Ini hari pertama Ia bekerja, hal yang wajar jika dia merasah tidak nyaman, karena seumur hidupnya, ia tidak pernah masuk ke dalam Bar kecuali untuk menjemput Rizal.
Tiba-tiba Rian datang dari belakang yang membuat Zeira kaget "hei anak baru, bapak Direktur memanggilmu " ucap Rian dengan nada yang tidak jelas, karena tertelan kuatnya suara musik di ruangan itu.
" Ada apa ? saya tidak bisa mendengar kata-kata bapak "
Rian menarik tangan Zeira dan berbisik tepat di telinganya, " bapak Reyhan memanggilmu " ucap Rian dengan nada yang tinggi hingga membuat telinga Zeira ber dengung.
" Baik....baik....baik..." Ucap Zeira sambil menekan telinganya dengan jarinya yang lentik.
" Vi saya pergi dulu bapak Reyhan memanggilku, tetapi saya tidak tahu di mana ruangannya ?"
Sontok membuat Vivi kaget saat Zeira menyebut nama itu, sebab Reyhan adalah bapak Direktur bos besar, pemengang saham Bar RN GRUP. Reyhan tidak akan datang kesana jika tidak karena hal yang sangat penting. " Bapak Reyhan itu adalah pak Direktur kita " ucap Vivi dengan kaku, dia berpikir Reyhan memanggil Zeira karena ada masalah.
"Oooowww baiklah, saya akan ke sana" ucap Zeira dengan santai, hal itu membuat Vivi kaget dengan reaksi sahabatnya itu. " Apa kamu tidak takut ?"
" Kenapa saya harus takut ? sepertinya Bapak Direktur orang yang baik "
" Kamu tahu dari mana ? Aku saja yang sudah bekerja 8 bulan di sini belum tahu seperti apa Bapak Direktur dan belum pernah melihat wajahnya, hanya sajah saya tahu dari karyawan lama, kalau Bapak Reyhan itu tampan, tinggi, dan putih. Selain itu dia tidak akan datang ke Bar ini jika tidak karena urusan yang penting "
"Waktu itu saya sudah bertemu dengan Bapak Direktur, tetapi saya tidak memperhatikan dia tampan atau tidak " ucap Zeira dengan polosnya
" Atau mungkin Bapak Reyhan bertemu dengan kamu untuk membicarakan tentang utang paman ?"
" Mungkin saja " jawab singkat dari bibir manis Zeira
" Ya sudah, pergilah nanti Bapak Reyhan akan marah jika kamu terlalu lama "
Zeira keluar dari pintu belakang menuju ruangan Direktur, supaya tidak melewati pria yang ada diruangan Bar itu.
Setelah sampai di depan pintu, tiba-tiba pintunya terbuka dan Rian muncul dari balik pintu yang membuat jantung Zeira hampir copot " bapak membuatku kaget " ucap Zeira sambil mengelus dadahnya.
"Maaf.... Masuklah," ucap singkat dari Rian dan berjalan melewati Zeira.
" Permisih. Apa Bapak memanggilku ?"
" Hm, duduklah " ucap Reyhan sambil mengetuk-ngetuk pena yang ada ditanganya keatas meja.
" Saya bisa membuat utang ayahmu lunas tetapi dengan 1 syarat, " ucap Reyhan dengan tiba-tiba saat Zeira duduk dikursi yang terletak dihadapannya.
Reyhan meletakkan amplop berwarna cokelat dihadapan Zeira " kamu bisa membaca persyaratannya terlebih dahulu."
Zeira mengambil amplop denga tangan yang gemetar, saat dia membuka dan membaca isi surat itu, sontak membuat matanya melotot, karena isi dalam surat itu ada 3 perjanjian :
1. Menikah kontrak dan melahirkan seorang anak.
2. Akan bercerai satu hari saat melahirkan.
3. Semua utang akan lunas, dan akan mendapatkan uang tambahan 3 miliar.
" Apa ini pak ?" Ucap Zeira dengan mata yang berkaca-kaca karena merasa dirinya telah dihina.
" Apa kamu tida bisa membaca ? Saya rasa tulisannya cukup jelas " jawab Reyhan dengan wajah angkuhnya.
" Maaf pak saya tidak bisa menerima tawaran bapak, saya bukan wanita bayaran. Saya Terpaksa bekerja disini demi membayar utang ayahku " ucap Zeira dengan sopan namun pipinya berubah menjadi merah karena menahan amarahnya.
" Baik jika kamu menolak, tetapi coba kamu pikirkan kembali, karena tawaran hanya datang 1 kali, saya akan memberikan kamu waktu sampai besok" ucap Reyhan dan berjalan menuju pintu lalu pergi meninggalkan Zeira
*
*
*
*
*
Huuummm Zeira menghela napasnya dengan kasar " dia pikir aku wanita murahan ?" Ucap Zeira dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu, namun ia tetap membawa amplop dan memasukkannya ke dalam saku celana jeansnya dan kembali bekerja. " Bagaimana Ra ? Apa yang dikatakan Bapak Reyhan kepadamu ?" Ucap Vivi dengan penasaran " Tidak ada apa-apa, pak Reyhan hanya membicarakan tentang utang ayah " Dia berbohong karena dia merasa keinginan Reyhan itu adalah suatu hinaan bagi dirinya. " Iya kan....! Benar apa yang aku katakan tadi kepada kamu, dia tidak akan datang kesini jika bukan karena hal yang penting. " Zeira hanya tersenyum dengan ucapan sahabatnya itu, tetapi di dalam hatinya dia merasa bersalah karena sudah berbohong. "Oooohhh iya, apa kamu tahu besok hari apa ?" Tanya Vivi kepada Zeira, dengan senyum yang genit " Tentu saya tahu beso
Saat keluar dari pintuh swalayan, tiba-tiba ponsel zeira berbunyi, dia melihat kelayar ponselnya, nama yang muncul AYAH " Ada apa dengan ayah, dia tidak biasanya menghubungiku " tanya dalam hatinya, lalu ia menggeser tombol hijau yang ada di layar ponselnya. " Iya ayah, ada apa ?" " Zeira tolong ayah......." Hanya kata-kata itu yang sempat ia dengar dari dalam ponselnya " Ayah....hallo.....hallo....ada apa ayah" Zeira langsung memesan ojek online dari ponselnya, setelah dia memutuskan sambungan teleponnya. Tidak lama ojek yang ia pesan telah tiba, dengan rasa cemas sampai dia tidak sadar kalau sepatu yang ia pakai terlepas sebelah dari kakinya " ayo pak... Buruan pak " Tidak lama dia pun sampai di depan rumahnya, dengan terburu-buru dia berlari dengan cepat masuk ke dalam, saat membuka pintu dia melihat Rizal sudah terletak tidak berdaya di atas lantai keramik yang berwarna putih itu. " Ayah apa yang terjadi
Zeira membaca kertas yang ada di tangannya dengan mata yang berkaca-kaca " ya Tuhan semua ini aku lalukukan hanya demi hidup ayahku". Lalu ia menanda tangani kertas itu dengan tangan yang gemetar dan berurai air mata. Lalu ia menghubungi nomor yang diberikan Rian kepadanya Tu....tu....tu.... Suara ponsel Zeira. Tidak lama panggilannya terhubung. " Hallo " suara dari dalam ponselnya " I...i.. iya " ucap Zeira dengan terbata-bata. Lalu ia menelan salivanya dengan kasar lalu kembali berbicara " hallo pak ini saya Zeira, apa saya bisa bertemu dengan bapak ?" " Ooowww kamu. Ya kita bisa bertemu, kamu datang saja kerumahku " " Tapi pak ! Aku tidah tahu di mana rumah bapak " " Hahahahhahh..... Terus kenapa kamu tahu nomor ponselku ? Saya rasa kamu sudah tahu juga di mana rumahku. Cepatlah kemari saya tidak punya banyak waktu. Aku masih ada urusan penting "
Setelah meninggalkan kediaman Reyhan, Zeira langsung kerumah sakit, untuk mengurus administrasi operasi Rizal, dia membayar semua tagihan operasi ayahnya dengan menggunakan kartu ATM nya. Sebab saat di perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan sudah mentransfer uang yang ia minta. Tidak lama ia menunggu di depan ruangan operasi, tiba-tiba dokter keluar dari dalam, dengan sigap ia mendekati dokter itu " bagaimana keadaan ayah Dokter ?" " Alhamdulillah, operasinya berhasil " ucap dokter paruh baya itu dengan senyum lebar di bibirnya. " Terima kasih Dokter, apa saya bisa menemui ayahku ?" " Untuk saat ini belum bisa, sebab pasien belum sadarkan diri, setelah dipindahkan keruang inap, baru kamu bisa menemuinya." " Baik dokter, dia hanya pasrah demi kebaikan ayahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Vivi telah menghubunginya " hallo Vi " " Kamu di mana Ra ?
Royhard adalah kekasih Zeira sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, namun setelah lulus Royhard kembali ke Prancis untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas termana di Prancis. Namun sampai saat ini Roy tidak pernah kembali ke Indonesia, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon selama 2 tahun ini. ****** Reyhan yang sedang dalam perjalanan menuju kantor agama, ia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak merasa bahagia, sebab dia tidak menginginkan pernikahan ini. Dia melakukan ini hanya karena untuk mendapatkan warisan orangtuanya. Dia tidak ingin jika adik tirinya yang akan mendapatkan warisan terlebih dahulu. Sebab orang tuanya sudah membuat perjanjian, * bagi siapa yang akan menikah terlebih dahulu dan memiliki anak ! Dia akan mendapatkan 60% saham perusahaan.* Tidak lama Reyhan telah tiba di kantor agama, dengan memakai sepatu kulit berwarna hitam, jas hitam, dengan celana yang berwarna senada yang membuat ke t
Saat dia terbangun dari tidurnya waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. " Hah bagaimana aku bisa tidur selama ini ?". Dia berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Di kamar mandi telah tersedia semua kebutuhan mandinya bahkan sampai lulur mandi Teleh disediakan. Saat dia keluar dari kamar mandi, Reyhan sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamarnya dengan hanya memakai kaus putih polos dan celana boxer hitam. Zeira merasa malu karena handuk yang ia pakai hanya menutupi dari dada sampai setengah dari pahanya. Lalu ia ingin kembali masuk kedalam kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara Reyhan " apa kamu belum selesai mandi ?" " Sudah Tuan, tetapi tidak sopan jika aku keluar hanya memakai handuk di hadapan tuan " Reyhan mendekatinya dan berbisik tepat di telinga Zeira " nanti juga kamu akan melepaskan handukmu, apa kamu lupa kalau kita akan melakukanya malam ini ?" Lal
Tidak lama Reyhan pergi, Zeira menjulurkan kepalanya dari dalam kamar mandi, setelah melihah Reyhan tidak ada lagi, baru ia keluar. Lalu dia bersiap untuk berangkat bekerja, saat ia ingin merapikan tempat tidurnya, matanya melihat noda darah di atas seprai. Hal ini membuat dia menjadi sedih, dia menjatuhkan bokongnya di atas lantai marmer dengan kasar. " Aku tidak suci lagi, Roy tidak akan menerimaku lagi ". Dia menyapu air matanya dengan jari rampingnya. Setelah dia merapikan dan mengganti seprainya, baru ia turun kelantai bawah. " Nyonya makan malam sudah siap " ucap pelayan siti. " Maaf Bibi, saya tidak sempat lagi untuk makan, Taxi sudah menunggu di luar " " Tapi nyonya ..." Siti belum selesai berbicara, namun Zeira sudah menghilang dari balik pintuh. Pengawal diluar menyapa Zeira. " Nyonya mau kemana, biar saya antar ?" " Tidak usah pak, saya naik Taxi saja, saya s
" ini tidak akan terjadi jika ayah tidak membuat kesalahan." " Jangan bicara seperti itu ayah, jangan membuat aku jadi sedih." Ucap Zeira sambil merangkul Rizal. " Tetapi jika kamu ada waktu, datanglah bertemu dengan ayah." " Iya ayah, aku pasti akan datang, jika ada apa-apa hubungi aku." Lalu Zeira pergi dengan terburu-buru karena dia takut Reyhan akan marah. Di perjalanan Zeira tidak berhenti menagis karena merasa sedih meninggalkan Rizal sendirian di rumah sakit hanya ditemani perawat. Tidak lama Taxi yang ia tumpangi telah tiba di depan gerbang istana Reyhan tepat pukul 6 pagi. Dia merasa takut Reyhan akan marah kepadanya. Dia dengan pelan masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga satu demi satu, saat dia akan melewati pintu kamar Reyhan ! Tiba-tiba Reyhan membuka pintu dan berdiri di depan pintu dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. " Kamu da