Share

Tiga

Mantari meletakan nasi goreng di hadapan Benji. Yang sudah duduk di meja makan untuk menunggunya.

Benji langsung menyatap makanan itu, mereka pun sibuk dengan makanan masing-masing.

"Kakak ngapain kesini?" Tanya Mentari lagi setelah menyelesaikan makan nya.

"Ngapelin cewek gue" ucap Benji santai dengan menaruh gelas yang dia pegang.

Mentari mengerutkan keningnya.

"Siapa?" Tanyanya bingung.

"Nenek lo" jawab Benji kesal.

"Tapi nenek aku udah meninggal" jawab Mentari polos.

Tak

Benji memukul kepala Mentari dengan sendok.

"Aw.." ringis Mentari dengan memegang dahinya.

"Gue pulang " ujar Benji dan berlalu pergi.

Mentari menyipit kan matanya melihat Benji pergi begitu saja.

"Dasar aneh" gumanya.

Tak lama terdengar suara mobil yang meninggal kan halaman rumahnya.

"Dari mana dia tau rumah aku ya?"

Menolognya.

"Terus ngapain ke sini aneh" sambungnya lagi.

Mentari mengelengkan kepalanya tak mau ambil pusing. Lebih baik dia segera membereskan ini semua setelah itu mandi.

***

Mentari keluar dari kamar mandi dengan menggosok rambutnya yang basah.

Drtttt... Drtttt ...

Dia segera mengambil handphone nya yang berdering. Seketika senyumnya mengembang saat melihat siapa yang menelponya.

"Hallo ibu.." sapanya.

"Hallo Tari... ibu cuma mau bilang kalau besok ibu nggak jadi pulang karena masih banyak kerjaan di sini" 

Senyum Mentari perlahan memudar

"Oh gitu,  yaudah nggak papa bu... yang penting ibu jangan sampai kecapean aja.." 

"Iya kamu juga baik-baik di rumah, jangan lupa kunci pintu, makan teratur dan belajar yang benar." 

"Iya bu..." 

"Iya udah cuma itu yang ibu mau omongin, hati-hati di rumah ya.." 

Tut.

Mentari menghembuskan napasnya Dia harus sendirian lagi. Walaupun dia bilang tidak merasa kesepian tapi bagaimana pun dia ingin bersama ibunya.

Ya walaupun dia tau ibunya bekerja juga demi dirinya, Untuk bayar uang kuliahnya. 

Makanya dia harus ranjin kuliah biar cepat lulus. Dan kemudian bekerja untuk mengganti kan ibunya. Agar mereka punya banyak waktu untuk bersama.

***

Keesokan harinya, seperti janjinya kemarin setelah pulang kuliah dia akan pergi kemakam ayahnya.

"Hallo ayah apa kabar, maaf kalau Tari jarang kesini" ucapnya dengan mengelus nisan ayahnya. 

"Ayah tau kan Tari sibuk kuliah, maafin ibu juga karena jarang kesini" ujarnya dengan mencabut rumput liar yang ada di sekitar makam ayahnya.

"Semuanya masih sama yah, ibu selalu sibuk kerja. tapi Tari tau itu semua demi Tari" dia tersenyum getir mencoba menahan air matanya.

"Di kampus juga masih sama nggak ada yang mau dekat-dekat dengan Tari, tapi nggak papa itu udah biasa" Mentari menghembuskan napas berat.

"Mmm dan juga ada senior Tari yang bersikap aneh dengan Tari. doain ya yah, semoga dia tidak ada niat jahat sama Mentari. seperti seseorang di masalalu dulu" 

Seperti biasa setiap kali kesini Mentari selalu menceritakan apa pun kepada ayahnya.

Dia segera menghapus air matanya.

"Kalau gitu Tari pulang dulu, tari janji akan kesini lagi" 

***

Hari sudah beranjak malam mentari sedang duduk di dekat jendela kamarnya.

Memandangi bintang-bintang itu adalah salah satu hal yang dia sukai.

Dulu ada seseorang yang menjadi bintang di dalam hidupnya. Seseorang yang menyinari hidupnya yang gelap. Tapi waktu itu dia lupa kalau bintang akan menghilang ketika pajar datang. Bahkan kadang bintang tidak ada saat malam tiba karena tertutup awan.

Mulai saat itu dia sadar bahwa sendiri jauh lebih baik. Cukup dirinya saja yang menjadi bintang di hidupnya.

Dia tersenyum miris dia sangat benci hal ini. Dia sangat tidak suka ketika harus mengasihani diri sendiri.

Sudah lah yang berlaulu biar berlalu toh sekarang dia juga baik-baik saja tanpa orang itu.

Tapi walaupun begitu dia tetap berterimakasih atas semua kebahagian yang pernah dia rasakan.

Mentari menghembuskan napasnya. Nggak ada gunanya mengingat itu semua, lebih baik dia tidur agar tidak telat ke kampus besok.

***

Mentari mengerjapkan matanya saat sinar matahari masuk kedalam kamarnya.

Tapi saat dia akan menggerakan badanya terasa berat, seperti ada yang menhimpitnya.

Seketika matanya melebar, saat merasa kan sebuah tangan melingkar di perutnya.

Deg

"Tangan ada tangan, tangan siapa?"  batin nya.

"Aaaaaaaaaaaaaaa" Menatari teriak sekuat tenaga.

Seseorang langsung membekap mulutnya.

"Ssssttt bisa diam nggak lo"ucap orang itu dengan menatap Mentari tajam.

Mentari membulatkan matanya kenapa, Benji bisa ada di kamarnya. Dan bertelanjang dada.

Mentari cemas apa yang sudah pria ini lakukan padanya semalam.

"Nggak usah mikir macam-macam gue nggak ngapa-ngapain lo" ujar Benji seakan bisa membaca pikiran Mentari. Kemudian dia melepaskan tanganya dari mulut Mentari.

"Tolong...." teriak mentari.

Benji segera membekap mulut mentari lagi.

"BISA DIAM NGGAK LO HA" bentaknya.

"Kalau lo nggak mau diam gue bakal perkosa lo sekarang juga" 

Mentari buru-buru menggelengkan kepalanya. Air matanya sudah mulai keluar.

"Makanya diam ngerti" 

Mentari menganggukan kepalanya. Dan benji pun melepaskan tanganya.

"Nggak usah nangis dasar cengeng" ucap Benji lalu menghapus air mata Mentari.

"Gimana kakak bisa masuk kesini?" Tanya Mentari dengan sesegukan.

"Nggak perlu lo tau..." jawab Benji dengan memakai kaosnya.

"Ya aku harus tau dong ini kan rumah aku" jawab Mentari tak terima.

Benji menatap mentari dengan tajam.

"Terus kenapa kalau rumah lo" 

"Kakak nggak boleh masuk ke rumah orang sembarangan, kalau ngulangi lagi aku bakal laporin ke polisi" ancam Mentari tak terima.

Benji tersenyum miring.

"Laporin aja gue nggak takut, asal lo tau gue udah sering keluar masuk kantor polisi" ujar benji dengan menekan setiap ucapanya.

Mentari menelan ludahnya susah payah.

"Le..lebih baik kakak pergi dari sini sekarang" ucap Mentari takut tak berani menatap ke arah Benji.

"Lo ngusir gue" Benji meninggi kan suaranya.

Menatari memejam kan matanya dan mengangguk cepat.

Benji berdiri dia pergi meninggal kan Mentari. 

BLAM 

Benji menutup pintu kamar dengan keras.

Mentari terlonjat kaget dan sedikit lega dia kira Benji akan memarahinya, ternyata pria itu pergi dengan sukarela

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
dih si Benji aneh bgt
goodnovel comment avatar
ArgaNov
Mungkin kelupaan ya, tapi di dalam dialog juga ada tanda baca loh. Jangan dilupakan ya...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status