Jared melihat pintu kamar Anelies yang sedikit terbuka dan sudah berniat mengurungkan niatnya karena dia pikir mungkin gadis itu sedang tidur.
"Jared apa itu kau?"
"Ya."
Tadinya Jared memang hanya berniat untuk menengok Anelies sebentar sampai tiba-tiba gadis itu malah memangilnya.
"Kemarilah."
Jared mendorong pintu kamar Anelies untuk terbuka lebih lebar baru kemudian dia ikut masuk.
"Apa kau sudah lebih baik?" tanya jared pada Anelies yang baru saja menutup buku tulis di pangkuannya.
"Ya, karena kau yang mengurusku." Anelies memperhatikan pemuda tampan bermata coklat yang kali ini sedang berdiri di hadapannya. Rambut Jared masih agak basah sepertinya baru kembali mandi.
Anelies tersenyum kemudian memberi isyarat pada Jared agar lebih mendekat.
Jared ikut duduk di tepi ranjang kemudian menyentuh kaki Anelies yang ditutup mengunakan selimut.
"Aku sudah bisa berjalan sendiri tapi pelan-pelan."
Anelies memili
Sebentar lagi akan menghadapi musim dingin dan beberapa tahun belakangan ini musim dingin bisa menjadi lebih ekstrim, bahkan tahun kemarin sampai mencapai titik terendah minus 10 derajat celcius di bulan Januari. Dari sekarang semua pengurus istal harus bersiap agar dapat bertahan sampai musim semi tahun depan. Semua penghangat di istal harus dipersiapkan dan memastikan semua mesinnya berfungsi dengan baik. Karena sudah lama tidak digunakan kali ini juga menjadi pekerjaan tambahan Jared untuk memastikan semua penghangat masih berfungsi normal. Sebenarnya kemarin Mato sudah hendak memanggil tukang servis tapi Jared melarangnya dan menawarkan diri karena itu kadang hanya Mato yang menemaninya bekerja sampai malam ketika harus melembur pekerjaan tersebut. Sebagai kepala pengurus istal Mato juga merasa ikut bertanggung jawab dan tentunya dia juga menyukai Jared yang tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. Dia mau memegang pekerjaan apa saja asalkan dia bisa dan tidak pernah perhitungan karena
Anelies tidak menyangkan jika bibir seorang pria akan terasa seperti ini. Hangat dan tebal bertekstur tapi tetap lembut ketika menakup dan mengaisnya dalam lumatan. Gairahnya berbeda, tidak seperti ketika dia sekedar 'flirting' bersama teman laki-laki di sekolah.Napasnya pria dewasa lebih panas merongrong untuk terus dipenuhi kemauannya. Lidahnya bisa disebut lembut tapi juga kasar dengan caranya menjerat mangsa dengan tepat. Pria itu liar, besar, panas bergemuruh penuh nyali.Jared masih menakup pipi Anelies dengan kedua telapak tangannya yang hangat sampai gadis itu cukup menengadah untuk menyambut hisapannya.Entah kemana perginya udara yang tadi nyaris membeku karena kali ini atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba menjadi panas seperti uap sup jamur mereka yang terlupakan.Anelis merasa tengkuknya mulai dicengkeram, cukup keras tapi tidak tahu kenapa sepertinya dia juga tidak mau pria itu berhenti memperlakukannya seperti itu. Bibirnya kembali digigit
Jared kembali melihat daun pintu kamar yang sedikit terbuka, dia tahu apa ayang akan terjadi jika dirinya tetap melangkah, tapi setiap kali rasa penasaran itu selalu tumbuh lebih besar untuk menenggelamkan sisa kewarasannya. Dirinya juga akan hancur tak tertolong dan tidak bisa dihentikan, dia bisa mengubah erangan kenikmatan menjadi jeritan bersimbah darah. Tubuhnya akan mulai bergetar meningkat semakin panas, terus bergolak seolah nadinya memang dialiri magma. Jared akan meregang dan mengerang sendiri dalam rasa kejang yang menyiksa dengan sangat luar biasa sampai akhirnya ia akan tersentak dari tidurnya dan terduduk dengan sisa jantung berdentam-dentam.Sudah lewat tengah malam, ketika Jared kembali terbangun dengan telapak tangan bergetar dan mengepal. Napasnya berderu kasar dan sama sekali belum bisa menjinakkan ritme jantungnya yang liar. Mimpi mengerikan itu kembali menerjang berulang-ulang. Selalu seperti itu, diawali dengan persetubuhan yang hebat dan berakhir dengan
Anelies duduk di atas batu agak datar di antara semak rumput tidak terlalu tinggi, gadis itu menyingkirkan sisa terakhir pakaiannya, membiarkan Jared melihatnya. Tungkai rampingnya yang lembut terlihat sepeti kaki peri ketika Anelies menjejak ke tepian batu tempatnya sedang duduk setengah berbaring.Jared langsung melompat turun dari punggung kuda, menyambar pakaian Anelies untuk menutupi tubuh gadis itu."Satu minggu yang lalu usiaku sudah genap tujuh belas tahun aku sudah cukup dewasa untuk berbuat apa saja, dengan siapa saja. Kau tidak perlu khawatir, aku juga sudah pernah melakukannya," ucap Anelies pada Jared yang masih coba menutupi tubuh Anelies sekenanya."Aku tidak akan apa-apa." Anelies mencekal tangan Jared yang hendak berdiri dan gadis itu masih menengadah seperti memohon."Aku sudah tidak bisa tidur karena memikirkanmu setiap malam." Anelies mulai bicara jujur. "Aku melihatmu ketika duduk di samping api unggun, kau juga melihatku."Ten
Semua pekerja istal ikut berkumpul di beranda samping rumah utama mengelilingi meja besar di area dapur kekuasaan Carolina. Jadi jangan heran jika juru masak bertubuh subur itu jadi yang paling jumawa jika ada yang berani melanggar aturannya. Carolina sudah menyiapkan bebagai menu masakan dan seperti biasa para pria-pria tua itu selalu rakus. "Kemari, Jared. Sudah kuambilkan sup untukmu." "Karena dia masih muda dan tampan jadi kau paling memanjakannya?" "Diam kau, Kakek Tua! " Carolina tidak menghiraukan dia tetap menarik lengan Jared yang kebetulan terakhir tiba. Anelies sudah ikut duduk di tengah meja makan bersama mereka semua dan ikut menertawakan entah lelucon apa karena Jared memang sudah tertinggal. Anelies menoleh padanya dan tersenyum. "Ingat anak muda jangan coba menggoda nona kami, cukup Carolina saja. " Carolina langsung memukul punggung sepupunya itu dengan spatula. Selain sepupunya, paman Carolina dulu juga bekerj
Salju mulai menebal di pertengahan Desember dan sampai puncaknya di bulan Januari. Padang rumput yang luas sudah sempurna diselimuti salju. Meskipun para kuda termasuk hewan yang paling tahan terhadap cuaca dingin, tapi biasanya justru para pekerja yang semakin enggan membawa kuda keluar istal. Cuma Jared yang terlihat tetap tidak keberatan untuk berkeliaran di cuaca yang sudah semakin membeku, menurutnya kuda-kuda tersebut tidak hanya cukup di beri tumpukan jerami kering, mereka perlu bergerak utuk terus bugar dan mempertahankan panas tubuhnya. Mateo memperhatikan Jared yang sudah beraktifitas sejak pagi, seolah sama sekali tidak mengenal rasa dingin meskipun napasnya terlihat berkabut. "Kubuatkan minuman panas untukmu!" Mateo mengangkat segelas coklat panas utuk dia tunjukkan pada
Anelies sangat pandai dalam urusan menyusup keluar rumah tanpa pernah ketahuan. Biasanya Jared akan menunggu dengan kuda tak jauh dari rumah utama untuk menjemput gadis muda itu dan Jared akan kembali mengantarkan Anelies pulang sebelum pagi. Sudah lewat satu bulan mereka berbuat seperti itu dan bibi Carolina pun tidak menaruh curiga sama sekali jika nona mudanya sering pergi ke pondok seorang Laki-laki. Sudah larut malam ketika Mateo baru ingat jika persediaan kayu bakarnya habis, padahal tadi siang dia sudah berpikir untuk mengambil kayu bakar dari pondok Jared. Mateo melihat kayu yang kemarin dia belahkan untuk pemuda itu masih cukup banyak karena sepertinya Jared jarang menghidupkan perapian di sepanjang musim dingin. Biasanya Jared memang hanya menghidupkan perapian jika sedang ada Anelies di pondoknya. Malam ini tidak turun bada
Malam hari di musim semi adalah waktu paling menyenangkan untuk saling berkumpul karena suhu udara yang sudah mulai hangat dan tidak terlalu kering, angin berhembus ringan sepanjang malam dengan jumlah oksigen lebih melimpah setelah musim dingin yang menyesakkan. Semua orang ikut duduk mengitari meja besar di beranda rumah utama, mereka menikmati berbagai hidangan yang dimasak spesial oleh Carolina. Putri pertama Mr. Clark berdiri di ujung meja untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pekerja istal yang ikut hadir malam itu dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk adik perempuannya Anelies. Anelies balas tersenyum ke pada semua orang dan ikut berterimakasih. Anelies hanya tidak terlalu berani menatap Jared yang duduk tak bergeming meskipun dia ikut bertepuk tangan seperti yang lain. Jadi awal musim semi ini ternyata usia Anelies baru genap enam belas tahun. Anelies memang terlihat l