Share

Enam

"Tuh cowok ganteng-ganteng serem banget njir..." ujar Mila setelah mendengar cerita dari Mentari.

"Ya udah pokoknya gue bakal tidur disini sampai nyokap lo pulang" putus Mila.

Mentari menganggukan kepalanya setuju. Kalau Mila disini Benji pasti tidak akan kesini.

"Tapi nanti lo juga harus cerita sama nyokap lo" 

"Mmm nggak deh kayak nya Mil, aku nggak mau masalah nya tambah panjang nanti." Ujar Mentari, Dia juga nggak mau membuat ibunya kawatir.

" gimana sih lo harus cerita biar ibu lo tau.." ujar Mila tak terima.

"Percuma Benji itu orangnya nekat, lagian aku juga nggak mau buat ibu kepikiran" ujarnya, bahkan selama ini ibunya tidak tau kalau dia sering di bully.

"Lagian juga Benji nggak pernah nyelakaain aku paling bentak-bentak doang" lanjutnya.

Mila memicingkan matanya menatap Mentari curiga.

"Apa?" Tanya Mentari.

"Jangan bilang lo suka sama dia iya kan, Makanya lo belain dia" Mila menunjuk-nunjuk wajah Mentari.

"Bukan gitu aku nggak mau kalau ibu aku kepikiran oke, jadi aku mohon jangan bilang ke ibu?"ujar Mentari dengan memegang tangan Mila.

Mila menghembuskan npasnya.

"Oke, tapi nanti kalau ada apa-apa lo langsung hubungi gue" ucap Mila.

"Oke aku janji.." ujar Mentari dengan mengangkat jarinya membentuk hurup v.

"Ya udah sekarang kita tidur aja gue udah nggak mood nonton" ujar Mila dengan merebahkan tubuhnya.

Mentari menganguk dan ikut berbaring di sebelah Mila.

"Gila tu cowok tengah malam dong dia kesini" ucap Mila masih tak terima. Jujur dia takut kalau sampai Mentari kenapa-kenapa.

Mentari tersenyum dia senang Mila sangat peduli panda nya.

****

Hari ini ibu nya sudah pulang dan Mila juga memutus kan untuk pulang ke rumahnya tadi pagi.

Dia sekarang sedang menonton tv bersama ibunya. Jarang-jarang mereka bisa begini.

"Gimana kuliah kamu?" Tanya ibunya.

"Baik-baik aja bu..." 

Ibunya menganggukan kepala

"Kamu tu sekarang udah dewasa, nggak ada salahnya kalau pakai make up, dan itu juga skin care yang ibu beliin kenapa nggak pernah kamu pake?" 

"Aduh ibu... Tari kan udah bilang kalau Tari nggak suka" ujar Mentari, karena ibunya selalu saja membelikan banyak make up, padahal dia nggak suka.

"Kamu ini gimana sih ibu kan udah bilang kalau perempuan itu harus merawat diri. dan juga nggak usah pakek kaca mata, kan mata kamu baik-baik aja nggak sakit"

"Mentari nyaman begini bu.."

"Ya... ibu tau, tapi kan nggak ada salahnya merubah sedikit. Kamu mau di tinggal lagi kayak dulu karena kurang cantik" ucap Mira bukan bermasuk jahat pada putrinya. Tapi dia hanya ingin Mentari berubah jadi lebih baik saja.

Mentari terdiam mendengar ucapan ibunya.

"Kalau dia suka pasti bisa menerima apa adanya" ujar Mentari kemudia beranjak pergi meninggal kan ibunya.

"Yah kan ngambek kamu.." ucap Mira dan mengikuti putrinya itu.

"Tari kamu tau kan ibu mau yang terbaik buat kamu.."  ujar Mira dengan mengelus bahu Mentari.

"Iya ibu Tari tau.. tapi Tari nyaman nya begini"jelas nya.

"Ya udah ibu nggak akan maksa lagi, sekarang mendigan bantuin ibu buat makan malam aja yuk" ujar Mira tak mau terlalu menekan putrinya.

Mentari menganggukan kepalanya. Mereka pun segera pergi kedapur.

Setelah selesai makan malam dan mengobrol dengan ibunya. Mentari segera masuk ke kamarnya dia merasa sangat ngatuk.

"Astaga.."kagetnya saat melihat Benji sudah berada di kamarnya.

Benji tiduran di ranjangnya dengan memain kan handphonenya.

"Lah kakak ngapain di sini.." ujarnya dengan panik.

"Pergi nggak ada ibu aku di rumah" dia menarik tangan Benji untuk turun dari ranjangnya. Namun sia-sia pria itu bahkan tidak bergerak.

"Lo lupa sama janji lo kemarin" ucap Benji.

"Ya tapi kan ada ibu jadi.." 

"Pokoknya gue pegang omongan lo yang kemaren, lo tau kan kalau janji itu adalah  hutang" potong Benji.

Tok..tokk

"Tari ada siapa itu kok ada suara cowok?" Ujar ibu Mentari dari luar.

Mentari gelagapan gawat kalau ibunya tau.

"Ah.. bukan apa-apa bu tari lagi nonton drama" teriaknya dari dalam.

"Oh iya udah nontonya jangan malam-malam besok kan kamu kuliah pagi.." 

"Iya bu.." Mentari bernapas lega untung ibunya percaya.

Dia melihat ke arah Benji dengan kesal. lelaki itu terlihat santai seolah tak terjadi apa-apa.

"Sini.." ujar Benji dengan menarik tangan Mentari agar gadis itu ikut berbaring di sebelahnya.

Mentari limbung dan jatuh di sebelah Benji. Dia berusaha melepaskan pelukan Benji di tubuhnya.

"Ih lepasin.." ujarnya namun gagal pelukan Benji sangat erat.

"Sssttt bisa diam nggak lo, lo mau ibu lo dengar. Kalau gue sih seneng-seneng aja biar kita di grebek terus di nikahin" ucap Benji dengan tersenyum miring.

"Gila.." 

"Emang itu julukan gue cowok gila yang tampan dan kaya" ujar Benji dengan pd nya.

"Ih kepedean." Ujar mentari aneh kenapa malam ini Benji terlihat berbeda jadi banyak bicara. 

"Gue males lihat orang yang begitu, hanya menilai orang dari fisik dan materi" ujar Benji mulai tidak nyambung. Walaupun Mentari setuju akan hal itu .

"Itu katanya kaya, emang nggak punya rumah sampai harus tidur di rumah orang" sindir Mentari.

"Punya, lo mau ke rumah gue?" Tanya Benji dengan menatap mentari serius.

"Ih enggak ngapain" tolak Mentari.

"Ya ngapain kek ngepel, nyapu, apa masak gitu" 

"Enak aja emang aku pembantu."

Benji tertawa mendengar ucapan Mentari.

Mentari termenung melihatnya baru kali ini dia melihat benji tertawa. Sangat tampan batinya. 

"Jangan lihatin gue gitu ntar lo suka lagi" goda Benji.

Mentari segera memaling kan wajahnya. Berusaha menutupi rasa malu.

Cup

Mentari melebarkan matanya saat merasaka benji menyium keningnya.

"Udah mendingan tidur besok lo kesiangan lagi, nanti ibu lo marah."

"Ya tapi lepasin dulu aku mau tidur di sofa aja" ujar Mentari jujur dia tidak nyaman di posisi seperti ini.

"Tidur gue bilang" Benji menatap mentari tajam. Wajahnya berubah sudah tidak seramah tadi. 

Membuat Mentari merasa takut. Akhirnya mentari memilih memejamkan matanya dari pada harus mendapat amarah Benji.

Nanti saja ketika pria itu sudah tidur dia akan pindah.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
eddy hadarian
Mo aneh ibunya Mentari g tau kl Benji masuk rumah bahkan masuk kamar Tari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status