Share

5 : Kemesraan

Amy telah menyiapkan makanan yang dia masak sendiri untuk dibawa ke kantor Jared. Sebelumnya, Amy lebih dulu menghubungi Edwardo, menanyakan jadwal Jared siang ini. Ed bilang, Jared akan selesai meeting tepat jam dua siang. Amy diantar supir pribadi keluarga Latrivis segera menuju kantor. Tidak ingin membuat heboh satu gedung karena kehadiran calon nyonya muda Latrivis di ATT Corp, Amy meminta bantuan Ed untuk membawanya lewat jalur lift eksklusif yang langsung terhubung ke ruang kerja Jared.

"Tuan akan selesai sebentar lagi. Apa anda tidak keberatan jika saya tinggal sendiri di sini? atau ingin saya panggilkan seseorang?" tawar Ed

"Tidak, tidak usah repot-repot, Ed. Tidak masalah, aku sendiri saja," tolak Amy sembari tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi." 

Edwardo sudah menghilang di balik pintu. Amy sendiri diruang kerja menunggu Jared sambil melihat-lihat isi ruang kerja calon suaminya. Di meja kerja Jared terdapat figura potonya bersama Jared saat perayaan ulang tahun Amy tahun lalu. Tak cukup satu, Jared juga memajang poto pertunangan mereka di salah satu sudut ruangan. Amy tersentuh dengan sikap Jared. Pria itu benar-benar menganggap Amy spesial.

Ruang kerja Jared berada di lantai dua puluh. Tentu pemandangan langit kota Las Vegas siang itu dapat Amy lihat begitu jelas. 

"Hei Lat--. Oh, Amy. Kau di sini?" Nic agak terkejut dengan kehadiran Amy.

"Hai Nic. Hai Dylan," sapa Amy ramah melambaikan tangan pada dua pria yang berdiri di ambang pintu.

"Maafkan aku karena masuk tanpa mengetuk. Aku pikir Jared di sini," kata Nic jujur.

Amy tergelak," tidak masalah, Nic. Masuklah. Temani aku."

Ketiga orang itu mengambil posisi duduk di sofa empuk yang tersedia di ruangan.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Nic pada Amy

"Baik. Sangat baik," balas Amy tersenyum

"Sounds good. So, ada apa kau datang ke sini? tidak biasanya."

"Aku hanya ingin mengantar makan siang untuk Jared," beritahu Amy, lalu menunjuk dua paperbag yang terletak di meja, "kau tau sendiri kan CEO kalian  suka melewatkan waktu makan siangnya. Karena itu aku ke sini. Hari pernikahan kami semakin dekat aku tidak mau dia sakit karena kelelahan dan kekurangan asupan makanan," lanjutnya.

"Jared bukan pria lemah. Bahkan jika dia tidak makan selama dua hari pun dia masih sanggup. Benar kan, Nic?" timbrung Dylan duduk di samping Nic.

Nic tertawa renyah. "Dylan benar. Oh iya, kudengar kalian akan melangsungkan pernikahan di gedung perusahaan. Apa benar?" tanya Nic penasaran.

"Itu benar."

Nic yang mendengar pengakuan Amy melongo tidak percaya. "Kau serius? come on, kau menikah dengan keturunan Latrivis. Kau bisa meminta Jared untuk melangsungkan acara pernikahan kalian di Maldives, Paris atau Hawai. Kalian juga bisa menyewa satu pesawat untuk tamu undanga. Jared tidak akan jatuh miskin."

Kesal dengan kehebohan Nicholas, Dylan menoyor kepala rekan kerja sekaligus sahabatnya. "Yang mau menikah mereka, kenapa kau yang heboh."

"Hei bro, ini pernikahan pertama dan terakhir keluarga Latrivis. Seharusnya mereka mengundang banyak tamu. Siapa tau aku bisa menemukan satu dua wani--." Lagi, Dylan menoyor kepala Nic. Kali ini cukup kuat. Hingga membuat Nic mengupat kesal.

"Akh, shit!"

"Otakmu wanita saja. Dasar playboy," cerca Dylan.

Amy hanya bisa tersenyum simpul melihat tingkah keduanya. 

Tidak berselang lama Jared sudah muncul dari balik pintu kayu. Padahal meeting-nya selesai setengah jam lagi. 

"Honey." Pria bertubuh tinggi, tegap berbalut setelan formal tampak begitu sempurna di mata Amy. Tanpa mempedulikan dua sahabatnya, Jared menghampiri Amy dan langsung menebar kemesraan dengan mengecup bibir merah muda sang pujaan, lalu mencium puncak kepala Amy.

"Hei, hei, ada kami di sini," tegur Nic merasa iri

Jared menatap Nic tajam, seolah tak suka diatur. "Kalau tidak terima melihat kemesraanku kau boleh keluar. Dasar playboy tukang iri."

"Hei, aku tidak iri, bro," dalih Nic. "Ah sudahlah, aku dan Dylan pergi. Kami tidak ingin mengganggu kalian. Ayo," lanjutnya.

"Have fun miss Latrivis," ujar Dylan sembari tersenyum.

"Bye guys. Thanks."  

Selepas dua pria itu pergi, Jared berdiri di depan Amy. Dia menatap calon istrinya dengan intens. "Jadi apa yang membawamu ke sini?" tanya Jared penasaran.

Jared mengikuti arah yang ditunjuk Amy."Apa itu?"

"Aku membuatkan makan siang untukmu. Ayo, kita makan siang bersama." Amy langsung menarik lengan Jared untuk mengikutinya ke arah meja yang ada di ruangan Jared. 

Amy mengeluarkan satu persatu kotak berisi makanan tersebut dari dalam paperbag. Amy membawakan berbagai jenis makanan untuk Jared. Mulai dari daging, salad, buah-buahan, hingga makanan pencuci mulut yang manis. Jared telah duduk memandang penuh kagum hasil masakan Amy.

"Ayo makan. Ini semua untukmu," kata Amy.

"Kau juga harus makan honey."  

"Aku bisa makan di rumah. Aku sengaja menyiapkan ini semua untukmu," ungkap Amy penuh rasa bahagia.

"Honey, kupikir anak kita kelak tumbuh dengan baik berkat makanan sehat dan enak yang kau buatkan untuk keluarga kecil kita," goda Jared kembali mendaratkan kecupan di bibir Amy. "i love you soo much."

"I love you too. Lekas makanlah."

 Jared dengan wajah bahagia begitu semangat menyuap setiap makanan yang masuk ke rongga mulutnya ditemani Amy. Wanita kedua yang dia cintai setelah ibunya.

  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status