#Hamil_Anak_Ular
Bab 18 : Radji VS Rully
Anjani duduk di ruang tengah sambil menyambar remot televisi, ia merasa puas sudah berhasil mengatai anak Lucky, walau sedikit kasihan dengan mamanya. Akan tetapi, sejak pagi hatinya terasa riang saja karena janin-janin aneh di perutnya sudah tak ada lagi. Sore nanti ia anak ke klinik dokter kandungan untuk memastikan kalau rahimnya telah bersih dari kehamilan aneh itu.
Walau keperawanannya sudah terbobol dan tak tahu siapa pelakunya, itu tak mengapa asalkan kehamilan anehnya sudah berakhir. Kalau tak ada pria yang mau menikah dengannya hanya karena ia sudah tak perawan lagi, mungkin ia akan terpaksa memilih antara dua temannya, Rully atau Radji. Mungkin, kalau ia menikah dengan salah satu temannya itu akan lebih asyik dan tak perlu pendekatan lagi, hoby mereka juga sama. Sama-sama menggemari mengoleksi hewan melata.
Endah dan Lucky keluar dari dapur dengan bergandeng mesra seperti biasanya. Endah menyuruh Lu
#Hamil_Anak_UlarBab 19 : ASI“Masih waras kalian berdua?” Anjani memegang dahi dua temannya itu secara bergantian.Rully melengos, lalu menjawab, “Masih waras wal’afiat dan sadar sesadar-sadarnya.”“Jangan percaya ama Rully, Jan, dia Cuma gombal.” Radji melirik Rully dengan sinis.“Hom-pim-pah deh kalian berdua! Kalau kalian benaran serius, aku mau deh. Biar gak perlu capek-capek ikutan kontak jodoh. Kebetulan ... biar bisa bantuin menghajar si benalu keluar dari rumah warisan papa,” ujar Anjani sambil kembali berbaring di atas tubuh Chiko, hewan kesayangannya itu.Rully dan Radji saling pandang dan tak jadi hom-pim-pah. Keduanya terlihat terdiam sejenak, sibuk dengan pikiran masing-masing.“Kenapa pada gak mau hom-pim-pah? Ya udah, aku pilih nikah ama Chiko aja. Kayaknya Cuma dia yang bisa diandalkan buat menelan hidup-hidup si benalu. Iya gak, Chik?” Anjani mengusap
#Hamil_Anak_UlarBab 20 : Mimpi yang Terasa NyataAnjani masih terbaring tak berdaya dan membiarkan tiga bayi ular kobra terus menghisap ASInya hingga pintu kamar terbuka. Lalu masuklah seekor ular kobra raksasa, yang besarnya lebih dari Chiko. Ia merasa seperti sedang berada di film animasi, sebab ular kobra tak ada yang sebesar ini.Anjani meringis ngeri melihat si ular kobra raksasa semakin mendekat ke arahnya. Walau ia pecinta hewan melata itu, tapi takkan berani jika di hadapkan dengan si kobra raksasa yang tentunya memiliki bisa mematikan.Kini si ular kobra raksasa telah naik ke atas tempat tidur dan melengkor di samping Anjani lalu menciumi 3 bayi ular itu dan kini malah mendekatkan kepala ke arah gadis tomboy itu seakan siap menelannya hidup-hidup.Napas Anjani memburu, ia ingin menjerit kencang. Sekuat tenaga, ia berusaha menggerakkan tubah.“Aggghhh!!!” Suaranya keluar juga, ia langsung terbangun dan celingukan ke kana
#Hamil_Anak_UlarBab 21 : Mulut LuckyLucky kembali ke kamar dengan tampang masam, ia kesal sekali dengan ucapan lancang Anjani, sang putri tiri yang tak pernah mau bersikap baik padanya sejak dari awal ia menikahi Endah. Padahal, ia ingin dihormati. Walau usia mereka hanya selisih delapan tahun, tapi ia tetap ayah sebutannya.“Kenapa, Mas, kok masam gitu wajahnya?” sapa Endah ketika baru saja keluar dari kamar mandi.“Biasa, anakmu kata-katanya selalu menusuk hati, gak ada sopan-sopannya sekali sama aku ... ayahnya, walau hanya ayah tiri.” Lucky mengerucutkan bibir.“Ah, kamu, Mas, kayak baru kenal sama Anjani aja. Jangan diambil hati kata-katanya!” jawab Endah sambil berpakaian.“Masa dia bilang kamu hamil anak ular melulu, perkataan adalah doa. Jahat benar doanya pada keturunan kita, benar-benar gak habis pikir aku.” Lucky mengembuskan napas kesal.Endah terdiam, sambil mengusap perut
#Hamil_Anak_UlarBab 22 : Hutan LaranganSambil menunggu kedatangan Anjani, Radji memejamkan mata sejenak. Matanya sangat mengantuk, apalagi ia terjaga sejak subuh. Biasanya ia belum bangun jam segini dan masih melengkor di tempat tidur. Itulah yang menyebabkan ia masuk ke kantor sesuka hatinya saja, mentang-mentang kantor itu milik sang papa. Bawaan emang anak orang kaya, kesehariannya hanya mengurusi ular-ularnya saja, tak jauh beda dengan Anjani.Satu jam kemudian, Anjani sudah kembali ke mobil Radji dan mengejutkan temannya yang sedang bermimpi dikejar gerombolan ular itu.“Agghhh!!!” jerit Radji sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, keringat membanjiri wajahnya.“Kenapa, Ji, mimpi seram juga kamu?”Anjani menepuk pundak Radji seraya menyodorkan sebotol air mineral.Radji segera menenggak sebotol air mineral itu hingga tingga bersisa separuhnya saja, lalu membuka jaketnya karena kegerahan.“Mimpi
#Hamil_Anak_UlarBab 23 : Kerajaan UlarTanpa menjawab pertanyaan Anjani, dua pengawal itu sudah menggiringnya masuk ke dalam istana serba kuning itu. Sepertinya setiap tembok bangunan tinggi itu terbuat dari emas, hingga ke perabotannya pun juga sama.Anjani mengerutkan dahi sambil menatap heran istana yang ia masuki, semua ini di luar batas nalar manusia. Di jaman sekarang tak ada istana yang terbuat dari batangan emas seperti ini, kecuali hanya di film-film. Kembali Anjani mencubit pergelangan tangannya, dan rasanya tetap saja sakit, jadi ia tak sedang bermimpi.Kini Anjani sudah berada di dalam ruang tamu kerajaan, ada banyak pilar berwarna emas begitu juga dengan tirainya. Disetiap pojok ruangan terdapat patung ular besar yang terbuat dari emas pula. Semua pengawal di ruangan itu langsung membungkuk hormat saat bertemu dengan gadis tomboy berambut panjang itu.“Silakan jalan lagi, Ratu Anjani, Raja ada di ruang singgasananya. Ayo!”
#Hamil_Anak_UlarBab 24 : MenghilangDengan tergesa-gesa, Rully memacu mobilnya menuju hutan larangan. Hatinya sangat tidak tenang mengetahui dua temannya itu ada di hutan yang terkenal angker itu. Konon, menurut cerita para orang tua jaman dulu, ada sebuah kerjaan ular yang berdiri di sana namun tak kasat mata. Tak jarang jika ada warga yang nekat menjelajah hutan itu akan berujung maut.Satu jam kemudian, mobil Rully telah tiba di dekat mobil Radji. Ia segera mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan video.“Ji, aku udah di depan. Kamu di mana?” tanya Rully sambil keluar dari mobil.“Aku ada di tengah hutan, Anjani hilang, Rul,” jawab Radji lemas dengan keringat yang membanjiri dahinya.“Apa. Anjani hilang?! Gimana bisa?” Rully segera berlari masuk ke hutan.“Kamu ke sini saja, aku tunggu di pohon besar bekas kemah kita dulu,” jawab Radji sambil duduk di bawah pohon, napasnya ngos-ng
#Hamil_Anak_UlarBab 25 : Ratu AnjaniAnjani masih terbaring tak berdaya di atas tempat tidur berlapis emas, mulai dari ranjang juga spreinya. Tiga bayi mungil kini sedang berebutan untuk mendapatkan ASInya. Seorang raja bewajah Korea tersenyum angkuh dengan kedua kaki dilipat sambil mengamati bayi-bayinya yang sedang berebutan untuk menikmati nafkah dari sang ibu.Di antara lelap dan terjaga, Anjani merasakan nyeri pada bagian payudaranya. Ia harus menahan napas jika terasa gigitan yang mengenai kulit tipis bagian sensetifnya itu.“Anjani, bangun!” Terdengar suara yang tak asing berbisik di telinga wanita yang kini sudah berganti pakaian dengan pakaian ala kerajaan ular, gaun khusus untuk para ratu. Dia adalah ratu kedua setelah istri pertama sang raja, ibunda dari Pangeran Rambo.“Bangun, Anjani, aku menunggumu di sini! Cepatlah kembali!” Suara itu berbisik lagi di telinga Anjani.“Radji!” gumam An
#Hamil_Anak_UlarBab 26 : Istana Raja Kobra“Mas, aku gak bisa tidur ... kepikiran Anjani terus .... “ Endah menyapu buliran bening yang tak dapat berhenti keluar dari pelipis matanya.“Udah, Sayang, besok aku bakalan nyariin dia lagi kok. Ayo, tidur!” Lucky meraih Endah ke dalam pelukannya sambil menghapus air mata sang istri dan mencium kedua pipinya.“Makasih ya, Mas.” Endah membenamkan kepalanya di dada bidang milik sang suami yang amat ia cintai itu.Keduanya mulai memejamkan mata. Endah berusaha untuk bisa tertidur, walau hatinya sangat tidak tenang. Ia begitu mengkhawatirkan Anjani, walau putri tunggalnya itu selalu pembangkang dan sulit diatur tapi ia tetap menyayanginya.