Share

Delapan

Mentari terus tersenyum senang karena sudah seminggu Benji tidak lagi kerumahnya.

Mana katanya punya seribu tangga, baru di buang satu aja udah nggak datang lagi.

Tapi bagus itu artinya rencananya berhasil, bukan cuma tak kerumahnya di kampus pun dia tidak pernah melihat Benji. Ah udah lah itu juga bukan urusan dia.

"Hello sepada, Mila cantik datang ni..." triak Mila dari luar.

Mentari menggelengkan kepalanya saat gadis itu masuk dengan cengiran khasnya.

tuhan itu maha adil orang cantik  pasti ada kurangnya.

"Tar lo lihat nih apa yang gue bawa"  ujarnya dengan berjalan menuju ranjang.

Mila membuka kantong belanjaan yang dia bawa.

"Taraa..." ucapnya heboh dengan menujukan gaun cantik berwarna biru muda.

Gaun selutut dengan rok yang mengembang, terus bagian bahu yang sedikit terbuka.

"Bagus nggak? "Tanya Mila.

Mentari menganggukan kepalanya setuju.

"Nah tu kan, udah gue duga lo pasti suka.." 

"Wah bagus banget gaunya.." ujar ibu Mentari yang baru masuk dengan membawa dua gelas minuman.

"Iya kan bu bagus, ini aku beliin buat Tari.." ujar Mila senang.

"Apa?" Tanya Mentari kaget dia kira itu gaun buat Mila sendiri.

"Iya ini buat lo untuk pergi ke pernikahan Riri nanti malam" jelas Mila.

Memang mereka akan pergi ke pernikahan teman smp mereka nanti malam.

"Enggak ah aku kan udah punya gaun" tolaknya.

"Yang warna oren itu?" Tanya ibunya.

"Iya" jawab Mentari .

"Oh my god Tar...itu udah ketinggalan jaman banget tau" teriak Mila heboh.

Mentari mengusap kupingnya yang terasa pengang karena teriakan Mila.

"Iya itu mah udah kuno" sambung ibu Mentari ikut mengompori.

"Itu kan udah sering lo pakek, bahkan di ulang tahun Riri juga pernah lo pakek, masak mau lo pakek lagi." 

" biarin aja toh juga masih bagus" 

"Ih nggak boleh pokoknya lo harus pakek baju ini" kekeh Mila.

"Tapi.."

"Nggak kamu harus pakek ini, kamu dosa ntar kalau nggak mau nuruti kata-kata ibu" acam ibu Mentari.

Mentari mengangguk pasrah kalau ibunya udah bawa-bawa dosa begini dia bisa apa.

Di sana juga nggak ada yang merhatiin dia kali, dia di undang juga gara-gara Mila. Kan udah di bilang nggak ada yang mau temenan sama dia kecuali Mila. Dan kebetulan juga seluruh alumni di undang. Dia juga awalnya nggak mau pergi tapi karena paksaan Mila akhirnya dia mau pergi.

***

"Wah serius lo cantik banget Tar.." ujar Mila entah yang ke berapa kalinya. Dari dirumah tadi sampai sekarang mereka di mobil itu terus yang dia bilang.

Mentari memutar bola matanya jengah.

"Tipe muka lo itu ya manis enak di pandang, nggak ngebosenin. nanti nih pasti orang-orang terpukau ngeliat lo." 

"Biasa aja kali..." ujar Mentari.

"Ih seriusan nggak percaya banget.."

Mentari memilih diam tak menanggapi ucapan Mila. Dia lebih memilih menatap jalan di luar jendela.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di gedung pernikahan Riri.

Mereka pun masuk kedalam dan udah banyak tamu yang datang juga. Ada banyak teman SMP bahkan SMA mereka juga disini. Benar-benar seperti reunian.

Semua orang melihat ke arah mereka sekarang, pasti sedang melihat ke arah Mila. ini udah biasa saat dia sedang berjalan dengan Mila si kembang sekolah, cewek paling cantik di sekolahan. Semua mata pasti melihat ke arah mereka.

"Hay mantan gue..." sapa seseorang dengan merangkul pundak Mila.

"Ih najis.." ucap Mila dengan menepis tangan orang tersebut.

"Ayok Tar pergi aja bau banget di sini ada sampah" ujar Mila dengan menarik tangan Mentari. Lalu menatap orang itu sinis.

"Ye... gini-gini juga lo kecintaan sama gue dulu"ujar cowok itu.

"Ya gue hilaf dulu, sekarang gue udah sadar ngerti nggak lo" ujar Mila dengan melengos pergi.

Mentari hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.

"Baru datang juga udah ada aja yang bikin gue kesel"gerutu Mila dengan mengambil minuman.

"Udah lah biarin aja" ujar Mentari mencoba menenangkan Mila.

Mentari melihat kesekeliling dia kagum degan dekorasinya bagus banget. Ya wajar sih kan Riri anak orang kaya apalagi suaminya juga kaya banget katanya.

Tubuh Mentari terasa lemas, bahkan jantung nya berdebar cepat. Saat matanya tak sengaja bertemu dengan mata seseorang yang paling dia hindari.

"Tar lo dengar gue kan" seru Mila saat Mentari tak kunjung menjawab pertanyaanya.

"Mmm iya ya kenapa" jawab Mentari gugup.

"Lo nggak papa kan?" Tanya Mila saat melihat gelagat aneh dari sahabat nya.

Mentari menarik napas berat kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Aku ke toilet dulu ya.." ujarnya.

"Mau gue anter?" Tanya Mila khawatir.

"Nggak usah aku bisa sendiri" ujar Tari dengan tersenyum kecil untuk meyakin kan Mila, bahwa dia bisa sendiri.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
delaa _sa
lanjutin di WP aja kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status