Share

Bab 2

Zeira berlari menuju ruangan di mana ia meninggalkan ayahnya, namun dari pintu dia sudah melihat Vivi sedang mengobati luka yang ada dikening ayahnya. "Terima kasih Vi kamu sudah menemani  ayahku."

"Tidak perlu mengatakan terima kasih, sebagai seorang sahabat, sudah sepantasnya harus saling menolong. Oh iya, saya akan memesan taxi untukmu, dan bawalah paman ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan." ucap Vivi sambil menekan tombol yang ada di layar ponsel dengan jarinya yang ramping.

Zeira mengganggukan kepalanya "Baik Vi, saya akan membawa ayah."

Vivi memasukkan tangan ke dalam saku celana dan mengambil sesuatu dari dalam dan memberinya ke tangan Zeira. "Apa ini Vi?" 

"Sudah pakai saja dulu, aku tahu saat ini kamu belum gajian." tentu saja Vivi tahu kalau Zeira belum gajian, sebab Zeira gajian setiap tanggal 1 sedangkan sekarang masih tanggal 25.

"Tetapi......" Zeira belum sempat melanjutkan kata-katanya, Vivi sudah terlebih dahulu berbicara "tidak ada tapi-tapian, ayo saya akan membantumu membawa paman ke dalam mobil."

..............

Setelah mereka tiba di rumah sakit, Zeira segera mendaftarkan ayahnya untuk mendapatkan perawatan. Di saat menunggu antrian yang lumayan cukup lama dan melelahkan, karena kebetulan hari ini pasien cukup banyak, dia hanya diam dan tidak berbicara sepatah kata pun kepada ayahnya.

Untuk memecah keheningan di antara mereka, ayahnya akhirnya membuka suara, "maafkan aku anakku, aku selalu membuat kamu susah."

Zeira hanya mendengarkan ucapan ayahnya namun tidak menjawabnya. Zeira sudah merasa lelah dengan sikap ayahnya selama 2 tahun ini yang selalu saja membuat masalah.

"Apa kamu tidak bisa memaafkan ayah?" Sambungnya setelah dari tadi tidak mendapat jawaban dari putrinya yang cantik itu, dan tiba-tiba ada panggilan dari depan pintu ruangan dokter "Bapak Rizal, silakan masuk..." ucap salah satu perawat.

Zeira mengangkat tangan ke arah perawat, dan dia membantu ayahnya untuk berdiri.

"Bapak baik-baik saja. Tidak ada yang serius hanya luka di bagian luar saja. Dengan meminum obat dan mengoleskan salep dengan teratur 2 kali sehari, lukanya  akan sembuh." ucap dokter yang memakai kacamata itu, kepada Rizal dan Zeira.

" Baik dokter terima kasih" ucap Zeira dengan wajah yang tersenyum 

Setelah tiba dirumah, amarah yang sejak tadi ia tahan kini dia ungkapkan " Ayah apa yang kamu lakukan ini ? Apa kamu ingin melihatku mati berdiri ? Aku mohon kepada ayah hentikan semua ini, aku sudah tidak kuat lagi dengan sikap ayah yang selalu membuat keributan, ayah sudah tahu kalau kita tidak memiliki uang banyak, tetapi mengapa ayah masih pergi ke Bar ?"

" Maafkan ayah putriku ?" Rizal menundukkan kepala karena tidak berani melihat mata putrinya.

" Sudah berulang kali ayah meminta maaf, namun ayah terus sajah melakukanya. Apa ayah tahu berapa utang yang harus dibayar ?"

Rizal hanya terdiam dan mulai meneteskan cairan bening yang hangat dari dalam kantong matanya. Melihat hal itu membuat Zeira tidak tega lalu merangkul ayahnya.

" Ayah aku sangat menyayangimu dan aku tidak memiliki siapa-siapa, hanya kamulah harta yang aku miliki, jadi tolong berkerja samalah dengan aku. Aku tidak meminta ayah untuk bekerja, tetapi aku ingin ! Agar ayah tidak pergi ke Bar lagi"

Zeira adalah anak satu-satunya dari pasangan Rizal dan Sarah, dia tidak memiliki saudara adik ataupun Kaka. Sedangkan ibunya 2 tahun yang lalu sudah tiada, jadi hanya tinggal dia dan ayahnya.

"Apa ayah bisa memenuhi permintaanku?"

"Baik putriku, ayah berjanji tidak akan pergi ke Bar, dan ayah tidak akan meminum alkohol dan tidak akan membuat keribun lagi, tapi tolong maafkan ayah."

"Baik ayah, aku tidak marah kepada ayah, hanya saja saya kesal kepada ayah, utang yang harus aku bayar saat ini cukup banyak ayah." dia menangis dan menjatuhkan bokongnya dengan kasar di atas sofa.

"Agar ayah tahu, hutang di Bar itu senilai Rp 236.000.0000! Dari mana aku harus mencari uang sebanyak itu, gajiku saja hanya Rp 3.000.000 setiap bulan, itu hanya cukup untuk makan dan membayar tagihan kontrakan."

Rizal hanya bisa membulatkan matanya dan merasa syok saat Zeira menyebutkan jumlah utang yang diakibatkan ulahnya itu.

"Ya sudah, ayah sebaiknya mandi saja, aku akan menyiapkan makan malam untuk ayah, agar ayah bisa meminum obat."

Zeira melangkah masuk ke dalam dapur dan menyiapkan makanan untuk Rizal.

*

*

*

*

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ummi Laila Ummi Laila
tambah penasaran
goodnovel comment avatar
Marsalina Duru
sungguh mulia hati anak nya
goodnovel comment avatar
Agus Roma
kisah yang cukup menyentuh perjuangan seorang anak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status