Share

BAB 2 JARED LANDON

Jared Landon adalah pemuda 28 tahun, tampan dan memiliki fisik kasar layaknya seorang pria yang sesungguhnya. Pria yang menyukai pekerjaan fisik, bukan pria pesolek atau berdasi yang suka berpenampilan rapi. Telapak tangannya kasar, genggamannya mantap dan gumpalan ototnya adalah struktur yang tepat untuk berkelahi. Tipe yang akan membuat para pria kurang suka melihatnya. Karena pemuda miskin yang tetap mencuri perhatian wanita adalah kombinasi yang membuat muak bagi sebagian orang.

Walaupun sekarang Jared telah mewarisi kekayaan melimpah dari keluarga Loghan tapi dia sudah biasa hidup miskin dan tidak keberatan untuk terus hidup seperti itu. Hidup miskin hanya sering diabaikan, pendapatnya juga tidak penting untuk didengar.

Selain mengurus kuda keahlian Jared yang lain hanyalah mengotak atik mesin mobil yang dia pelajari secara otodidak. Sudah tiga tahun belakangan ini Jared juga bekerja di bengkel Tuan Norton dan baru kali ini dia dituduh mencuri.

"Aku tidak mengambil apapun dari mobil, Anda!" Jared bersikeras menolak disebut pencuri oleh seorang pelanggan bengkel yang menuduhnya mengambil ponsel dari laci dasboar.

"Ponsel itu masih ada di laci ketika aku tingalkan untuk membeli minuman!" Mr. Robinson adalah duda tua yang tinggal di utara sungai Riverwood dan sudah lama tidak menyukai Jared.

"Aku hanya membenahi rem mobil, tidak mengambil apapun dari laci mobil Anda!"

"Tidak akan ada pencuri yang mau mengaku!" Mr. Robinson melotot hingga biji matanya seolah ingin keluar. "Aku mau memeriksa pakaianmu!"

"Aku bukan pencuri dan tidak akan mencuri!" Jared menolak tegas dengan membanting pintu mobil Mr. Robinson yang belum selesai dia kerjakan kemudia pergegas pergi.

"Pemuda brengsek! kau mau kabur!" Pria itu terus mengejar. "Tangkap pencuri itu!" teriak Mr. Robinson pada pekerja bengkel yang lain. "Aku akan melaporkan ini pada Mr. Norton!"

Pria berdagu runcing itu mengambil ponselnya yang lain dari dalam saku dan baru akan menelepon sang pemilik bengkel ketika tiba-tiba Jared berpaling mengayunkan tinju tepat ke hidungnya yang bengkok.

Tubuh kurus Mr. Robinson langsung terhuyung hampir terjungkal ke tanah dengan hidung mengucurkan darah segar. Jared juga tidak tahu kenapa dirinya akan selalau mudah terprofokasi untuk mengunakan otot dari pada otak. Jared mengeluarkan dompet dari sakunya, mengeluarkan semua lembar uang yang tersisa untuk dia lempar ke hadapan Mr. Robinson.

"Gunakan untuk mengobati hidungmu!" 

Jared langsung pergi tanpa menoleh semua rekan kerjanya yang cuma jadi penonton. Jared tidak pulang dia malah pergi berkeliara tanpa tujuan. Dia kesal, ingin mara, bukan marah pada orang lain, tapi marah pada dirinya sendiri yang semakin gila.

*****

Sudah nyaris setengah hari Jared mengayunkan kampak pembelah kayunya, suara bongkahan-bongkahan balok kayu yang terus dia lempar sudah mulai menggunung tapi rasanya dia masih belum lelah atau sebenarnya dia hanya belum puas untuk menghantam lagi dan lagi.

Jared tidak hanya handal membelah balok kayu dia juga handal berkelahi. Otot tubuhnya yang sudah biasa berkerja berat sejak masih anak-anak membuatnya tumbuh menjadi pria dewasa dengan struktur otot liat, gesit dan tidak mudah dipukul.

"Sudah Nak, itu sudah cukup untuk persediaanku selama musim dingin, " panggil wanita tua berambut perunggu yang baru menyusul ke halaman belakang.

"Tidak apa-apa, Bibi juga tidak perlu membayarku kali ini."

Jared masih belum juga berhenti terus mengayunkan kampaknya membelah serat kayu tebal hanya dalam sekali ayunan.

Bibi Marie adalah janda tua yang sering membayar Jared untuk membelah kayu persediaan di rumahnya selama musim dingin, karena dari dulu Bibi Marie tinggal seorang diri, tidak pernah ada anak laki-laki di rumahnya yang bisa dia suruh untuk membelah kayu.

"Jika kau tidak mau upah pasti kau masih mau sup jamur buatanku bukan? " wanita itu mengelilingi punggung Jered untuk bertanya dari sisi dapan.

"Aku sudah membuat sup jamur makanlah selagi hangat."

Jared berhenti mengayunkan kampaknya dan mendongak. Keringatnya basah bercucuran, rambut setengah ikalnya juga basah apa lagi dengan kemeja flanelnya yang sudah merekat di badan. Aroma keringat, serpihan kayu kering, dan sup jamur sepertinya tidak akan menjadi perpaduan yang lezat.

"Aku akan mandi dulu?"

Jared menggeletakkan kampaknya di samping tumpukan kayu kemudian berjalan ke pikap merah kusamnya untuk mengambil pakaian ganti.

Karena bekerja di bengkel dan bisa sangat kotor, jadi Jared sudah biasa membawa persediaan pakaian ganti untuk pulang bekerja. Bahkan untuk hari ini ketika dia kabur dari pekerjaanya dan malah membelah kayu.

Ada sungai berarus deras dengan banyak bebatuan besar di belakang pekarangan bibi Mari tempat biasanya Jared bisa langsung mandi di sana seusai membelah kayu. Sebenarnya wanita tua itu sudah sering menawarkan kamar mandi di rumahnya yang memiliki pancuran air hangat, tapi Jared tidak pernah mau. Sejak kecil jared sudah biasa berkeliaran dan tidak terlalu terurus jika dia tidak mengurus dirinya sendiri. Mandi air dingin di sungai ataupun di rawa sudah biasa bagi Jared yang untungnya tidak pernah sakit.

Jared menjatuhkan pakaian kotornya begitu saja di tanah kemudian berjalan telanjang ke dalam sungai tanpa rasa risih karena sudah biasa seperti itu. Jared memiliki struktur tubuh yang elok penuh pilinan otot maskulin dan berbokong kencang. Meski kumpulan pria yang iri sering menyebutnya payah karena cuma mengandalkan batang besar, tapi Jared tidak perduli. Walaupun miskin Jared tetap akan selalu mendapat wanita tiap kali pergi ke klub.

Air sungainya jernih dan semakin dingin menjelang akhir musim gugur. Sungai di tempat ini juga memiliki sumber air yang sama dengan sungai-sungai yang mengalir sampai ke kota Leeds, tapi di sini lebih jernih dan tidak tercemar, tepat untuk membersihkan kepenatan di kepala Jared. Sebenarnya hari ini Jared masih harus bekerja walaupun akhir-akhir ini ia juga mulai malas untuk pergi ke bengkel.

Jared kembali menenggelamkan dirinya ke dalam air cukup lama sampai kemudian muncul lagi dengan napas tersengal dan menyaruk kasar rambut ikal tebalnya mengunakan jari. Jantungnya masih berdentam-dentam panas karena kekurangan oksigen, napasnya memburu kasar seolah mengamplas tengorokan. Rasanya persis seperti efek dari obat terkutuk yang selama ini terus dia telan. Kecanduannya sudah seperti oksigen, tidak bisa dia tahan. Dada Jared akan mulai panas dan nyeri bahkan fisiknya sendiri tidak akan sanggup mengehentikannya. Sama seperti saat tiba-tiba dia tadi melompat dari dalam air karena kekurangan udara. Akan selalu ada ambang batas di mana otak tidak akan mampu menekanya lagi hingga reaksi fisik yang akan bertindak mengambil alih.

Jared mengenggam miliknya sendri yang sudah mengeras di dalam air. Mengenggamnya erat-erat dan mulai memikirkan Geby. Jared mulai terus mengeram di antara batu sungai, membayangkan istri dari kakak laki-lakinya untuk dia dera sampai merintih dan memohon ampun. Jared tidak akan mengampuninya jika mendapat kesempatan, Geby memang akan sangat nikmat untuk ditengelami. Pingulnya berlekuk veminim, kencang berisi dan pas untuk menjepit sekujur batang laki-laki yang membengkak. Jared yakin dirinya bisa benar-benar gila jika terus seperti ini. Jared mendapatkan pelepasan dengan geraman, dalam dan panjang sampai otot kejangnya yang meregang kembali rileks.

Setelah selesai, Jared segera kembali berpakaian, Jared berjalan pulang ke rumah bibi Marie melalui halaman samping, melewati barisan pohon mapel berdahan rendah yang daunnya sudah menguning berguguran. Tumpukan balok kayu yang tadi dia belah juga masih berserakan di sana tapi bibi Marie sudah menyingkirkan kampaknya, mungkin agar Jared berhenti membelah kayu. Dulu saat Jared masih anak-anak bibi Marie sering menghadiahinya cookies setiap kali dia selesai membantunya merapikan tumpukan kayu di gudang belakang, sampai sekarang gudang batu itu juga masih di gunakan untuk menyimpan persediaan kayu bakar selama musim dingin.

Ada pagar kayu rendah mengelilingi halaman belakang yang tidak terlalu luas dari rumah batu tua itu, tahun lalu Jared sudah membenahi pagarnya tapi sekarang sudah terseok miring lagi. Jared masuk melalui pintu samping yang langsung bersebelahan dengan dapur. Aroma dari sup jamur yang bercampur rempah bawang dan kayu manis segera menyergap hidungnya. Bibi Marie juga koki yang handal, tidak kalah dengan adik perempuannya yang bekerja di dapur rumah keluarga Loghan. Bibi Marie adalah kakak perempuan dari bibi Beatris yang merupakan juru masak di rumah bangsawan kaya raya tempat Jared juga pernah bekerja sebagai pengurus kuda. Jared sering minta makan di dapur mereka. Bibi Beatris serta bibi Marie nyaris mirip dan hampir seumuran.

Bibi Marie langsung mendongak dari panci sup-nya yang masih mengepul begitu mendengar suara derap langkah kaki pemuda yang baru memasuki pintu dapurnya.

"Kupikir kau masih bekerja di hari Kamis?" Bibi Marie langsung menyambut Jared dengan pertanyaan.

Sebenarnya, tadi Bibi Marie memang terkejut ketika mendengar suara ayunan kampak pembelah kayu di halaman belakang.

"Aku pulang cepat karena sedang tidak ada pekerjaan."

"Baru kali ini kudengar bengkel Tuan Norton sepi pelanggan."

"Kami masih menunggu pasokan suku cadang yang terhambat." Jared tidak berbohong mengenai hal itu, dia hanya bohong tentang tidak ada pekerjaan.

Sebenarnya tadi Jared sedang bekerja ketika tiba-tiba dimaki oleh salah seorang pelanggan. Jared dituduh mencuri. Jared sudah berusaha menghindar tapi pria itu tetap bersikeras mengejar Jared dan menuduhnya sebagai pria miskin pencuri dengan meneriakinya di depan semua orang. Jared langsung berpaling dan memberinya sebuah tinju keras hingga hidung bengkoknya mengucurkan darah segar. Sekarang dirinya mungkin bukan cuma pria miskin pengangguran, tapi juga pemabuk dan berandalan.

"Aku akan tetap membayarmu meskipun kau menghabiskan semua supnya," kata bibi Marie mendekati Jared dan meletakkan selembar amplop tipis di depan mejanya.

"Tidak Bibi, kau tidak perlu membayarku." Jared menolak kemudian mendorong amplop di depannya. "Aku sendiri yang tadi ingin membelah tumpukan balok di gudangmu."

Tadi Jared memang hanya sedang tidak sengaja melintas di depan pekarangan rumah Bibi Marie dan tiba tiba menghentikan mobilnya untuk mengambil kampak kemudian membelah kayu. Jared juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak bisa dihubungi setelah keributan yang dia buat di bengkel tadi. Jared sudah tidak perduli jika bakal dipecat dari pekerjaannya, dia bisa pergi ke manapun tanpa perlu ada yang mencarinya, dia hanya yatim piatu miskin yang sudah lama menganggap dirinya anak haram.

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Hallo Break
bahagianya ada seasn two...
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
orangnmiskin selalu dituduh menciri
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
bbnnjjjjjjjjiii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status