Share

Bodoh

Verana melirik jam di dinding, sudah pukul lima sore. Dengan gemetar, dia memungut bajunya yang ada di lantai. Nasib sial datang, penyesalan menggerogoti. Penolakan Josh untuk menikah membuatnya menghela napas kembali. 

Saat mereka bersiteru, Josh langsung menciumi seluruh wajah Verana dan memaksanya untuk memuaskan hasratnya. Verana yang emosi tentu saja menolak, tapi kekuatan Josh bisa mengalahkan gadis itu. 

Verana tersenyum kecut memandang ranjang yang sudah berantakan akibat ulah mereka berdua. Ya, meskipun menolak tubuhnya menginginkan, Josh berhasil menidurinya dan mereka berdua berhubungan badan. 

Setelah mengenakan bajunya, gadis itu bergegas ingin pergi tapi ponselnya tiba-tiba berbunyi. Meskipun malas tapi tetap meraihnya. Tubuh gadis itu langsung menegang ketika melihat nama penelepon. ‘Ayah’ 

Verana belum mengangkatnya, dia takut. Apakah kehamilannya sudah terbongkar? Dari mana ayahnya tahu? Bahkan Verana belum menceritakan apa pun kepada siapa pun, kecuali Josh yang harus diberi tahu. 

“H-halo, Ayah.” Setelah panggilan kedua, dia baru menjawab. 

“Halo, Nak. Apa kabar, Sayang? Ini Ibu.” Sapaan suara lembut wanita dari sana membuatnya sedikit lega. Ternyata ibunya meminjam ponsel. 

“Iya, kenapa, Bu?” Verana sedikit tersenyum, dia lebih bebas berbicara pada ibunya yang sangat lembut, berbeda kalau dengan ayahnya yang tegas, irit bicara. 

“Kamu sehat, kan?” 

“Sehat dong, Ibu. Orang rumah sehat juga, kan?” 

“Sehat, Nak. Ini kedua adikmu ingin bicara.” 

Setelah bertukar kabar dengan kedua adiknya serta ibunya dan memastikan kalau ayahnya juga sehat, Verana memutuskan panggilan. Sekali lagi dia bernapas lega. 

“Telponan sama siapa?” Verana yang duduk di karpet terkejut melihat Josh yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Cekikikan hasil bercanda dengan adiknya membuat Josh terbangun. 

“Sama Adek,” jawab Verana cuek. Mengancing tasnya dan bergegas untuk keluar. Saat ini dia tidak memikirkan tugas kuliah meskipun berbincang dengan ibunya tugas kuliah sudah kelar.

“Mau ke mana, Ra?” tanya Josh mencegat gadis itu.

“Pulanglah! Emangnya mau ngapain?” sahut gadis itu ketus. Verana masih marah pada Josh dan bisa-bisanya mereka berdua tertidur bersama di ranjang. Gadis itu juga menyalahkan dirinya sendiri, kecewa pada diri sendiri, dan rasanya gadis itu ingin mati saja. 

“Ayo aku antar,” tawar Josh setelah memakai pakaiannya. Meski rambut lelaki itu acak-acakan tapi tidak melunturkan pahatan wajahnya yang sempurna di mata Verana. 

“Aku enggak mau!” 

“Maunya apa, Ra?” Gadis itu mendelik tajam melihat Josh yang memelas. Dih, bisa-bisanya dia menunjukkan ekspresi yang tidak bersalah, seolah-olah dia yang tersakiti. 

“Cowok emang gitu, ya, maunya enak aja, giliran musibah gak mau tanggung jawab. Cemen!” Setelah menyindir lelaki itu, Verana bergegas keluar. Tak lupa pintu yang ditutup sekencang mungkin. 

“Dasar perempuan, sama-sama menikmati enak yang disalahkan kaum adam, dulu kenapa mau diajak!” gerutu Josh kesal. Yang mendengarnya hanyalah angin lewat. 

.

Verana mondar-mandir di kamar kontrakannya sembari menggigit kukunya. Sampai saat ini Josh belum memberikan kepastian kapan akan menikahinya. Dia takut perutnya semakin buncit, tajut Josh tidak mau tanggung jawab. 

“Aduh!” Verana terkejut dan memegangi dadanya untuk mengurangi detak jantung yang berpacu lebih cepat dari biasanya. 

“Cuma notif w*****d,” keluhnya sedih. Dari tadi dia menghubungi Josh tetapi nomornya tidak aktif dan mengirimi ratusan pesan yang mengancam. Siapa tahu Josh mau menikahinya. Siapa sangka, notifikasi dari ponselnya ternyata dari aplikasi w*****d. Dia kembali gusar setelah melihat ponselnya yang belum ada balasan dari Josh.

Verana itu gadis yang sangat memuja Josh. Waktu pertama kali mereka bertemu, Verana sudah seperti disetrum listrik setiap hari. Begitu juga dengan pacaran.

Verana juga sangat suka membaca di aplikasi w*****d yang menyediakan berbagai cerita-cerita romantis. Judulnya pun selalu membuat tersenyum sendiri. Si cowok yang menikahi pacarnya karena telah tidur bersama, pun Verana merasa bahwa dia kekurangan cinta. Menerima ajakan Josh untuk berpacaran. Modal khayalan yang tinggi seperti di w*****d, Verana mau saja ketika diajak tidur oleh Josh.

Nyatanya realitas tidak seindah khayalan. Di saat Verana sudah hamil, Josh memelas dan memintanya untuk menggugurkannya. Untuk ke sekian kalinya, Verana membenci dirinya. 

“Aku bodoh!” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status