Melahirkan Anak Ular
Part 49
Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.
Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka.
"Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.
Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh.
"Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya.
"Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung.
"Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.
“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.
“Ini berat, Ji, k
#Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya
#Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&
#Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula
Hamil Anak UlarBab 1 : Diagnosa Hamil"Anda positif hamil 13 minggu," ucap seorang dokter kepada wanita bergaya tomboy, ketua komunitas pecinta hewan melata itu."Apa, Dok?!" Mata Anjani melotot sembari menggelengkan kepala, ia tertawa. "Gak mungkin, Dok! Jangan coba-coba memberi analisa palsu," sambungnya dengan tampang kesal."Liat itu di layar monitor, ini kantong kehamilan anda walau janinnya belum jelas terbentuk." Dokter muda itu menunjuk monitor di samping Anjani berbaring.Anjani segera bangkit dari tempat tidur dengan sambil membenarkan bajunya setelah melakukan USG karena keluhan penyakitnya yang ia duga hanya asam lambung saja.Anjani duduk di hadapan sang dokter kandungan, wajahnya masam. Ia tak mempercayai sama sekali diagnosa itu. Ia jengkel karena awalnya ia hanya ingin berobat ke dokter umum saja, tapi dari dokter umum malah dirujuk ke poli kandungan."Dok, bagaimana bisa anda mendiagnosa saya hamil sedang saya belum
Hamil Anak UlarBab 2 : Tak PercayaDengan menghembuskan napas kesal, Anjani duduk di kursi goyang yang sengaja ia letakkan di tengah-tengah ruangan, karena di sekelilingnya penuh dengan kandang ular dengan beraneka jenis ragam. Dipandanginya aneka jenis ular koleksian yang bisa membuat hati senang jika mengamati gerakan bergeliutan hewan melata itu.Pintu kamarnya terlihat terbuka, keluarlah si ular piton yang ia beri nama Chiko. Hewan kesayangannya itu mulai merayap dan mendekatinya, lalu melengkor naik ke atas pangkuan.Ceril si sanca bodo berwarna kuning pun tak mau kalah saing, ia yang sedari tadi melengkor di karpet bulu depan televisi merayap mendekat ke arah Anjani juga.“Ceril, Chiko, aku lagi pusing sekarang. Gimana bisa mama mendapatkan surat keterangan dari dokter itu? Ahgg!!!“ Anjani menggaruk rambut sebahunya.“Sial!” gumamnya lagi sambil memegangi perutnya yang memang terlihat makin berisi dari biasanya
Hamil Anak UlarBab 3 : NgidamAnjani kembali ke rumah dengan kesal, hasil pemeriksaan yang kedua ini semakin membuat kepalanya berdenyut. Sudah dua dokter yang menyatakan dirinya hamil. Sang mama pasti akan mengamuk lagi kalau tahu hasil pemeriksaan keduanya sama dengan hasil yang pertama.Dengan wajah ditekuk, Anjani duduk di teras atas sambil menatap aneka peliharaannya juga. Ada beberapa jenis ular Sanca, seperti sanca kembang, sanca bola dan sanca hijau. Semua ular yang ia perlihara mempunyai nama panggilan sendiri. Akan tetapi hanya ular pyton yang ia beri nama Chiko dan sanca bodo yang bernama Ceril yang ia bebaskan berkeliaran di rumah.Tiba-tiba, Anjani merasakan perutnya mual seperti ingin muntah. Ia langsung berlari masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan kembali apa yang sudah dimakannya di kampus tadi, cumi balado tanpa nasi.“Wueekk!!!” Anjani menatap geli makanan sisa muntah yang berserakan di wastafel.Dengan perut
Hamil Anak UlarBab 4 : Rencana Sang MamaDengan puas, Anjani tertawa di kamarnya. Ia senang bisa menakuti mamanya itu, tapi sayang ... Lucky si ayah tirinya itu gak takut sama ular. Akhirnya ia bisa terbebas dari omelan Endah Pratiwi, begitulah nama wanita yang sudah melahirkannya 25 tahun silam.Anjani membuka pakaiannya dan menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia memang terlihat agak gendut sekarang, perut saja terlihat semakin berisi. Diusapnya perut itu, ia jadi bimbang jika benaran hamil tanpa suami.“Masa iya aku benaran hamil sih?” Anjani tertegun. “Ah, nggak mungkin, gak ada sejarahnya hamil tanpa melakukann hubungan badan itu. Ini sangat tida masuk diakal. Apa sebaiknya besok aku minta dites perawan saja ya?” Ia membatin.Anjani menghembuskan napas berat lalu melangkah menuju lemari pakaiannya, dan memakai piama untuk tidur. Diarihnya ponsel dan melihat ada beberapa pesan dari mamanya.[Anjani, turun ke
Hamil Anak UlarBab 5 : USG lagiHari ini, Anjani ditemani mamanya untuk periksa ke rumah sakit. Ia berharap hasil pemeriksaan di rumah sakit yang ketiga ini berbeda dari dua rumah sakit terdahulu. Endah sengaja memilih rumah sakit ini karena temannya dokter kandungan di sana, dan kalau putrinya memang benaran hamil, ia akan minta bantu untuk digugurkan saja.“Anjani benaran hamil, Ndah,” ujar Dokter Lia, teman Endah waktu jaman SMA dulu.“Masa sih, Li? Apa gak rusak itu alat USGnya?” tanya Endah sambil memijat kepalanya.“Janinnya benaran kembar gak, Tante Dokter? Kata Dokter Gio di rumah sakit xxx kembar lebih dari dua,” ujar Anjani sambil tertawa, ia mulai frustasi dengan kenyataan ini.“Hmm ... belum jelas sih, cuma kantong kehamilan saja yang tampak, janinnya belum terlalu jelas. Agak aneh juga sih, seharusnya janin berusia 13 minggu itu sudah mulai utuh terlihat. Ini kasus yang langka. USG di r