Share

Tania Si Pejuang Wanita

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Yudi tidak bergeming dari kertas-kertas di meja kerja di kantor ayahnya. Mengamati, meneliti, dan mereka- reka semua denah gambar rumah yang diberikan ayahnya.

"Hm, rumah yang indah! Siapa pun pemiliknya memiliki cita rasa yang luar biasa." Ujarnya, tanpa disadarinya sepasang mata ikut mengamati gambar tersebut.

"Benarkah? Aku sangat ingin rumah impianku itu selesai, sebelum Idul Fitri," suara wanita yang tidak asing menembus ke syaraf-syaraf otaknya, bagaikan palu menghantam jantungnya. Secepat kilat yudi menoleh ke arah suara.

"Taniaa! Sedang apa kamu di sini?" Yudi merasa heran mendapati Tania di sebarang mejanya.

Tania seorang wanita berparas cantik, tegas juga sedikit tomboi anak bungsu dari pasangan Hamzah dan Noni, Tania seorang Pengacara muda yang sedang naik daun karirnya.

"Yudi?! Aku perlu ketemu sama Om Rangga. Itu denah rumah yang kamu amati itu, rumahku." Tatapan Tania. Sedikit angkuh namun, mata mereka masih mengunci satu sama lain tanpa mau melepaskan pandangan.

Wangi dan wajah ini selalu menghantuiku, tapi Xena satu ini ampun nyebeliin! Siapa juga yang bakalan  mau jadi suaminya? Kalau punya istri Xena gini ....

Yudi memutar bayangan-bayangan Tania kecil, remaja, dan sekuel film Wonder Women Xena, Yudi bergidik membayangkannya.

"Eh, kamu bayangin apa sih? Om Rangga ke mana? Ada yang mau Aku diskusikan sama Om?" cecar Tania.

Tania memilih duduk di sofa yang ada di ruangan itu, tanpa ada yang mempersilakannya karena dia tahu Yudi tidak akan pernah bermanis- manis kata dengannya. Seingat dan setahu dia Yudi lebih baik bersikap manis pada Kucing dari pada yang namanya Tania.

"Ayah lagi sakit! Jadi dr.Anto nyaranin agar Ayah banyak-banyak istirahat. Memang, Kamu ada perlu apa? Soalnya untuk sementara waktu ini, kerjaan Ayah aku yang handle." Jelas yudi berusaha untuk profesional.

Lagian apa salahnya? Tania adalah anak Om Hamzah teman Ayah dan juga dari kecil yudi sudah berteman dengan Tito, Tantri, kecuali Tania. Entah mengapa dengan mahkluk yang satu ini selalu ada saja yang  diributkan, batin Yudi mengenang masa kecil mereka.

"Om, sakit apa Yud? Sudah lamakah?" tanya Tania tulus walaupun Tania jutek, judes, tapi sebenarnya hatinya baik.

Opo iyo?! sebagian hati yudi berbicara tidak karuan.

Tanpa sadar tania menghampiri Yudi, menyentuh pergelangan tangannya untuk sementara dunia di sekitar mereka terhenti sekejap.

Deg! Deg! Deg!

Jantung keduanya melonjak-lonjak tidak karuan, tanpa sadar keduanya menarik tangan masing-masing rona merah di wajah bak kepiting rebus.

"Ap-apaan sih? Kamu ini, tidak pernah lihat cowok ganteng ya?" Yudi menyembunyikan tangannya yang entah sejak kapan, menggenggam erat tangan Tania.

"Iish, nyebelin tahu! Kamu tuh ya gak ada ganteng-gantengnya malah gantengan si Vito tahu? Aku cuman khawatirin Om Rangga kamu memang gak peka. Bisa-bisanya jadi anak Om Rangga sama Tante Rini" cecar Tania nggak mau kalah ia melangkah kembali ke tempat duduknya.

Keheningan terjadi ....

Akh, sial kenapa sih? Aku slalu jadi kacau kalau di samping Xena warrior ini? batin Yudi berbicara walaupun, terlihat tenang sebenarnya Yudi agak salah tingkah dibuat tania.

"Um, makasih sudah mengkhawatirkan Ayahku.  Sebenarnya kamu kemari, ada apa?" akhirnya Yudi mengalah,

profesional kerja menuntutnya agar selalu tenang dan berwibawa.

"Sebenarnya, aku ada janji sama Om Rangga. Aku mau buat sebuah rumah, buat aku tinggal dan aku ingin rumah itu selesai sebelum lebaran Idul Fitri," ucap Tania menoleh ke arah Yudi,

"aku ingin keluargaku ngumpul semua di rumah itu, dan semua desain-desain, denah, warna, cat dinding dan semuanya sudah aku serahin sama Om Rangga." Terang Tania.

"Oh, kalau boleh tahu yang mana denah rumah kamu?" Yudi meraih tumpukan kertas.

"Yang lagi kamu lihat itu rumahku, yang kamu bilang, 'Siapa pun si pemilik rumah pasti memiliki cita rasa yang tinggi,' itu rumahku." Jawab Tania.

"Tania, aku tahu kalau kamu sangat ngarepin Ayahku untuk membangun rumah idaman kamu hanya saja. Saat ini Ayahku lagi cuti sakit, dan aku tidak tahu sampai kapan?

"Kalau kamu gak keberatan, aku yang akan menangani pembuatan rumah idaman kamu." Entah keberanian dari mana Yudi memberanikan diri untuk membangun rumah idaman Tania.

Karena di dalam hatinya yang paling dalam, sebenarnya dia sangat mengagumi rumah itu.

Di dalam benaknya rumah itu akan sangat cantik, anggun dan berkelas tidak meninggalkan rasa indah, nyaman dan sederhana, yang jelas unik mungkin itulah gambaran rumah tersebut sesuai dengan Tania.

Tania merenung.

"Baiklah! Aku tahu kamu dan Ayah kamu adalah orang yang sangat luar biasa  profesional, aku percaya itu. Baiklah, bagaimana kalau besok kita meninjau tempatnya? Dan lusa kamu sudah mulai bisa membangunnya," ucapnya,

"kamu tahu aku sangat sibuk dan aku berharap, sebuah kamar utama di lantai satu bisa aku tempati segera walaupun, ruang lainnya belum selesai karena aku tidak mau tinggal di apartemen terus, jarak apartemen dan kerjaanku sangat jauh." Pinta Tania.

Tania tahu PT. Jasa Mandiri Konstruksi sangat bisa diandalkan, karena Tania tahu walaupun, Yudi menyebalkan siapa yang tidak mengenal sosok Yudi pria yang berotak encer dan sangat luar biasa di bidang pekerjaannya.

Hanya satu yang masih mengganjal di nalurinya, dia akan bertemu setiap hari dengan pria yang menyebalkan ini. Tampan, yes !!  Kalau boleh jujur, hanya saja, kata-kata yang ke luar dari bibirnya sangat menyakitkan.

"Baiklah, katakan saja daerah mana? Besok jam 08.00  aku akan langsung ke lokasi." Ujar Yudi tanpa basa-basi.

Karena ia mulai jengah dengan aroma wanita di seberang mejanya, aromanya menggelitik sekujur syaraf-syaraf di tubuhnya membangkitkan sesuatu yang sulit untuk dicerna pakai logika.

"Daerah kawasan X, no.26. Aku usahakan besok jam 09.00 aku sudah di tempat. Ada kasus yang akan aku tinjau ulang di pengadilan," ujar Tania beranjak dari tempat duduknya.

"Aku harap, kali ini kerja sama kita berhasil." Tambah Tania memutar tubuhnya saat tangannya menggapai pegangan pintu.

"Aku rasa, berhasil! Asal kamu menurunkan sedikit egomu," balas Yudi tidak kalah sengitnya.

Tania berlalu ingin membalas perkataan Yudi tapi tubuhnya sangat lelah, karena pertarungan di ruang sidang menguras seluruh pikirannya.

Tania keluar dari ruangan Yudi sesampainya di luar, Tania melampiaskan kesalnya dengan menjulurkan lidahnya  dan meletakkan kedua belah tangannya di telinga dengan melamba-lambaikan jari-jarinya, tepat di depan pintu ruangan seakan-akan dia mengejek Yudi.

Cekleeekkkk!

Pintu terbuka, Yudi muncul bertepatan dengan perilaku Tania.

"Wah, ckckck ... seorang pengacara melakukan hal yang luar biasa, aku bisa menuntutmu," ucap Yudi mendekati Tania, ia mundur ke belakang dengan perasaan malu dan kesal.

"Jangan coba-coba Yud, aku bisa menendangmu!" Tania secara repleks mundur ke belakang.

"Coba saja, kalau berani. Lain Kali kalau kesal dengan orangnya langsung katakan, jangan mengejek di belakang." Yudi semangkin mendekati Tania hingga Tania tersudut ke dinding ruangan.

Deg! Deg! Deg!

Jantung keduanya berpacu keduanya terperanjat kelu.

"Ehm, ehmm .... "  Budi berdehem. Tania dan Yudi tersadar, secepat kilat  Tania berlalu meninggalkan Yudi.

"Bos, semua bahan-bahan dan kayu-kayu yang dipesan sudah sampai. Cantik sekali gadis itu Bos! Pacar si bos ya?" cerocos Budi sekenanya.

"Gundullmuuu! Letakkan di tempat biasa dan kamu harus menyelesaikan pembuatan kolam renang di kawasan meranti Blok C!" perintah Yudi kesal.

Yudi berlalu dan berusaha mendinginkan  kepalanya, entah mengapa rasanya tadi dia ingin mencium Tania, hadehh!

Aku sudah mulai gila dibuat si Xena  umpat hatinya kesal.

Tapi aku rasa dia sangat cantik sekarang? Yudi mengingat masa kecilnya, Tania di bawahnya empat tahun, akan tetapi selalu saja ingin bermain dengan Tito dan dirinya. Tania selalu manja dan selalu dituruti semua maunya.

Seharusnya, anak-anak gadis seumuran Tania saat itu selalu main boneka atau masak-masakan, beda dengan Tania. Ia selalu ingin main perang-perangan juga selalu bertengkar dengan Yudi.

Karena apa pun yang dimiliki Yudi Tania selalu ingin dan Yudi sangat sebal dengan hal itu karena dia harus selalu mengalah atau berbagi hal dengan Tania.

Setiap mereka bertemu hingga remaja, mereka pun selalu ribut  akhirnya Tania kuliah di Jogya Fakultas Hukum dan Yudi tetap kuliah di Medan.

Yudi tercenung mulai menghitung  tujuh tahun sudah ia dan Tania tidak pernah bertemu, baru tadi dia melihat gadis menyebalkan itu. Berubah menjadi wanita yang cantik, modis, anggun dan luar biasa.

Hanya saja, pandangan  dan tingkah Xenanya masih melekat, entah mengapa Yudi tersenyum dia mengingat semua hal tentang Tania, ada rasa rindu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eby Putri
ceritanya lucuu seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status