Share

Sang Dewa Perang
Sang Dewa Perang
Penulis: Kata Memecah Venice

Bab 1

Angin musim gugur terasa dingin di awal September. Dedaunan kering berjatuhan di bahu lebarnya. Thomas Mayo berdiri di bawah pohon tua dan sedang menatap gedung kantor Shalom Technology.

'Kakak, mereka bekerja sama menjebakku. Aku tak bisa lagi melawan mereka.’

Dua bulan sebelumnya, rantai modal Shalom Technology telah putus. Pemimpinnya, Scott Mayo dibebani utang yang sangat besar; 1,2 miliar dolar. Akibatnya, perusahaan itu digadaikan ke Darcy Davis dari Skyworld Enterprise.

‘Kakak, aku tak tahan lagi. Aku minta maaf karena pergi terlebih dahulu.’

Pada tengah malam, Scott melompat dari atap gedung dan tewas di tempat. Seorang pemuda berbakat dari dunia korporat pada zaman ini tewas begitu saja.

Setiap orang dengan jelas tahu masalahnya. Arena bisnis itu layaknya medan pertempuran. Scott hanyalah sosok korban yang menyedihkan.

Dalam hembusan angin dingin, Thomas menarik napas dalam-dalam dan mengangkat kepalanya untuk melihat bintang-bintang yang bersinar di langit.

“Scott, aku minta maaf karena aku terlambat."

".. tetapi jangan khawatir. Aku akan mendapatkan semua orang yang menjebakmu dan mengubur mereka di sebelahmu.”

Selama lima tahun terakhir, Thomas bergabung dengan pasukan militer perang di pantai barat. Wilayah ini sedang dilalap api peperangan. Dia memulai dari posisi rendah dan lewat keberaniannya dalam membantai musuh dan menang dalam banyak pertempuran, akhirnya dipercaya menjadi komandan batalion, seorang 'Dewa Perang' yang disegani. Kini, dia telah kembali.

Di gelapnya malam, sesosok suram muncul dari kegelapan dan memberikan sebuah buku biru kecil kepada Thomas. Dia adalah Samson Wood. Samson telah melewati 'api dan air' bersama Thomas. Dia adalah sahabat Thomas di medan perang.

“Saudaraku, mereka hanyalah serangga pengganggu. Kenapa kau perlu melakukan ini sendiri? Kau hanya perlu memberi perintah dan aku bisa menjamin bahwa Skyworld Enterprise, Darcy, dan anak buahnya akan menghilang dalam waktu tiga hari."

Thomas menggelengkan kepalanya perlahan.

"Ada hal-hal tertentu yang harus aku lakukan dengan tanganku sendiri."

"Oke."

Samson memiringkan kepalanya dan menghilang dalam sekejap mata seperti hantu.

Thomas merapikan kemejanya dan berjalan menuju gedung Shalom Technology yang tidak jauh dari tempatnya. Saat dia hendak memasuki gedung, seorang lelaki tua dengan punggung bungkuk dan tas di punggungnya sedang berjalan keluar. Orang tua itu berlari ke arah Thomas.

"Maafkan saya."

Orang tua itu mendongak dan hendak meminta maaf. Saat dia disambut oleh wajah tegas Thomas, matanya langsung berkaca-kaca. Dia berkata, "Tuan Muda, kau sudah kembali?"

“Ya, Paman Ben. Aku kembali."

Ben Caspian adalah seorang veteran di Shalom Technology. Dia telah menyaksikan anak-anak keluarga Mayo tumbuh dewasa. Ben bukan hanya karyawan Thomas, tetapi dia juga seorang sesepuh yang sudah seperti kakek baginya.

Ben melihat Thomas lalu menoleh dan melihat ke arah gedung perusahaan. Kekecewaannya yang luar biasa, yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata muncul.

"Kau terlambat."

Saat itu, seorang pria muda dengan rambut merah dan sebatang rokok di mulutnya berjalan ke arah Thomas.

“Orang tua, kenapa kau berlama-lama di sana?! Bukankah aku memintamu untuk berkemas dan pergi?!"

"Jika kau tetap seperti ini, percayalah, aku akan 'matikan lampumu'!"

Ben buru-buru mengangguk dan berkata, "Ya, ya, ya ... aku pergi sekarang."

Karena takut dan cemas, tangan Ben gemetar. Tasnya jatuh ke lantai. Barang-barang di dalamnya berguling ke mana-mana.

“Heh! Orang tua bodoh, beraninya kau buang sampah sembarangan di tempatku!"

Pria muda berambut merah itu melangkah maju dan hendak memberikan tendangan ke perut Ben ketika ledakan keras terdengar.

Ben berdiri di tempat, tidak terluka. Sementara itu, pemuda berambut merah tergeletak lima meter di belakang pintu masuk.

Perawakan Thomas yang mengesankan sudah ada di depan Ben. Ia melindunginya.

“K-Kau … Beraninya kau menyerangku?!

"Apa kau tahu siapa aku?"

Thomas menatap pemuda berambut merah itu dengan tatapan dingin. Dia berjalan ke depan dan menginjak-injak wajah Brendon Davis di bawah kakinya.

"Siapa kau?"

Ben terkejut. Dia segera berlari ke depan untuk menarik Thomas menjauh dari Brendon, si pemuda berambut merah. Ben berteriak ketakutan, “Tuan Muda, jangan bertindak sembarangan. Dia Brendon Davis, keponakan dari ketua perusahaan, Darcy Davis. Kita tidak bisa menyinggung mereka. Ayo pergi sekarang!"

"Pergi?"

Brendon bangkit dan membersihkan lengan bajunya. Dia mengibaskan tangannya dan delapan penjaga keamanan bergegas keluar. Mereka mengelilingi mereka berdua.

"Apa kalian pikir kalian bisa pergi begitu saja?"

Ben sangat ketakutan sehingga tangan dan kakinya gemetar. Dia buru-buru berkata, “Tuan Brendon, saya benar-benar minta maaf akan masalah ini. Tuan muda baru saja pulang dan tidak tahu tentang semua ini. Dia tidak tahu siapa Tuan. Saya akan menawarkan permintaan maaf saya atas namanya.”

"Permintaan maaf?" Brendon berjalan ke arah Ben dan menepuk-nepuk wajahnya dengan ringan.

“Apa gunanya ada penegak hukum jika permintaan maaf saja sudah cukup?”

“Bunuh bajingan dan orang tua itu."

“Kau tidak perlu menahan diri. Aku akan melindungi kalian."

"Serang!"

Penjaga keamanan mengepung mereka dengan tongkat listrik.

Ben sangat cemas sampai-sampai dia hampir menangis, “Tuan Muda, kau dalam masalah! Apa yang harus kita lakukan sekarang?!"

Thomas menggelengkan kepalanya pelan. Dia maju selangkah dan melindungi Ben di belakangnya. Sebagai 'Dewa Perang' yang biasa bertarung di medan perang, bertarung hanya dengan beberapa penjaga keamanan bukanlah apa-apa baginya.

Tepat ketika para penjaga keamanan hendak mengerumuni mereka, tiba-tiba, sebuah BMW perak berhenti di luar gedung perusahaan. Ketika pintu mobil dibuka, seorang pria berjas keluar dari mobil. Orang itu adalah Darcy Davis, ketua Shalom Technology saat ini.

"Ada apa ini?"

Saat penjaga keamanan menyadari kalau orang ini adalah Darcy, mereka semua ketakutan dan buru-buru berdiri tegak.

Brendon datang dan berkata, “Paman, ada orang yang membuat masalah. Aku akan memberi mereka pelajaran.”

"Oh?! Siapa yang berani melakukannya?”

Darcy berjalan mendekat dan melirik keduanya. Dia langsung senang.

"Yo! Bukankah kau ini Thomas Mayo?"

“Aku dengar kalau kau bergabung dengan militer lima tahun yang lalu dan sejak saat itu tidak pernah terdengar kabar darimu. Kenapa kau tiba-tiba kembali?"

Darcy berkata kepada Brendon, "Dia adalah kakak kandung dari pemimpin perusahaan sebelumnya."

Brendon mendengus pada dirinya sendiri, 'Bukankah pemimpin perusahaan ini sebelumnya adalah Scott Mayo? Dia yang kalah dengan utang 1,2 miliar dolar. Hutang ini membuatnya terpaksa melompat ke kematiannya?

'Adik laki-lakinya saja pecundang, seberapa jauh kakaknya ini akan lebih baik dari adiknya?'

Darcy tersenyum ketika berkata, “Kita saling kenal. Itu hanya kesalahpahaman. Ayo, masuk dan minum."

Darcy menarik Thomas masuk menuju aula besar.

Brendon tersenyum dingin dan sinis. Dia mengikuti mereka dari belakang. Ben sangat khawatir ketika dia melihat siluet Thomas memasuki gedung. Dia cemas namun tidak berdaya. Dia tahu betul bahwa Darcy adalah serigala berbulu domba. Oleh karena itu, tidak ada hal baik yang keluar dari dirinya dengan “mengundang” Thomas ke dalam.

'Tuan Muda, saya berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada dirimu.'

Di dalam perusahaan, Thomas mengikuti Darcy ke aula besar.

Ada pertemuan tahunan perusahaan hari ini. Semua karyawan telah berdandan untuk menghadiri acara tersebut. Mereka mengenakan berbagai perhiasan glamor, tampak seperti orang kelas atas. Scott telah meninggal kurang dari sebulan yang lalu. Akan tetapi, mereka semua sudah lama melupakannya. Mereka bahkan menikmati hidup mereka dengan kegembiraan yang luar biasa.

Darcy membawa Thomas ke atas panggung. Dia mengepalkan tangannya untuk memberi isyarat agar orang-orang diam. Setelah itu, dia menggunakan mikrofon dan berkata sambil tersenyum, “Semuanya, tolong luangkan waktu kalian sebentar. Aku ingin dengan sungguh-sungguh memperkenalkan kalian semua kepada orang di sampingku ini."

"Dia adalah Thomas Mayo, kakak laki-laki Scott Mayo, yang merupakan mantan pemimpin perusahaan yang berhati 'ayam' dan tidak berguna. Orang yang melompat ke dalam kematian sendiri." Orang-orang di bawah panggung memandang Thomas dengan tatapan menggoda. Brendon bahkan menyeringai lebar dan memimpin orang-orang ini untuk bersorak.
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Plapon Interior
luar biasa, bagus baca dri bab 1 smpek tamat sangat menyenangkan, gk kerasa berapa bln lamanya
goodnovel comment avatar
Mah mudin
knp ad 2 novel yg sma
goodnovel comment avatar
Lafiza
Ceritanya keren. Baru baca satu bab langsung suka...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status