Share

3. Lari Pagi Bersama Istri Majikan

 Tangguh memang terbiasa bangun sebelum subuh untuk berolah raga dan juga membereskan rumah. Walau sudah ada adik perempuannya di rumah, tetapi untuk urusan menyapu dan mengepel, sudah menjadi tugas dan kebiasaannya.

Selesai dengan membereskan rumah sederhananya, Tangguh pergi keluar rumah dengan memakai baju kaus dan celana training. Ia ingin lari pagi—menghirup udara pagi ibu kota yang masih terlihat asri, karena masih banyak pohon di sekitar area perumahan. 

 Melinda menyingkap sedikit tirai jendela kamarnya untuk melihat siapa yang tengah membuka pagar. Bibirnya mengerucut saat tahu pemuda yang menumpang di belakang rumahnya akan berolah raga. Linda menutup tirai kembali, lalu berjalan mendekati ranjang;di mana suaminya masih mendengkur dengan keras. “Sayang, kamu tidak ingin berolah raga? Staminamu payah sekali setahun belakang ini,” bisik Linda di telinga suaminya. 

Steve membuka matanya sedikit, lalu berbalik badan memunggungi istrinya. “Kamu saja, Sayang. Aku masih mengantuk,” jawab Steve dengan suara serak. Linda bersorak dalam hati, lalu dengan cepat mengganti baju tidurnya dengan baju olah raga yang membentuk lekuk tubuhnya yang sangat menawan. 

 Linda tersenyum di depan cermin dan merasa sangat puas dengan penampilannya. Lipstick berwarna nude juga ia usapkan tipis di bibirnya, agar menambah kesan seksi bila ada orang yang berpapasan nanti dengannya. Sebelum ia keluar dari kamar, Linda sempat menoleh ke arah ranjang, lalu mengulum senyum melihat suara dengkuran suaminya yang masih nyaring.

 “Selamat pagi, Bu Steve,” sapa Bu Dian;tetangga samping rumahnya, begitu kakinya sudah berada di luar pagar rumahnya.

 “Pagi, Bu Dian. Mari, saya mau olah raga dulu,” sahut Linda dan saat itu juga langsung pamit undur diri. Awalnya langkah kaki itu berjalan dengan pelan dengan menarik napas panjang untuk menghirup udara segar di sekitarnya. Bersukurlah ia memiliki suami kaya dan memberikan lingkungan temapt tinggal yang asri dan sangat nyaman, walau tetap berada di ibu kota.

 Linda berlari-lari kecil sambil menoleh ke sana-kemari untuk mencari keberadaan Tangguh; pemuda tampan yang membuatnya sedikit penasaran. Wajahnya memang nampak lugu dengan tubuh begitu atletis. Pasti sangat nyaman bisa berada dalam pelukan lelaki muda seperti Tangguh. Linda tersenyum sambil membayangkan sosok pemuda itu.

 Sudah dua kilometer Linda berlari cukup jauh dari rumah dan tanpa sengaja, Linda melihat Tangguh tengah duduk di sebuah bangku yang ada di taman. Pemuda itu nampak tengah beristiharat sambil menikmati udara pagi. 

 “Selamat pagi,” sapa Linda yang tiba-tiba saja sudah duduk di samping Tangguh. 

 “Eh, Ibu, selamat pagi,” jawab Tangguh dengan cukup kaget dan gugup. Pemuda itu menggeser sedikit duduknya agar tidak terlalu dekat dengan Linda. Ia merasa seperti kehabisan oksigen bila terlalu dengan dengan istri majikannya ini. Linda terang-terangan memperhatikan tubuh Tangguh yang berkeringat sangat seksi, hingga pemuda itu semakin canggung.

 “Bu Linda olah raga sendirian? Mana Pak Steve?” tanya Tangguh membuka percakapan.

 “Suamiku masih mendengkur. Dia tidak suka oleh raga. Dia lebih suka bercinta dengan mobil-mobil tuanya yang sangat bau oli itu,” sahut Linda sambil menunjukkan wajah berpura-pura masam. Tangguh tertawa kecil, lalu mengnagguk paham.

 “Pak Steve dan Bu Linda sangat baik pada saya. Terima kasih,” kata Tangguh lagi dengan memberikan senyum terbaiknya. Senyuman yang mampu membuat bunga-bunga bermekaran di hati Linda. “Aku senang kamu menemaniku di rumah. Suamiku sangat sering ke kota untuk urusannya, sehingga aku merasa sangat kesepian. Anggap saja aku punya adik baru,” kata Linda lagi masih dengan senyuman menawannya.

 “Terima kasih sudah menerima saya dengan baik. Saya berjanji akan semampu saya membantu Pak Steve mengurus mobil-mobil kesayangan beliau yang ada di gudang itu,” balas Tangguh dengan sungguh-sungguh. “Saya ingin melanjutkan berlari sambil pulang ke rumah. Apa Ibu mau ikut? Atau mau berbelanja ke tukang sayur terlebih dahulu?”

 “Aku jarang memasak, karena aku selalu memesan catring masakan pada seorang tetangga di rumah. Paling aku membuatkan sarapan saja untuk Steve. Semalam aku sudah menelepon tetanggaku itu untuk melebihkan lauk pauk untuk satu bulan ke depan karena ada kamu di rumahku. Semoga kamu suka dengan masakannya.”

 “Terima kasih, Bu, saya menjadi tidak enak hati, karena banyak merepotkan Pak Steve dan juga Bu Linda,” sahut Tangguh dengan wajah penuh haru. Linda tidak menyahut lagi, ia hanya tersenyum sangat manis, membuat bunga-bunga di hati Tangguh seakan tengah bermekaran.

Linda sudah berdiri dari duduknya dan siap berlari kecil untuk sampai ke rumah. Tangguh pun melakukan yang sama, keduanya berlari bersisian sambil membicarakan hal-hal ringan yang berkaitan dengan lingkungan yang sangat asri dan bagus bagi Tangguh.

 “Aw!”

 “Ya ampun, Bu!”

 “Aduh, kakiku sepertinya keseleo,” rintih Linda sambil berjongkok memegang pergelangan kakinya. Wajah Tangguh seketika panic, ia pun ikut berjongkok, lalu memeriksa keadaan kaki Linda yang tidak terlihat memar atau biru, tetapi wanita itu tetap mengaduh kesakitan.

 “Saya bantu pijat ya, Bu. Mohon maaf kalau sedikit sakit.”

 “Tak apa-apa, saya kuat kok.” Linda kembali meringis merasakan nyeri pada pergelangan kakinya. Darah wanita itu berdesir saat telapak tangan Tangguh menyentuh kulit kakinya. Matanya begitu lekat menatap Tangguh tanpa berkedip.

 Krek!

 “Aw!” Linda mencengkeram lengan Tangguh dengan kuat dan merasakan otot-otot tangan lelaki itu begitu kuat dan kokoh. Linda semakin gamang dan enggan melepas cengkeramannya. Saat satu gerakan tangan pemuda itu membuat kembali kakinya sembuh.

 Linda merasa lemas dan pandangannya gelap.

 “Ya Tuhan, Bu!” pekik Tangguh panik saat mengetahui Linda pingsan. 

 “Bu, bangun,” panggil Tangguh sambil menepuk-nepuk tipis pipi Linda. Wanita itu masih memejamkan mata tak sadarkan diri. Tangguh memutuskan untuk menggendong istri majikannya itu, lalu dengan berlari membawanya kembali ke rumah. Linda tersenyum menang di balik bibir dan matanya yang tertutup rapat. Ternyata seperti ini rasanya digendong oleh lelaki seksi.

Bersambung

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
muali ada rasa antara tangguh dN bu melinda...tannguh masuk jebakan bu melinda
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
mantap matap
goodnovel comment avatar
AB 5 NYU
masuuukk bu lindaaa wkwkwkkkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status