Share

Bab 4 - Sang Maniak

Dengan cepat Elena mendorong dada Yogie hingga lelaki di hadapannya tersebut menjauh.

“Apa yang kamu lakukan? Bagaimana mungkin kita bercinta tanpa pengaman?!” Elena tampak sangat marah dengan Yogie.

“Maaf, aku akan bertanggung jawab.”

“Bertanggung jawab katamu? Walaupun aku hamil aku nggak akan mau kamu bertanggung jawab!”

“Kenapa? karena aku pengangguran?” Yogie bertanya dengan nada kerasnya.

Elena memejamkan matanya frustasi, ia menyadari jika perkataannya menyinggung Yogie.

“Gie, dengar, ini bukan masalah tanggung jawab. Kamu tahu, kan resikonya seks bebas tanpa pengaman? Bukan karena hamil, sungguh, kalau itu yang kamu takutkan, kamu nggak perlu khawatir, aku nggak akan hamil, tapi-”

“Aku bersih. Dan aku yakin kamu juga bersih.” Potong Yogie yang sudah mengerti apa yang di maksud oleh Elena.

“Seyakin apa? Kamu nggak tahu bagaimana kehidupan seksualku di luar sana.”

Yogie mengulurkan jemarinya mengusap lembut pipi Elena, satu hal yang kini sangat di gemari Yogie.

“Aku hanya percaya kalau kamu nggak sakit, itu saja.” Yogie menjawab dengan nada lembutnya.

“Lalu bagaimana aku bisa percaya kalau kamu nggak sakit?”

Yogie tertawa lebar. “Aku melakukan pemeriksaan setiap tiga bulan sekali saat aku gemar melakukan seks bebas. Tapi beberapa bulan terakhir aku tidak pernah melakukan seks lagi, dan kamu bisa lihat, aku sehat, dan aku bersih.”

Elena menghela napas panjang, ia kemudian berjalan dengan tubuh telanjangnya ke arah ranjang, lalu duduk d pinggirannya. Hal itu tak luput dari perhatian Yogie. Oh sial!! Yogie kini bahkan kembali menegang.

“Ya, aku percaya kamu. Aku juga bersih.” ucap Elena. “Tapi jangan pernah sepelekan hal itu Gie, aku tidak pernah membiarkan lelaki manapun memasukiku tanpa pengaman.”

Yogie berjalan menuju ke arah Elena. “Oke Honey, aku akan melakukan apapun yang kamu perintahkan.”

Honey?”

“Ya, ingat kesepakatan kita tadi.”

“Jadi kamu benar-benar ingin menjadikan aku sebagai kekasih gelapmu?”

“Tentu saja.”

“Yogie, aku nggak bisa.”

“Tidak bisa seperti itu Elena. Kamu sudah menjawab Ya. Jadi kesepakatan tetaplah kesepakatan.”

Yogie terlihat tidak bisa di ganggu gugat. Sedangkan Elena hanya mampu menghela napas panjang.

“Tenang saja Honey, Andrew tidak akan tahu, aku tidak akan berkata pada siapapun jika kita memiliki sedikit rahasia.”

Bukan karena Andrew sialan!! Ini karena kamu Gie, karena kamu yang mau tidak mau membuatku kembali menjalin hubungan dengan seorang pria, padahal aku tidak ingin –sama sekali tidak ingin berhubungan dengan pria lagi. pikir Elena.

“Oke, kalau begitu kita buat peraturanya.”

Secepat kilat Yogie mendorong tubuh Elena hingga kini wanita tersebut terbaring telentang tepat di bawah tindihannya.

“Apa yang kamu lakukan? Kita harus membuat peraturannya.”

“Aturan bisa menunggu nanti atau kapan saja, tapi tidak dengan kejantananku.” bisik Yogie serak. Elena melirik ke bawah dan mendapati Yogie yang sudah menegang sepenuhnya.

“Kamu benar-benar tidak pernah melakukan seks beberapa bulan terakhir?” tanya Elena dengan tatapan anehnya.

Yogie tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

“Pantas saja.”

“Pantas kenapa?”

“Kamu seperti maniak seks.”

Yogie tertawa lebar. “Kamu suka, kan?”

Elena hanya mampu tersenyum, jemarinya kini sudah terulur mengusap lembut dada bidang Yogie yang terasa lembut tapi keras berotot.

“Kamu benar-benar tidak akan hamil? Maksudku... Aku tidak memiliki pengaman saat ini, dan aku tidak mungkin keluar untuk membelinya dalam keadaan seperti ini.”

“Ya. Aku selalu minum pil, kamu tenang saja.”

Yogie mengerutkan keningnya. “Seserius itukah hubunganmu dengan Andrew?”

“Mengamankan diri sendiri tidak masalah bukan? Apa itu masalah untukmu?”

“Tidak! Tentu saja tidak.” jawab Yogie yang langsung di ikuti dengan menempelkan bibirnya pada bibir ranum milik Elena, mengecupnya lembut kemudian melumatnya dengan panas.

Itu masalah, tentu saja. Yogie tidak ingin Elena berhubungan serius dengan lelaki lain, tapi tentu saja Yogie tidak mungkin mengatakan hal itu secara lagsung pada Elena, dia tentu tidak ingin Elena pergi menjauhinya jika ia menambahkan perasaan dalam hubungan mereka nantinya.

“Aku akan memasukimu, Honey.”

“Ya, lakuanlah.. lakukanlah.” desah Elena. Dan Yogiepun akhirnya kembali menyatukan diri ke dalam tubuh Elena. Memuaskan dirinya serta diri wanita yang kini berada di bawahnya.

***  

Pagi itu Elena terbangun dengan mata yang masih berat. Ia merasakan lengan seseorang masih memeluknya dari belakang. Telapak tangan besar itu masih menangkup sebelah payudara telanjangnya, dan itu membuat Elena kembali di rayapi berbagai macam perasaan aneh.

Elena mendesah pelan. Bagaimana mungkin ia akan terjebak dengan Yogie? Astaga, padahal bukan menjadi urusannya jika lelaki ini kerja atau tidak. Kenapa ia mau di jadikan hadiah untuk lelaki ini? Elena sadar jika sebuah alasan simpel menari di kepalanya.

Alasannya karena Elena juga membutuhkan Yogie. Membutuhkan sentuhan lelaki itu lebih tepatnya.

Selama ini Elena hidup dalam keluarga kaya dan terpandang. Ia terlihat begitu sempurna di mata banyak orang, cantik, seksi, kaya, berpendidikan. Padahal tak banyak orang tahu jika dirinya menyimpan sebuah rahasia gelap. Rahasia yang tidak akan pernah ia ceritakan pada siapapun.

Rahasia tersebut memaksa Elena keluar dari negeri ini, lalu menimba ilmu di luar negeri bersama dengan Aaron, temannya sekaligus pria yang pernah ia sukai saat SMA. Elena tahu, jika gosip yang beredar di antara teman-temannya saat itu adalah jika dirinya melanjutkan sekolah ke luar negeri karena mengikuti kemanapun Aaron pergi. Tapi Elena tidak peduli dengan gosip tersebut. Nyatanya gosip itu lebih baik di bandingkan kenyataan memalukan yang ia alami saat itu.

Elena sedikit menggerakkan tubuhnya dan itu secara spontan membuat Yogie semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Elena.

Yogie, bagaimana bisa lelaki ini menarik perhatiannya?? Apa karena tubuh tegap berisinya? Atau karena wajah tampannya? Atau mungkin karena ukuran kejantanannya? Elena menggeleng keras ketika pikiran terakhir melintas kepalanya. Bukan, bukan karena semua itu, Yogie menarik perhatiannya karena lelaki itu dapat meredakan dahaganya yang haus akan sentuhan lembut ketika melakukan seks.

Ya, Elena suka dengan sentuhan yang di berikan oleh Yogie...

Lelaki itu menyentuhnya seperti menyentuh sebuah kaca yang mudah rapuh. Yogie memperlakukannya mirip dengan memperlakukan seorang kekasih, tidak seperti lelaki-lelaki bule teman kencannya terdahulu yang memperlakukannya layaknya teman seks bayaran, atau seperti guru private sialannya yang dengan kasar merenggut keperawanannya dan menjadikannya korban pelecehan seksual selama bertahun-tahun lamanya.

Elena kembali menggelengkan kepalanya, menepis semua kenangan-kenangan buruk masalalunya. Ya, semua itu sudah menjadi masalalu. Ia harus dapat melupakan semuanya dan menjadi wanita baru.

“Sudah bangun, Honey?” pertanyaan serak Yogie membuat Elena menolehkan kepalanya ke belakang. Lelaki itu kini sedang mengecup lembut punggungnya. Sedangkan telapak taangan lelaki tersebut masih enggan melepaskan cengkramannya pada payudara Elena.

“Ya.” Hanya itu jawaban Elena.

“Jam berapa ini?”

“Aku tidak tahu. Kamu ada acara?” Elena bertanya masih dengan tubuh kakunya karena sentuhan-sentuhan lembut yang di berikan oleh Yogie.

Sebelah tangan Yogie lainnya menyelinap di bawah tindihan tubuh Elena, kemudian merayap mencari pusat diri Elena yang masih tertutup dengan bedcover yang menutupi tubuh telanjang keduanya.

Yogie membelai lembut, hingga membuat Elena mengerang. “Jadwalku padat hari ini.”

“Oh ya?” Elena menggigit bibir bawahnya. “Lalu kenapa kamu- Astaga, hentikan Yogie!!” seru Elena ketika jemari Yogie mulai memasuki dirinya.

“Aku tidak bisa berhenti, Honey, tidak bisa!” sambil menggertakkan giginya, Yogie menghentikan aksinya, lalu mengangkat sebelah kaki Elena dan menenggelamkan diri sedalam-dalamnya ke dalam tubuh Elena.

Ohh Shit!!! Nikmatnya bercinta pagi hari.”

“Kamu bajingan tengik!!” umpat Elena.

“Ya, Dan kamu suka, bukan?”

Yes, oh yes, kamu membuatku suka.”

“Dan akan selalu seperti itu, Honey.” Yogie kembali menggerakkan tubuhnya. Membuat Elena mengerang, melambung tinggi karena perlakuan lelaki tersebut. Ya, harus Elena akui, jika Yogie berbeda dengan lelaki yang pernah menyentuhnya. Lelaki itu benar-benar berbeda.

-TBC-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status