Share

BAB 4 DUA MINGGU SEBELUMNYA

DUA MINGGU SEBELUMNYA

"Alea Marisa Herlambang."

Tuan Anmar langsung kembali mendongak dari berkas yang baru dibacanya untuk bertanya pada kepala cabang personalianya. "Herlambang?" tanya pria karismatik itu hingga dahinya berkerut.

"Ya, Tuan Anmar, itu putri dari adik saya." Awalnya Kamir masih takut-takut untuk mengajukan berkas lamaran pekerjaan keponakanya itu karena kasus korupsi dari adik laki-lakinya yang sedang panas di perbincangkan.

"Keponakanku sangat membutuh pekerjaan untuk bisa mengurus ibunya yang sedang terkena serangan struk. Dia juga sudah terpaksa berhenti dari kuliah karena sudah tidak ada lagi yang bisa membiayainya. Jadi saya mohon kemurahan hati Anda agar keponakan saya bisa bekerja di sini."

Tuan Anmar terkenal sangat dermawan, karena itu Kamir memberanikan diri untuk minta bantuan kepadanya agar bisa memberikan pekerjaan kepada keponakannya.

Tuan Anmar terlihat kembali memperhatikan profil Alea beserta foto yang disertakan di dalam berkas lamarannya.

"Sembilan belas tahun," gumam tuan Anmar yang terus membaca semua profil Alea kemudian memperhatikan lagi foto gadis muda itu untuk beberapa lama.

"Bagaimana jika aku punya tawaran lain untuk keponakanmu?"

"Maaf, apa maksud Anda Tuan?" walaupun agak gugup Kamir tetap penasaran ketika melihat cara tuan Anmar memperhatikan foto keponakannya.

"Aku ingin kembali menikah dan aku sedang mencari istri yang lebih muda agar bisa memberiku keturunan."

Kamir mulai paham ke mana arah pembicaraan mereka tapi masih belum berani sembrono menyimpulkan, mengingat orang yang sedang bicara dengannya itu adalah tuan Anmar, salah satu konglomerat paling kaya se Asia Tenggara.

"Aku akan menawarkan pernikahan untuk keponakanmu, dan tentunya aku juga akan memberikan mahar yang pantas kepada keluarga kalian."

"Maaf tuanku, apa Anda sungguh-sungguh?"

Sebenarnya pertanyaan seperti itu sangat tidak sopan untuk dipertanyakan pada seorang Anmar Haris. Tapi bagaimanapun sebuah tawaran pernikahan jelas bukan main-main untuk sekedar di tawarkan dengan iseng.

"Aku akan menikahinya, resmi secara hukum karena aku ingin mendapatkan keturunan yang nantinya juga bisa mendapatkan hak dari semua milikku."

"Oh, tuanku apa keponakanku pantas__"

"Aku hanya ingin istri yang lebih muda untuk memastikan dia masih bisa memberiku keturunan!" potong tuan Anmar untuk mempertegas.

"Bicarakan dulu dengan keponakanmu, aku ingin dia juga mempertimbangkannya terlebih dahulu."

"Baiklah," Kamir langsung mengangguk untuk berterimakasih atas kehormatan tersebut, meskipun dia sendiri belum mengerti bagaimana harus memberitahu Alea mengenai perihal seperti ini.

Kamir segera mengundurkan diri, berpamitan untuk keluar dari ruangan tuan Anmar dengan keringat dingin yang sudah merembas di dahi dan tengkuknya. Tawaran pernikahan dari seorang Anmar Haris tentunya bukan main-main. Tidak ada yang tidak kenal keluarga Haris semua keluarga besarnya adalah keturunan dari keluarga konglomerat kaya raya dan pemilik berbagai grup perusahaan besar di dalam dan di luar negeri.

Kamir juga masih gugup hampir tidak percaya ketika menyampaikan berita besar itu kepada istrinya di rumah yang langsung ikut gemetar.

"Tuan Anmar ingin menikahi keponakanku, bukan hanya untuk dijadikan wanita simpanan. Dia mau menikahi Alea!"

Rosita hanya terus mengangguk-angguk karena gugup. Mereka sama-sama berpikir memangnya siapa keluarga mereka sampai memiliki kehormatan sebesar itu.

"Bujuklah Alea, beri dia pengertian. Entah bagaimana caranya karena kesempatan sebesar ini tidak akan sembarangan datang pada siapa saja."

Rosita mengangguk setuju dengan pemikiran suaminya meskipun dia sendiri belum tahu bagaimana harus menyampaikan pada Alea.

"Tuan Anmar juga akan ikut mengangkat drajat keluarga kita. Berilah pengertian pada Alea dia anak gadis yang baik dan cerdas pasti akan segera mengerti."

"Akan kucoba bicara pelan-pelan dulu dengannya nanti setelah anak-anak tidur."

Kamir menggenggam tangan istrinya dengan penuh harapan besar. "Aku menyerahkan tanggung jawab ini padamu."

Rosita mengangguk untuk meyakinkan suaminya.

Setelah rumah dan semua harta keluarga Alea disita, sekarang dia harus menumpang hidup di rumah paman dan bibinya, tidur satu kamar dengan kedua sepupu kembarnya yang masih SMP. Karena itu Rosita harus menunggu sampai anak-anaknya tidur untuk mengajak Alea membicarakan tawaran pernikahan dari tuan Anmar.

*****

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Setya Radja
nama nya aneh2, kamir, aku enak baca nya kamar enak sekalian nama nya pak Kumar dari pada pak kamir
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lgi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status