Share

Hamil Anak Ular
Hamil Anak Ular
Author: Evhae Naffae

Bab 1 : Diagnosa Hamil

Hamil Anak Ular

Bab 1 : Diagnosa Hamil

"Anda positif hamil 13 minggu," ucap seorang dokter kepada wanita bergaya tomboy, ketua komunitas pecinta hewan melata itu.

"Apa, Dok?!" Mata Anjani melotot sembari menggelengkan kepala, ia tertawa. "Gak mungkin, Dok! Jangan coba-coba memberi analisa palsu," sambungnya dengan tampang kesal.

"Liat itu di layar monitor, ini kantong kehamilan anda walau janinnya belum jelas terbentuk." Dokter muda itu menunjuk monitor di samping Anjani berbaring.

Anjani segera bangkit dari tempat tidur dengan sambil membenarkan bajunya setelah melakukan USG karena keluhan penyakitnya yang ia duga hanya asam lambung saja.

Anjani duduk di hadapan sang dokter kandungan, wajahnya masam. Ia tak mempercayai sama sekali diagnosa itu. Ia jengkel karena awalnya ia hanya ingin berobat ke dokter umum saja, tapi dari dokter umum malah dirujuk ke poli kandungan.

"Dok, bagaimana bisa anda mendiagnosa saya hamil sedang saya belum punya suami, dan belum pernah melakukan hubungan badan dengan siapa pun?" Anjani menatap tajam sang dokter wanita.

"Kalau kamu tak yakin dan meragukan diagnosa saya, silakan periksa ke dokter lain." Dokter itu tersenyum sambil menyodorkan surat hasil pemeriksaan.

Anjani menghembuskan napas jengkel, lalu menerima  amplop hasil pemeriksaannya. Tanpa mengucapkan terima kasih ataupun tersenyum, wanita dengan setelan jaket dan celana hitam itu keluar dari ruangan sang dokter.

*******

"Sial!" umpat Anjani kesal sambil keluar dari mobil dan menutup pintunya keras-keras.

Dengan wajah masam, Anjani melangkah masuk ke dalam rumah, dan tak menoleh saat berpapasan dengan sang ayah tiri di depan pintu.

"Emaknya ular kenapa datang-datang malah manyun gitu?" sapa ayah tirinya sambil berlalu.

"Berisik!" jawab Anjani ketus.

Sang ayah tiri hanya tersenyum kecut, lalu keluar dari rumah dan menuju mobil. Hubungannya dengan sang anak tiri memang tak terlalu baik.

Anjani menaiki anak tangga lalu menuju lantai atas rumah yang memang sudah menjadi wilayah kekuasaannya.

Deretan hewan peliharaannya menghiasi seisi ruangan, Anjani pecinta hewan melata jenis ular. Ada bermacam jenis yang ia koleksi di rumahnya lantai atas ini. Ada yang dikandang dan ada juga yang dibiarkan merayap bebas seperti jenis sanca bodo.

Saat memasuki kamar, ular piton sepanjang 4,5 meter melingkar di tempat tidurnya. Anjani memberinya nama Chiko, setiap malam ia akan tidur bersamanya.

*******

Seminggu berlalu sejak dokter memvonis hamil pada Anjani, ia masih tak mempercayai hal itu, namun belum sempat juga untuk memeriksakan ke dokter lain.

"Jani, apa ini? Kamu hamil?!" sambut sang mama saat Anjani baru saja masuk ke rumah.

Anjani menatap tajam sang mama, melihat kertas hasil pemeriksaan miliknya tempo hari bisa berada di tangan sang mama.

"Sini kamu, jelaskan semuanya kepada mama!" Wanita setengah baya yang masih terlihat muda itu menarik putri tunggalnya untuk duduk di ruang tengah.

"Surat itu gak benar, Ma! Pasti ada kesalahan, Jani gak mungkin hamil," jawab Anjani dengan tampang kesal.

"Gak mungkin salah, Jani! Ini dari Dokter di rumah sakit. Bilang sama, siapa ayah dari janinmu itu!" bentak sang mama geram.

"Jani gak hamil, Ma!" bantah Anjani dengan nada tinggi pula.

Mendengar suara keributan di dari ruang tengah, Lucky menghampiri istri dan anak tirinya yang sedang bersitegang dengan mata sama-sama melotot.

"Hey, ada apa ini?" tanya Lucky sambil duduk di samping sang istri dan meraih kertas di atas meja.

"Anjani, jangan coba mengelak lagi! Sebaiknya beri tahu siapa laki-laki yang telah menghamilimu itu! Biar kita bisa meminta pertanggungjawaban. Jangan bikin malu, hamil tanpa suami begini!" Sang mama memukul meja dengan keras.

"Gak ada, Ma! Jani gak hamil dengan siapa pun!" Anjani bangkit dari sopa.

"Hmmm ... mungkin Anjani hamil dengan ular peliharaannya, Sayang," ujar Lucky dengan senyum sinis sambil menghadap istrinya.

Endah, mamanya Anjani tertegun, dahinya berkerut mendengar ucapan dari suaminya yang ganteng itu.

"Bodo!" ketus Anjani sambil melirik ayah tirinya dan berlari menuju anak tangga.

"Makanya Jani, jangan main sama ular terus! Udah hamil begini, mau minta pertanggungjawaban dengan siapa?!" Jerit Endah dengan kesal. "Kamu pasti dihamil Chiko si ular piton yang kamu keloni setiap malam itu!

******

Anjani naik ke lantai atas tanpa memperdulikan ocehan sang mama. Langkahnya terhenti di depan pintu kamar, menatap Chiko yang sedang merayap dari tempat tidur turun ke lantai.

"Masa iya Chiko yang menghamiliku? Agghh ... Ini bukan cerita legenda ular putih, omong kosong saja! Aku malah curiga dengan si Lucky, jangan-jangan dia yang sudah memperkosaku saat tidur!" Anjani membatin.

Bersambung ....

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Rosya Fitria
seru sekali ya penulisannya.. bravo ya kak
goodnovel comment avatar
Kikiw
welkom konflik
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
cerita yang Menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status