Share

II

Manik ungu Amanda melebar, kedua tangannya gemetaran sambil mengenggam erat buket mawar merah. Untunglah veil putih tulang menutupi setengah tubuhnya hingga mampu menghalangi pandangan orang-orang terhadap dirinya.

“A-ayah ...,” ujar Amanda dengan perasaan kalut.

 “Jangan buat aku malu di hadapan ratusan tamu,” bentak Baron Broke sambil menarik tangan Amanda dan melingkarkannya ke lengannya.

Melihat tangannya yang  tersampir di lengan ayahnya, terbersit perasaan bahagia di dada Amanda. Walau ia tahu itu hanya kewajiban pura-pura pria tua itu sebelum mengirim dirinya sebagai tumbal pernikahan ini. Tapi bolehkah  ia sedikit bahagia, dan membuat hal terakhir yang ayahnya lakukan sesuai presepsinya?

“Kasihan ...,” itu adalah kata pertama yang didengar Amanda ketika kakinya melangkah menuju Altar, gadis itu sampai menoleh, tapi hanya tatapan dingin dari ratusan pasang mata yang ia dapati.

Tiba-tiba atensi para tamu beralih ke sosok tinggi besar yang berdiri tepat di samping Pemuka Agama.

“Ah tampan sekali, bekas luka di wajah Pangeran Hitam malah menambah macho penampilannya. Kurasa rumor itu hanya bohong belaka.”

“Fisiknya sempurna, ia seperti pahatan Ares sang dewa perang di kuil Yunani kuno.”

“Jadi setelah fisiknya yang tak sesuai rumor apakah kenyataan dia membunuh istrinya juga hanya kebohongan?”

“Membunuh dan ketampanan adalah hal yang jauh berbeda! Duke Maltes dan Duke Gramer masih bersedih atas kematian putri-putri mereka.”

Mau tak mau Amanda sedikit penasaran dengan hal yang didengungkan oleh para tamu. Setelah ia sampai di atas altar, gadis itu sedikit mengangkat kepalanya, mencuri lihat pria yang berdiri menjulang di hadapanya.

Ternyata pria itu juga sedang menatapnya balik. Sorot matanya sangat tajam, rahang siku-sikunya mengeras, terlihat ingin menelan bulat-bulat gadis di hadapannya. Amanda langsung menundukkan pandangannya.

“Kenapa ia terlihat seperti itu?” tanya Amanda dalam hati, bulu tenguknya sampai berdiri. “Dia seperti sangat membenciku? Ini ‘kan pertemuan pertama kita.”  

Bisik-bisik para tamu mulai surut saat pemuka Agama memulai upacara suci itu. Pangeran Hitam melirik Amanda dengan ekor matanya. Tatapan sangat dingin dan merendahkan terlihat jelas di mata sekelam malam itu. “Lintah.” umpatnya dalam hati.

Ikrar yang dibacakan lumayan panjang tapi sepasang manusia di depan altar tampak tak begitu mempedulikan, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

“Dengan ini kalian dinyatakan sebagai suami-istri,” ucap pemuka agama memberi berkat, diiringi tepuk tangan pelan dari para hadirin.

Biasanya upacara pernikahan akan di akhiri dengan ciuman hangat kedua mempelai yang mampu membuat para tamu undangan menangis terharu, tapi tidak dengan pernikahan Pangeran Hitam. Suasana sangat mencekam seakan hari ini diadakan upacara penjagalan alih-alih pesta pernikahan.

Kembali Pangeran Hitam terpaksa harus menunduk melihat gadis yang gemetaran di hadapannya, tinggi mereka sangat kontras. “Ck!” decak pria itu kemudian berbalik turun dari altar, mengurungkan niatnya membuka tudung veil pengantin wanitanya.

Gadis itu kebingungan ditinggal sendirian di atas Altar. “Susullah suamimu, anakku,” ujar pemuka Agama dengan lembut. Tergesa-gesa gadis itu turun dan mengikuti suaminya.

Terlihat Baron Broke sedang berbicara satu arah dengan menantu barunya. “Ah suatu hal yang membanggakan aku memiliki menantu seorang pangeran!”

“Oh kau tampan sekali, rumor yang beredar meleset jauh! Andaikata aku masih muda tentu aku bersedia kau nikahi, kau benar-benar tampan,” timpal istrinya tak tahu malu. Brenda mengakhiri puji-pujiannya terhadap pangeran ketika Amanda tiba-tiba datang ke sebelah pria tampan itu.

“Ah!” ucap Amanda ketika kakinya tersandung,  tapi dengan cepat ia dapat menyeimbangkan diri. Baron Broke dan istrinya merengutkan muka,  tatapan mereka langsung membuat Amanda menunduk dan gemetar.

Kembali kedua orang tua Amanda ‘menjilat’ tanpa henti, sedangkan lawan bicaranya malah sibuk melirik gadis mungil di sebelahnya, dan mulai merasa muak dengan suasana ini.

“Apa kalian sadar putri kesayangan kalian gemetar sedari tadi,” sindir Pangeran Hitam, memotong pembicaraan. Pasangan tua itu langsung menghadiahi Amanda tatapan membunuh, gadis itu juga tampak terkejut dengan ucapan pangeran yang tiba-tiba.

“Apa dia di bawah umur?” tanya Pangeran kembali.

“T-tidak! Tentu tidak! Dia sudah ada di usia yang pantas untuk menikah! Bahkan sudah lebih satu tahun dari usia yang pantas untuk menikah!” jawab Baron Broke meyakinkan diiringi anggukkan kepala istrinya.

Dan tak berapa lama pesta pernikahan itu pun berakhir tanpa ada acara basa-basi, tari-tarian atau ucapan selamat. Semakin membuat acara itu terasa kelam seperti aura upacara pemakaman hanya saja para hadirin tak mengenakan pakaian serba hitam melainkan warna-warni. Hingga malam pun tiba.

Amanda masih mengenakan gaun pengantinya, sambil berusaha melepas satu persatu tangkai bunga baby’s breath yang terjalin di rambut peraknya.

“Cantik sekali ... ,“ gumamnya sambil terpesona melihat dekorasi kamar, nyaris melupakan eksistensinya di ruangan ini untuk menyambut ‘suami’ barunya.

Namun kenyataan seolah menyadarkannya, suara dua orang pria berbicara di depan pintu membuat Amanda serasa ingin masuk ke perut bumi. Ketika pintu terbuka hawa dingin khas kota Sulli seolah terbawa ke dalam ruangan yang telah diberi penghangat.

“Oh Tuhan ... ,” ucap pengawal Pangeran Hitam ketika melihat sosok Amanda White, sedangkan suami gadis itu tampak diam membeku dengan mulut sedikit terbuka, tak kalah terkejut.

Untuk pertama kalinya mereka melihat seseorang dengan perbedaan yang begitu mencolok dari orang biasanya pada masa itu. Sedangkan Amanda langsung menunduk menghadap lantai, menekuk sedikit tubuhnya hingga rambut panjang keperakannya menutup sebagian wajahnya.

“Apa yang mereka pikir tentangku? Pasti mereka merasa aku makhluk menjijikan yang pantas untuk di bunuh,” ratap Amanda dalam hati.

“Ini pelecehan! Berani-beraninya mereka menjadikan gadis penyakitan sebagai istri Anda Tuan! Wanita itu dikutuk!” teriak pengawal Pangeran Hitam sambil menunjuk marah ke arah Amanda.

Gadis itu tak sanggup berkata apa pun, ia gemetar hebat seperti mangsa di hadapan pemburunya. Dengan langkah cepat Pangeran Hitam mendekati Amanda, disibaknya surai panjang yang menutupi wajah gadis itu sembari menarik dagu Amanda agar menatapnya.

Mata mereka bertaut, netra ungu besar itu memantulkan wajah Pangeran Hitam dengan ekspresi yang tak terbaca, tak berapa lama hingga Amanda menutup matanya, membuat air mata meleleh di kedua pipinya, berharap dengan itu bisa menghilangkan apa yang sedang terjadi.

“Tuan! Aku akan membunuhnya kemudian Duke-“

“Tidak, tak ada pembunuhan. Tak ada apa pun sampai perintahku selanjutnya,” potong Pangeran Hitam tajam.

“Tapi Tuan mereka-“

“Tinggalkan ruangan ini, Jendral!” perintah Pangeran tiba-tiba, dan pengawal itu masih bergeming di tempatnya.

“Tapi T-“

Pangeran Hitam berbalik menatap tajam anak buahnya. “Mungkin perlu kuingatkan Jendral, ini malam pernikahanku,” lanjutnya dingin.

Seketika pria yang mendampinginya sedari tadi itu langsung menunduk pamit meninggalkan ruangan. Kembali keheningan mencekam menghampiri, ditinggalkan berdua dengan seseorang yang tak segan-segan membunuh istri terdahulunya membuat Amanda tidak merasa lebih baik, bahkan ia sekarang benar-benar ketakutan.

Kembali Pangeran Hitam memperhatikan gadis gemetaran itu. “Berdiri,” perintahnya dingin.

Seketika hawa dingin menyelimuti sekujur tubuh Amanda White. Gadis itu mencoba berdiri seraya mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang menguap karena ketakutan. Walau akhirnya bisa berdiri, tapi kaki Amanda masih gemetar hebat.

Pangeran Hitam menatap kepala Amanda yang masih tertunduk, terlihat segelintir tangkai bunga masih terselip di sana. Lalu, pria itu pun mengikis jarak di antara mereka.

Selintas pertanyaan muncul di benak Pangeran Hitam, “apa gadis ini..."

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus cerotanya
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus cetitanya
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
jdjdkdodkfnfnfofofnrbfoodd
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status