.

Aliana masih saja diam.

Xander menggertakan ke dua rahangnya. Dia menoleh sekilas ke belakang sekedar memberi isyarat pada sang asisten.

Jarvis pun mengerti dan lekas membuka sebuah koper yang sedari tadi dipegangnya. Di mana isi dalam koper itu adalah sejumlah uang yang sangat banyak.

"Semua uang ini milikmu. Anggap saja sebagai ganti rugi atas waktumu yang terbuang sia-sia selama lima tahun terakhir ini. Aku sudah tahu kamu tidak bersalah karena kenyataannya memang bukan dirimu yang berada bersamaku malam itu," jelas Xander seraya mendorong koper itu sedikit lebih dekat ke arah Aliana.

Aliana tersenyum kecut. Dia kembali mendorong koper itu ke arah Xander. "Aku tidak butuh uangmu. Lagipula, aku tidak akan masuk ke dalam perangkap busukmu untuk yang ke dua kali Tuan Xander yang terhormat," ucap Aliana yang akhirnya berbicara juga. Cukup lima tahun ini dia hidup menderita di balik jeruji besi. Lusa nanti dia bebas dan Aliana akan melanjutkan hidupnya seperti semula.

Xander menyandarkan tubuhnya ke kursi lalu melipat ke dua tangannya di depan dada. Masih dengan tatapan matanya yang tertuju ke wajah Aliana.

"Kenapa kamu berbohong?" tanya Xander dengan suaranya yang penuh penekanan. Cukup sudah dia berbasa-basi. Xander tak ingin membuang waktunya yang berharga lebih banyak lagi hanya untuk mengurusi dua kurcaci macam Aliana dan Mischa.

Seandainya dia mau, dia bisa saja melakukan hal terburuk untuk membuat Aliana dan Mischa menyerah dan berlutut dihadapannya. Sayangnya, dia masih harus mengetahui apakah perbuatan mereka ada sangkut pautnya dengan Butterfly atau tidak. Xander tidak ingin tindak tanduknya yang sembrono justru membuka peluang bagi rival bisnisnya untuk berbalik menyerang dirinya.

Baru-baru ini, Tuan Gandhi Bharata Yuda dikabarkan masuk rumah sakit setelah mendapat kabar bahwa pihak Adhiguna menjalin kerjasama dengan perusahaan Malik Grup.

Sepertinya, Gandhi memang benar-benar takut jika Adhiguna mengakusisi Buterfly. Bahkan Xander turut mendengar kabar jika kini perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan itu diambil alih sepenuhnya oleh Aldrian, anak semata wayang Gandhi dengan Diana yang notabene Ibunda Xander.

Aldrian adalah seorang aktor pendatang baru yang namanya sedang meroket baru-baru ini. Xander mengenal sosok Aldrian karena dirinya pernah bersekolah di sekolah yang sama dengan Aldrian sewaktu SD dulu.

Hubungannya dengan Aldrian tidak baik meski mereka satu Ibu.

Di sekolah dulu Aldrian seringkali membully Xander dan menyombongkan diri karena Diana hanya menyayangi Aldrian, bukan Xander.

"Kemarin Ibu membelikan aku mainan baru, ini limited edition dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa punya. Aku beruntung memiliki seorang Ibu yang sangat sayang padaku, lihat mainanku ini, baguskan?"

Itulah sepenggal perkataan Aldrian dulu ketika dia memamerkan mainan barunya kepada teman-teman disekolah.

Bukan mainan itu yang menarik perhatian Xander ketika itu melainkan perkataan Aldrian tentang orang yang telah membelikannya mainan, yakni Ibunya.

Ibu mereka.

Jika sang Ibu mampu membelikan mainan untuk Aldrian, kenapa dia tidak turut membelikannya juga untuk Xander?

Bukankah Xander juga anaknya?

Kenapa sang Ibu selalu membeda-bedakan antara dirinya dengan Aldrian?

Xander sendiri tak pernah menemukan jawaban itu hingga saat ini.

Bahkan ketika dirinya bertanya pada sang Omah yang kini tinggal menetap di Paris, wanita paruh baya bernama Sarah itu hanya mengatakan sesuatu yang membuat Xander akhirnya membenci makhluk yang bernama Diana tanpa mampu menjawab alasan mengapa Diana juga sepertinya turut membenci Xander padahal jelas-jelas wanita itu sudah membuat hidup Xander menderita selama ini.

Saat itu, usia Xander sudah memasuki usia delapan belas tahun. Dia baru saja lulus SMA hendak melanjutkan kuliah bisnis di USA.

"Sejak awal, Omah memang sudah tidak setuju jika Dirga menikah dengan Diana. Omah tahu betul Diana itu wanita seperti apa? Dia hanya menginginkan harta Dirga, ayahmu. Dan semua ketakutan Omah terbukti setelah mereka menikah. Buktinya disaat perusahaan Malik Grup berada dalam kondisi terancam bangkrut, Diana justru pergi meninggalkan Ayahmu. Dia berselingkuh dengan sahabat ayahmu sendiri, Gandhi! Itulah sebabnya kini Ayahmu mengalami depresi, Xander. Ayahmu sangat mencintai Diana, sayangnya Diana hanya perempuan murahan yang haus akan uang! Itulah sebabnya, Omah selalu menasehatimu untuk berhati-hati dalam memilih calon istri. Jangan sampai kamu bernasib sama seperti Ayahmu..."

"Omah tenang saja. Aku sudah memustuskan untuk tidak menikah seumur hidupku,"

Dering ponsel milik Jarvis yang berbunyi membuyarkan lamunan Xander. Jarvis tampak mengangkat panggilan masuk itu setelah sebelumnya dia meminta izin keluar.

Sadar pertanyaannya belum dijawab oleh Aliana, Xander pun kembali mengulang pertanyaannya itu.

"Kenapa kamu berbohong?"

Aliana masih diam. Hingga akhirnya Xander habis kesabaran.

Lelaki itu tersenyum sinis seraya bangkit dari duduknya.

"Selamat untuk kebebasanmu. Tapi satu hal yang perlu kamu ketahui setelah ini, bahwa sahabatmu yang bernama Mischa tak akan aku lepaskan! Beritahu dia, bersiap-siaplah untuk menerima kabar terburuk dariku. Camkan itu baik-baik!"

Xander hendak melangkah keluar dari ruangan itu ketika tiba-tiba suara Aliana membuatnya urung melangkah.

"Mischa itu mencintaimu, Xander. Itulah sebabnya dia rela kamu tiduri!"

Komen (26)
goodnovel comment avatar
Hasnaima Hasugian
butuh modal tuk baca
goodnovel comment avatar
Annie Sumarni
Bagus nie cerita ny.. bakalan ktagin ingi. baca truuuuzzzzz... .........
goodnovel comment avatar
Linda Herita
bagus cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status