Share

Bab 2

"Mah, Pah, maafkan aku. Dulu membangkang kalian. Sekarang baru tahu, uang mengalahkan segalanya." Aku mengakui kesalahan yang telah aku lakukan.

"Sudahlah, yang sudah terjadi biarlah, lebih baik sekarang kamu benahi saja, tapi Papa ingin kamu membuat malu mereka," ucapnya.

"Pah, Mas Zaki tidak akan seperti itu kalau tidak ditekan oleh ibunya," sahutku. Kemudian, papa menatapku sambil tertawa sinis.

"Kamu akan mengetahui siapa suamimu, dan mertuamu setelah memberikan mereka secuil pelajaran," sahutnya.

"Maksudnya bagaimana, Pah?" tanyaku.

Mama pun datang membawakan minuman dan makanan kesukaanku. Ada rasa rindu dimanjakan oleh mereka berdua.

"Ini loh, makanan kesukaan kamu, Ana." Mama menyodorkan kebab kesukaanku. 

"Ah Mama membuatku lapar." Dengan lahapnya aku menyantap 2 hingga 3 kebab yang mama sediakan.

Mereka berdua memandangku. Mungkin ada rindu juga di hati mereka, atau mungkin kasihan padaku?

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanyaku. Lalu mereka pun tertawa renyah berbarengan.

"Kami rindu dengan kamu, Nak." Mereka menjawab bersamaan.

Setelah menyantap hidangan yang mama suguhkan. Aku kembali ke topik pembicaraan. Setelah sendawa beberapa kali yang membuat mereka tertawa tak henti-hentinya.

"Kebiasaan kamu makan masih sama, ya!" ujar mama.

"Lanjut ke pembicaraan tadi, Pah. Jadi bagaimana?" 

"Begini, kamu bawa mobil dan pakai perhiasan ini. Baju juga ganti dengan yang agak bagus, lalu kamu ke salon setelah pulang dari sini. Kemudian, kamu pulang ke rumah Zaki," ucapnya membuatku mengerutkan dahi. Kedua alisku menyatu karena heran, maksud papa aku diberikan fasilitas lalu ajak mereka?

"Pah, aku masih belum paham," sahutku sambil mendekat. Kini aku dan papa berhadapan lebih dekat.

"Nak, kamu ingin tahu bagaimana sifat Zaki sesungguhnya?" 

"Iya, Pah."

"Lakukan apa yang papa suruh, papa pastikan mertuamu akan menuduhmu macam-macam."

"Jadi, aku tak perlu bicara bahwa aku ini sebenarnya anak orang kaya?" tanyaku heran.

"Tak perlu, kamu akan tahu bagaimana dengan sikap mereka setelah melihatmu membawa mobil dan perhiasan. Jika Zaki ikut menuduhmu yang tidak-tidak. Itu artinya, ia tidak layak untukmu, jelas sudah bahwa ia tak mempercayai istrinya sendiri."

"Oh gitu maksud Papa, baiklah kalau begitu, Pah. Aku akan turuti semua rencana Papa."

Kemudian aku diberikan kunci mobil, dan mama memberikanku perhiasan. Tak lupa juga ia memberikan segepok uang untuk aku pakai membeli sesuatu.

"Ganti baju dulu sana." Aku bergegas ke kamar yang sudah setahun aku tinggalkan.

Setelah memilih baju yang cocok untuk aku pakai. Akhirnya papa menyuruhku ke salon sebentar untuk memotong rambut dan beberapa perawatan.

"Setelah ini kamu ke salon, nanti kabari lagi, oh ya, ini ponsel keluaran terbaru, pasti adik iparmu akan tercengang melihat ini semua," cetusnya.

"Baik, Pah, Mah. Kalau begitu, aku pamit dulu."

"Ingat, perusahaan yang akan menjadi milikmu, akan papa berikan setelah semua ini kamu bongkar," tegasnya terhadapku.

Aku pun mengikuti saran yang papa berikan, ke salon lalu pulang dengan menggunakan mobil Honda jazz warna kuning yang sudah papa sediakan.

Ke salon hanya beberapa jam saja, perhiasan dan tas yang kubawa sudah cukup membuat Yuni dan Bu Ayu akan tercengang melihat penampilanku.

***

Tin ... tin ... 

Suara klakson sengaja aku bunyikan saat terparkir di depan rumah sejajar dengan mobil Mas Zaki.

Tak lama kemudian, mereka pun keluar dari rumah, Bu Ayu dan Yuni terbelalak melihatku turun dari mobil yang papa berikan.

"Mbak Ana!" teriak Yuni.

"Zaki ...." Mama memanggil Mas Zaki untuk segera ke luar menemuiku di depan. Tidak lama kemudian, Mas Zaki ke luar dengan pandangan yang agak marah. Ya, aku tahu pandangan Mas Zaki saat ia emosi.

Aku tersenyum tipis dan balik menatap Mas Zaki dengan tatapan sinis.

"Masuk!" teriak Mas Zaki dengan keras. Kenapa jadi ia yang marah-marah padaku?

"Why?" tanyaku.

"Alah, kamu tuh Ana, wanita murahan saja pamer segala," ucap Bu Ayu, mertuaku. Astaga, kenapa aku jadi dituduh hal yang tidak-tidak?

"Mbak, kamu tuh ya pake pamer segala, jual diri untuk ngedapetin mobil mewah dan perhiasan saja bangga banget," ketus Yuni.

Oh jadi ini yang papa maksud. Jadi tujuan papa seperti ini. Bagaimana mertuaku malah terus menuduhku dengan tuduhan yang belum tahu kebenarannya.

Aku tertawa tipis, kemudian berlalu pergi dari mereka. Percuma saja bicara pada orang yang merasa dirinya paling benar. Namun, dari sini aku semakin tahu, bahwa aku kaya raya pun yang tidak menyukai akan tetap mencari kesalahan.

Aku melangkah dengan gagah ke kamar. Kemudian, disusul oleh Mas Zaki yang tadi matanya merah padam.

"Itu mobil laki-laki yang tadi bersamamu di cafe?" tanya Mas Zaki sembari memegang lenganku. Kemudian, aku menatapnya kembali, ada tatapan cemburu di matanya.

"Jawab, Dek, jika kamu menginginkan mobil, aku bisa belikan untukmu, tak perlu menggoda laki-laki lain!" teriaknya. Aku dituduh olehnya telah menggoda laki-laki lain. Ini cemburu atau tidak percaya dengan istrinya sendiri?

"Kamu tidak percaya dengan istrimu?" tanyaku pelan.

"Bagaimana mau percaya, aku memiliki bukti bahwa kamu bertemu dengan seorang laki-laki di cafe, dan tiba-tiba kamu pulang dengan membawa mobil, memakai perhiasan, dan berdandan glamor seperti ini. Kamu juga pergi tanpa ijin. Ya, aku pantas lah mencurigaimu!" pekiknya membuatku terkejut. Telingaku terasa berdenging saat ia melontarkan kata-kata yang menyudutkan aku.

"Terserah kamu, Mas. Mau percaya aku atau orang lain," ketusku.

"Dek, aku mencintaimu, tolong jangan selingkuh hanya demi uang dan kemewahan. Percayalah, aku mampu membelikanmu pakaian yang layak dan mobil untukmu. Tapi aku mohon, jangan selingkuhi aku!" 

Entahlah ia sedang bicara sungguh-sungguh atau hanya menyenangkan hatiku.

"Apa mas? Aku nggak salah denger? Kamu tidak ingat kemarin aku minta baju baru saja, kamu masih mikir-mikir. Apalagi ingin membelikan aku mobil dan perhiasan mewah, bisa mikir 7 hari baru dibelikan." 

"Kamu sakit hati? Tidak harus menjual dirimu, Dek!" ejeknya. Ternyata benar suamiku tak mempercayaiku.

"Susah bicara pada orang yang hobinya mencari kesalahan orang lain. Terserah kamu mau percaya atau tidak! Intinya aku tidak menjual diri, kamu paham!" pungkasku.

Ponselku berdering, ada suara telepon masuk. Aku rogoh ponsel yang ada di saku celana. Ternyata dari Pak Gilang yang menghubungi. Pada saat itu pandangan Mas Zaki tak lepas dari ponsel bermerk harga fantastis.

"Angkat, kenapa tidak diangkat?" tanyanya mulai curiga. Aku yakin ia mencurigai Pak Gilang adalah selingkuhanku.

Aku bergeming, menatap wajah Mas Zaki yang sedang terbakar api cemburu. Tak habis pikir kepercayaannya hilang terhadapku hanya karena mobil dan perhiasan.

"Kenapa diam? Jangan-jangan itu selingkuhanmu? Ponselmu juga merk mahal. Kamu benar-benar wanita mura*an, Ana!" bentaknya dengan mata membulat. Bibirnya bergetar saat ia membentakku.

Dirampasnya ponsel yang aku pegang. Lalu ia bicara pada Pak Gilang dengan nada tinggi.

"Halo, dengar ya laki-laki penggoda. Ana itu istri orang. Tolong jangan ganggu lagi!" tekannya.

Mataku menyipit, dadaku bergemuruh melihat kelakuan Mas Zaki. Kenapa ia merendahkan aku? Menganggap istrinya sendiri wanita murah*n. Aku rampas ponsel itu kembali, kemudian aku ambil kunci mobil dan tas mewah yang tadi kubawa. Setelah itu hendak pergi dari rumah. Namun, Mas Zaki menahan lengan ini dengan kerasnya.

"Lepas!" Mataku menyorotnya dengan sinis. Kesal kian mendera saat mengetahui suami sendiri mencurigai istrinya dan lebih mempercayai orang tua dan adiknya.

"Mau ke mana?" tanyanya dengan menautkan kedua alisnya.

"Terserah aku mau ke mana, itu bukan urusanmu!" ketusku. Genggamannya semakin kuat hingga aku sulit melepaskan.

"Mau ke rumah Pak Gilang? Jadi kamu sekarang jadi wanita simpanan?" cibirnya. Ingin sekali aku menamparnya tapi aku tak mau mengotori tangan ini untuk menyentuh wajahnya.

Kemudian dengan sekuat tenaga, aku berhasil melepaskan genggamannya. Setelah itu, aku bergegas pergi dengan tujuan pulang ke rumah.

"Ana ... berhenti! Kamu keluar dari rumah, aku talak kau!" Astaga, suamiku mengeluarkan kata-kata itu? Baiklah, akan kulanjutkan pelajaran untuk kalian semua. Lihat saja nanti!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status