"Emmm, kalau begitu. Ibu sekarang tunggu disini sebentar ya, saya bersihkan ruangan Bapak dahulu, di dalam berantakan sekali Bu. Kebetulan tadi juga belum dibersihkan oleh cleaning servicenya."Kenapa dia sepertinya takut aku masuk kedalam? Pasti ada sesuatu yang tidak beres nih, sehingga dia overprotective sekali pada ruangan bos nya itu."Sepertinya kamu tak memperbolehkan aku masuk kedalam, memangnya ada apa di dalam sana?" Mataku kali ini kualihkan pada gadis itu, sambil bersedekap, "kamu tahu nggak sih, siapa aku?" geramku."Tahu, Bu. Tapi Bapak berpesan pada saya agar tak sembarang orang bisa masuk ke dalam. Apalagi kemarin ada meeting di ruangan ini, jadi masih sangat berantakan Bu," katanya sambil menunduk."Siapa yang berani mengadakan meeting di ruang kerja big bos? Dan bukannya kemarin suamiku ke luar kota seharian? Aku pemilik sah perusahaan ini, jadi tak
Kurebahkan sebentar badanku diatas sofa empuk ini, memejamkan sebentar mata ini dan kutarik nafas dalam-dalam berharap bisa sedikit mengurangi beban pikiran dan hati yang sedang kujalani saat ini. Kenapa Mas Chandra bisa berbuat seperti itu diluar sedangkan di depanku dia sepertinya sangat baik. Tak terasa air mata pun mengalir di pipiku. Sungguh ini menjadi pukulan telak dalam hidupku.Namun aku tak boleh putus asa, aku harus tetap kuat. Jangan sampai hanya gara-gara ini, aku menjadi frustasi dan sakit. Aku wanita tangguh dan sebelum mendapat apa yang kuinginkan pantang bagiku untuk mundur. Aku pun segera duduk kembali, Bismillah, aku akan melanjutkan apa yang tadi sudah kurencanakan.Aku pun segera menelepon Linda, memintanya untuk memanggilcleaning service, dan membersihkan ruangan ini dari sampah-sampah menjijikkan itu. Tak berapa lama pun petugas itu masuk ruanganku."Tolong ambil tempat sampah dan isinya dibawah meja itu, s
Aku pun masuk kembali ke ruang kerja Mas Chandra. Kurebahkan badanku di sofa sambil menunggu para staff mengirimkan semua laporan yang kuminta tadi. Beberapa saat aku memejamkan mata, dan kembali berpikir bagaimana agar semua siasatku ini berhasil. Ah, tak perlu lah memikirkan bagaimana hasilnya nanti, yang penting saat ini aku harus berusaha menutup semua akses Mas Chandra.Seketika aku pun langsung terduduk saat teringat dengan kamera pengintai yang tadi sempat kubeli. Segera kuambil dua buah kamera super mini tersebut, dan kuletakkan di tempat tersembunyi yang menurutku sudah sangat pas, lalu kuhubungkan pada ponselku. Meskipun aku sudah meminta bantuan pada Linda, namun kamera ini tetap wajib kupasang. Hati manusia tak ada yang tahu kan?Selesai, mulai hari ini akan ada sinetron gratis tiap hari, he-he. Tinggal menunggu mencari waktu yang pas untuk menempelkan kamera imut ini ke mobil dan ponsel milik Mas Chandra.
"Rasanya sangat enak sekali, pokoknya mantap deh Mbak. Mangkannya ini aku mau pesan lagi buat acara nikahanku nanti Mbak. Satu buah kue tart susun tiga, dan mini tart sebanyak lima ratus buah. Rencanananya sih dua minggu lagi acara itu kami gelar. Gimana bisa kan, Mbak?" Raisa terdengar sangat bahagia saat mengucapkan hal ini."Oh tentu saja bisa dong. Wah, pasti senang banget nih yang akan segera nikah. Eh tapi kok cepet banget si Mbak, kukira masih satu bulan lagi lho," kataku memancing informasi lebih banyak."Iya lah Mbak, ngapain nunggu lama-lama. Pingin cepat-cepat juga dapat rumah baru, he-he. Jujur saja sih, Mbak, aku saat inu tengah hamil dua bulan, jadi memang aku meminta Mas Wisnu secepatnya menikahiku, sebelum perut ini semakin membesar," ucapnya tanpa malu-malu.Oh, jadi Raisa sekarang hamil. Mungkin inilah alasan Mas Chandra menikahi selingkuhannya yang satu ini. Nggak tahu malu banget sih Raisa itu, mengucap sebuah aib bagai mengucap s
Pagi itu, Chandra alias Wisnu berangkat dari rumah dengan semangat 45, karena rencananya hari ini setelah mengurus keperluan surat nikah, dia dan tunangan ilegal nya akan jalan-jalan ke Gunung Bromo. Disana mereka nanti akan menginap selama dua atau tiga hari. Bulan madu sebelum pernikahan adalah suatu hal yang menyenangkan.Dia sudah pamit tidak pulang selama beberapa hari pada Dita, istrinya. Masalah keperluan untuk surat nikah keduanya berasama Raisa ini, sudah dipasrahkan kepada seorang temannya. Pokoknya apapun yang kita mau pasti bisa kita dapatkan, asal ada uangnya, pikir Chandra.Raisa menyambut kedatangan Wisnu dengan sukacita. Bagi gadis super cantik ini, Chandra adalah pohon uang yang tak boleh lepas dari gengamannya. Hingga baginya menyerahkan kehormatanya adalah suatu hal yang wajar dilakukan agar bisa dinikahi Wisnu. Impiannya dari kecil untuk menjadi orang kaya mempertemukannya dengan laki-laki pemain c
Bergegas aku melajukan mobilku menuju klinik dokter langgannan keluargaku selama di kota Kediri ini. Aku harus cepat-cepat karena feelingku Mas Chandra siang ini juga akan berkunjung ke kantor. Sebelum keluar tadi aku sempatkan memanggil tukang kunci dan memintannya membuat duplikatan kunci ruangan Mas Chandra itu. Karena aku tak mau selama kepergianku ini, akan ada orang kepercayaan Mas Chandra yang masuk. Di perjalanan aku pun mampir ke toko komputer, membeli lagi beberapa alat pengintai, sepertinya kamera imut itu akan sangat berrati untukku.Akhirnya sampai juga aku di klinik tujuanku. Dokter Dewi, pemilik klinik ini sudah kenal akrab denganku. Jadi aku tak perlu sungkan mengungkapkan tentang masalah ku ini, dan kebetulan juga tadi aku sudah membuat janji denganya, jadi siang ini aku bisa berkonsultasi lebih lama. Dokter Dewi adalah Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin."Mari silahkan masuk Mbak Dita. Ada yang bisa saya b
Benar saja dugaanku, belum juga selesai aku menghabiskan makan siang, suami tercintaku itu telah masuk ke dalam ruangan ini.Sepertinya dia kaget ketika melihat aku masih berada di ruangan ini. Dia terlihat kikuk sambil matanya menyapu seluruh ruangannya."Wah cepat banget nyampainya, Mas. Kenapa nggak jadi menginap di Malang? Katanya tadi emergency banget hingga harus menginap disana selama tiga hari, eh kok sekarang tiba-tiba nongol disini," kataku sambil terus mengunyah makananku."Rekan kerjaku yang sesama sub kontraktor, pada berhalangan hadir, jadi ditunda minggu depan. Dan pengerjaan proyek pun dimundurkan dulu Dek. Ada sedikit masalah dengan penduduk di sekitar lokasi proyek." Teryata suamiku ini adalah seorang pembohong besar, pintar sekali ber alibi."Sudah makan siang belum sih Mas? Kok kelihatannya wajah kamu pucat banget gitu. Atau mau
Barang yang berserakan itu beraneka ragam, bahkan ada sampah bekas bungkus makanan juga disana. Namun ada satu barang yang menarik perhatianku. Sebuah celana dalam wanita berenda berwarna pink, ikut jatuh ke lantai parkiran. Milik siapa itu? Padahal aku tak pernah merasa memilikinya.Seketika Mas Chandra menoleh ke arahku, kemudian tanganya sigap memasukkan kembali ke dalam plastik semua barang-barang tersebut dengan cepat."Bentar deh Mas, apa itu tadi yang warnanya pink?" tanyaku sambil mencoba merebut plastik itu, namun tangan Mas Chandra begitu lincah menaruh dibalik punggungnya."Eh, ini.... bukan apa-apa kok, Dek. Cuma kain lap saja," ucapnya gugup."Oh cuma kain lap ya? Siniin plastiknya, aku kan mau ambil sandalku. Ngapain kamu masukkan lagi?" Aku mencoba membujuknya untuk memberikan kembali plastik itu."Kayaknya sandal kamu itu sudah jelek dan nggak layak pakai deh, Dek. Mending sekarang kita beli yang baru saja ya."