Share

291. Mereka Menyebutnya, Ketempelan

“Kamu kenapa, Nak?” tanya lelaki setengah baya setelah Asoka membuka mata. Wajahnya was-was, dia prihatin terhadap kondisi Asoka yang sekarang, bagai orang linglung.

Asoka hanya termenung. Pikirannya masih kacau balau. Kesadarannya juga belum sepenuhnya pulih. Sedari tadi, matanya tidak berhenti membelalak menatap ke depan.

Pemuda berkuncir masih ingat betul bagaimana dia bisa duduk di kursi yang dikusiri oleh seorang siluman. Bau anyirnya masih terasa, tapi sebisa mungkin Asoka menghilangkan pikiran buruknya tentang itu.

Bahkan, saat disapa lelaki paruh baya itu, Asoka seolah tidak sadar dia berhasil selamat dari kusir siluman dan pindah ke dunia nyata.

Lelaki tersebut khawatir dan membopong Asoka ke pemukimannya.

“Tolong... ada pemuda pingsan di tengah hutan!”

Salah seorang warga melihat lurah mereka berlari membawa seorang lelaki dari atas gunung. Sontak, dia memukul kentongan dengan nada dua dua menandakan ada berita besar di desa.

Di sana, para warga sudah berkumpul menunggu. Sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status