Anelies tidak menyangkan jika bibir seorang pria akan terasa seperti ini. Hangat dan tebal bertekstur tapi tetap lembut ketika menakup dan mengaisnya dalam lumatan. Gairahnya berbeda, tidak seperti ketika dia sekedar 'flirting' bersama teman laki-laki di sekolah.Napasnya pria dewasa lebih panas merongrong untuk terus dipenuhi kemauannya. Lidahnya bisa disebut lembut tapi juga kasar dengan caranya menjerat mangsa dengan tepat. Pria itu liar, besar, panas bergemuruh penuh nyali.Jared masih menakup pipi Anelies dengan kedua telapak tangannya yang hangat sampai gadis itu cukup menengadah untuk menyambut hisapannya.Entah kemana perginya udara yang tadi nyaris membeku karena kali ini atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba menjadi panas seperti uap sup jamur mereka yang terlupakan.Anelis merasa tengkuknya mulai dicengkeram, cukup keras tapi tidak tahu kenapa sepertinya dia juga tidak mau pria itu berhenti memperlakukannya seperti itu. Bibirnya kembali digigit
Jared kembali melihat daun pintu kamar yang sedikit terbuka, dia tahu apa ayang akan terjadi jika dirinya tetap melangkah, tapi setiap kali rasa penasaran itu selalu tumbuh lebih besar untuk menenggelamkan sisa kewarasannya. Dirinya juga akan hancur tak tertolong dan tidak bisa dihentikan, dia bisa mengubah erangan kenikmatan menjadi jeritan bersimbah darah. Tubuhnya akan mulai bergetar meningkat semakin panas, terus bergolak seolah nadinya memang dialiri magma. Jared akan meregang dan mengerang sendiri dalam rasa kejang yang menyiksa dengan sangat luar biasa sampai akhirnya ia akan tersentak dari tidurnya dan terduduk dengan sisa jantung berdentam-dentam.Sudah lewat tengah malam, ketika Jared kembali terbangun dengan telapak tangan bergetar dan mengepal. Napasnya berderu kasar dan sama sekali belum bisa menjinakkan ritme jantungnya yang liar. Mimpi mengerikan itu kembali menerjang berulang-ulang. Selalu seperti itu, diawali dengan persetubuhan yang hebat dan berakhir dengan
Anelies duduk di atas batu agak datar di antara semak rumput tidak terlalu tinggi, gadis itu menyingkirkan sisa terakhir pakaiannya, membiarkan Jared melihatnya. Tungkai rampingnya yang lembut terlihat sepeti kaki peri ketika Anelies menjejak ke tepian batu tempatnya sedang duduk setengah berbaring.Jared langsung melompat turun dari punggung kuda, menyambar pakaian Anelies untuk menutupi tubuh gadis itu."Satu minggu yang lalu usiaku sudah genap tujuh belas tahun aku sudah cukup dewasa untuk berbuat apa saja, dengan siapa saja. Kau tidak perlu khawatir, aku juga sudah pernah melakukannya," ucap Anelies pada Jared yang masih coba menutupi tubuh Anelies sekenanya."Aku tidak akan apa-apa." Anelies mencekal tangan Jared yang hendak berdiri dan gadis itu masih menengadah seperti memohon."Aku sudah tidak bisa tidur karena memikirkanmu setiap malam." Anelies mulai bicara jujur. "Aku melihatmu ketika duduk di samping api unggun, kau juga melihatku."Ten
Semua pekerja istal ikut berkumpul di beranda samping rumah utama mengelilingi meja besar di area dapur kekuasaan Carolina. Jadi jangan heran jika juru masak bertubuh subur itu jadi yang paling jumawa jika ada yang berani melanggar aturannya. Carolina sudah menyiapkan bebagai menu masakan dan seperti biasa para pria-pria tua itu selalu rakus. "Kemari, Jared. Sudah kuambilkan sup untukmu." "Karena dia masih muda dan tampan jadi kau paling memanjakannya?" "Diam kau, Kakek Tua! " Carolina tidak menghiraukan dia tetap menarik lengan Jared yang kebetulan terakhir tiba. Anelies sudah ikut duduk di tengah meja makan bersama mereka semua dan ikut menertawakan entah lelucon apa karena Jared memang sudah tertinggal. Anelies menoleh padanya dan tersenyum. "Ingat anak muda jangan coba menggoda nona kami, cukup Carolina saja. " Carolina langsung memukul punggung sepupunya itu dengan spatula. Selain sepupunya, paman Carolina dulu juga bekerj
Salju mulai menebal di pertengahan Desember dan sampai puncaknya di bulan Januari. Padang rumput yang luas sudah sempurna diselimuti salju. Meskipun para kuda termasuk hewan yang paling tahan terhadap cuaca dingin, tapi biasanya justru para pekerja yang semakin enggan membawa kuda keluar istal. Cuma Jared yang terlihat tetap tidak keberatan untuk berkeliaran di cuaca yang sudah semakin membeku, menurutnya kuda-kuda tersebut tidak hanya cukup di beri tumpukan jerami kering, mereka perlu bergerak utuk terus bugar dan mempertahankan panas tubuhnya. Mateo memperhatikan Jared yang sudah beraktifitas sejak pagi, seolah sama sekali tidak mengenal rasa dingin meskipun napasnya terlihat berkabut. "Kubuatkan minuman panas untukmu!" Mateo mengangkat segelas coklat panas utuk dia tunjukkan pada
Anelies sangat pandai dalam urusan menyusup keluar rumah tanpa pernah ketahuan. Biasanya Jared akan menunggu dengan kuda tak jauh dari rumah utama untuk menjemput gadis muda itu dan Jared akan kembali mengantarkan Anelies pulang sebelum pagi. Sudah lewat satu bulan mereka berbuat seperti itu dan bibi Carolina pun tidak menaruh curiga sama sekali jika nona mudanya sering pergi ke pondok seorang Laki-laki. Sudah larut malam ketika Mateo baru ingat jika persediaan kayu bakarnya habis, padahal tadi siang dia sudah berpikir untuk mengambil kayu bakar dari pondok Jared. Mateo melihat kayu yang kemarin dia belahkan untuk pemuda itu masih cukup banyak karena sepertinya Jared jarang menghidupkan perapian di sepanjang musim dingin. Biasanya Jared memang hanya menghidupkan perapian jika sedang ada Anelies di pondoknya. Malam ini tidak turun bada
Malam hari di musim semi adalah waktu paling menyenangkan untuk saling berkumpul karena suhu udara yang sudah mulai hangat dan tidak terlalu kering, angin berhembus ringan sepanjang malam dengan jumlah oksigen lebih melimpah setelah musim dingin yang menyesakkan. Semua orang ikut duduk mengitari meja besar di beranda rumah utama, mereka menikmati berbagai hidangan yang dimasak spesial oleh Carolina. Putri pertama Mr. Clark berdiri di ujung meja untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pekerja istal yang ikut hadir malam itu dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk adik perempuannya Anelies. Anelies balas tersenyum ke pada semua orang dan ikut berterimakasih. Anelies hanya tidak terlalu berani menatap Jared yang duduk tak bergeming meskipun dia ikut bertepuk tangan seperti yang lain. Jadi awal musim semi ini ternyata usia Anelies baru genap enam belas tahun. Anelies memang terlihat l
Hari sudah menjelang sore, sudah saatnya Jared memasukkan semua kuda ke dalam istal. Pemuda itu baru melompat turun dari punggung kuda ketika Anelies menghampirinya. Sepertinya gadis itu sudah menunggunya dari tadi dan sedang menatapnya dengan cemas. "Maafkan aku." "Kau bohong padaku, Ane!" Sebenarnya Jared tidak ingin sepenuhnya menyalahkan Anelies, tapi hubungan mereka benar-benar tidak aman. Anelies masih di bawah umur, Jared bisa terlibat masalah hukum jika sampai ada yang tahu sudah sejauh apa hubungan mereka selama ini. "Kita harus menghentikan semua ini!" tegas Jared sambil mengikat tali kudanya ke pagar. "Aku tidak mau berpisah denganmu!" Anelies coba bersikeras.