Share

BAB 3 PEMUDA MISKIN

Walaupun kemarin sudah kabur seperti bajingan brengsek, tapi hari ini Jared masih kembali datang ke bengkel Tuan Norton. Jared bukan pengecut dan ternyata dia tetap perlu pekerjaan. Tidak mudah untuk mencari pekerjaan di kota belakangan ini, apa lagi hanya dengan modal kemampuan otodidaknya yang juga tidak pernah memiliki sertifikat pelatihan apapun mengenai mesin. Uang di dompet yang kemarin dia lemparkan itu adalah sisa terakhir dari gajinya bulan kemarin. Mustahil Jared terus-menerus mendatangi dapur Bibi Marie setiap hari untuk minta makan. Walaupun masih punya tabungan tapi itu hanya untuk kebutuhan mendesak antara hidup dan mati, jumlahnya juga tidak banyak. Selama ini Jared sudah bekerja sangat keras tapi cuma habis untuk mendatangi para terapis yang bicara omong kosong dan hanya memberinya kapsul terkutuk.

Jared baru menginjak Gerbang bengkel Norton ketika sang pemilik langsung berteriak padanya.

"Kau memang brengsek! jika bukan karena permintaan putriku aku tidak akan menerimamu bekerja di sini dan sekarang kau malah berani merusak kepercayaan pelangganku!"

"Anda tidak bisa asal memecat tanpa mendengarkan penjelasanku sama sekali." Jared masih berdiri tegap tanpa rasa takut.

"Jadi selain ketampananmu sekarang kau juga mau pamer kekuatan ototmu dengan mematahkan hidung pelangganku!"

Tuan Norton sedang berapi-api terbakar kemurkaan hingga tidak peduli ketika semua orang ikut menyaksikan kejadian tersebut.

"Bukan hanya kau yang bisa dituntut tapi tempat usahaku juga ikut terancam!"

"Anda tetap tidak bisa asal memecatku dengan tidak adil!" Jared bersikeras membela haknya.

"Aku sudah mempekerjakanmu selama tiga tahun! Pemuda yang sama sekali tidak memiliki dasar skill pendidikan dan sekarang apa maksudmu kau masih mau menuntut uang pesangon!" Napas pria berkulit pucat itu berderu kasar, matanya membulat lebar dan rahangnya berkedut-kedut hendak balas memukul pemuda tidak tahu diri di hadapannya.

"Jikapun kau terlalu miskin hingga harus mencuri, seharusnya kau masih ingat sedikit saja hutang budimu padaku, bukannya malah mencuri di tempat usahaku!"

Jared menatap ke sekeliling, ke masing-masing pasang mata yang sedang menatapnya, mata teman-teman sepekerjanya. Jared memang miskin dan tidak pernah memiliki bekal pendidikan tapi ia bukan kriminal yang pantas dihina seperti ini. Bukan dia juga yang mencuri, entah siapa? Jared juga tidak bisa asal menuduh.

"Mulai detik ini jangan pernah muncul lagi di hadapanku apalagi menginjakkan kaki di tempat usahaku!" ancam Tuan Norto sambil menunjuk Jared.

Jared berjalan pergi tanpa pernah diberi kesempatan untuk membela diri. Dia mungkin bukan siapa-siapa tapi ia adalah seorang laki-laki, pantang menghancurkan harga dirinya hanya untuk mereka-mereka yang tidak layak. Jared sudah tidak punya uang, tidak punya pekerjaan, tapi dia masih punya tekat untuk tidak menjadi bajingan brengsek yang mungkin akan memukul hidung Tuan Norton jika dirinya masih berdiri di sana setengah menit lagi.

Jared bersumpah akan mengingat hari ini, bukan untuk mendendam tapi untuk pelajarannya sendiri 'jika orang memang akan lebih didengarkan jika memiliki sesuatu, bukan miskin seperti dirinya!'

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
miskin boleh...tapi harga diri harus tetaap ada
goodnovel comment avatar
Lina Herdianti
itulah sebabny wahai para pria,jgn suka menanam benih sembarangan.meski hrta geoge loghan td akn hbis 7 turunan.tapi dia td mensejahterakan keturunanya dg adil.jared kaya pun itu setelah ayhnya koid.dan anak k-2 nyalah yg adil dan jujur.
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
nnkklllhbvcxd
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status