Share

Langkah Awal

"Terima kasih ya, Mas. Sudah membelikan pesananku," ucapku.

 

Kucoba bersikap biasa saja, agar dia pun tak curiga. Dan aku pun tak akan mencari tahu tentang caranya mendapatkan kue-kue ini, karena kurasa itu hanyalah hal yang sepele, masih banyak hal penting yang harus kulakukakan dan kuketahui darinya.

 

"Kok nggak dimakan sih, Dek? Sudah jauh-jauh lho aku membelikannya,"  ucap Mas Ridwan sambil berbaring di sampingku.

 

"Jauh?" ucapku, "bukannya tadi kamu lagi di Malang, Mas? Terus belinya ini juga kan di sana toh. Kok jauh sih?" 

 

"Eh, iya juga ya. Hehehehe. Dimakan dong, Dek," pungkasnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

 

Menjawab pertanyaan seperti saja kamu nggak bisa, kok akal akalan mau menikah lagi sih, Mas? Playboy kampungan sih.

 

"Besok saja lah, Mas. Malam-malam kayak gini nggak enak kalau nyemil. Lagian aku juga ngantuk kok Mas," kataku.

 

"Yasudah, sekarang bobok yuk. Oh iya, Dek. Besok aku harus ke luar kota lagi ya, tapi mungkin kalau besok aku nggak akan pulang selama tiga hari. Nggak apa-apa kan?" tanyanya sambil tersenyum.

 

"Ya nggak apa-apa, Mas. Masak sih aku nggak ngebolehin suamiku kerja," ujarku.

 

"Tapi kamu percaya kan Dek, kalau aku ini setia kepadamu?" tanyanya sambil menatapku dan memegang tanganku.

 

Kutarik tanganku dari gengamannya, ada rasa jijik jika ingat hubungannya dengan Raisa. Mulai hari ini, aku tak mau lagi di sentuh olehnya. Kelihatannya Mas Chandra kaget dengan sikapku ini, karena biasanya aku selalu bermanja manja dengannya.

 

"Emmm, gimana ya, Mas? Nggak tahu lah," ujarku.

 

"Loh kok begitu?" Mas Chandra mendekatkan dirinya padaku.

 

"Ya emang. Kan kamu tiap hari juga diluar terus, mana tau aku apa yang sedang kamu lakukan diluar sana," kataku sambil merengut.

 

"Sejak kapan kamu berpikiran jelek seperti itu? Jadi makin gemes deh aku sama kamu, Dek." 

 

Mas Chandra kemudian melingkarkan tanganya di bahu dan mencoba mengecupku, namun aku menjauh. Tiga tahun bersama, membuatku sangat hafal kapan, saat-saat dia menginginkanku. Setelah penghianatan yang kamu lakukan, jangan harap lagi kamu akan menemukan Dita yang dulu lagi.

 

"Maaf, Mas. Aku ngantuk sekali. Jangan ganggu aku . Selamat malam ya," ucapku sambil berbaring membelakanginya.

 

"Hemmm, oke deh. Selamat malam istriku tercinta," ucapnya sambil megacak rambutku.

 

Aku pura-pura tidur dan memejamkan mata. Selang beberapa menit, kudengar dengkur halus dari sampingku, menandakan bahwa suamiku itu telah tertidur lelap. Setelah memastikan dia benar benar tidur, aku pun bangun dan mulai beroperasi.

 

Sasaran pertamaku adalah hape Mas Chandra yang kulihat diletakkannya di nakas, di samping tempat tidur itu. Tak biasanya hape itu ada disana, biasanya benda tersebut selalu dikantonginya kapanpun dan di manapun. Mungkin saja malam ini dia terlalu lelah, dan lupa telah meletakkanya di nakas.

 

 Kunyalakan benda pipih tersebut, namun sayang aku tak bisa berbuat lebih, karena hape tersebut di sandi olehnya. Kucoba memasukkan beberapa rangkaian kata atau huruf, yang menurutku penting baginya. Namun nihil tak ada yang tepat, kali ini akupun menyerah dan akan memikirkan tentang sandi itu esok lagi. Saat aku telah tahu sandinya, maka aku akan menyadap ponsel ini.

 

Kemudian, aku mencari dompet miliknya di saku celana yang tadi dipakainya. Namun dompet tersebut tak ada, lalu aku berpindah mencarinya di tas kerja Mas Chandra, dan aku akhirnya menemukannya.

 

Segera kubuka barang mungil berwarna cokelat itu. Hanya terdapat beberapa pecahan uang kertas di ruang utamanya. Kemudian terdapat beberapa kartu kredit dan ATM. Kuambil ATM dengan rekening atas namaku yang dulu kuberikan kepadanya, seluruh uang hasil dari perusahaanku masuk kesini.

 

Rencananya besok aku akan  print out buku tabungannya kebetulan memang kusimpan, seluruh isinya akan kupindah, dan aku akan ke kantor untuk meminta bagian keuangaan memindahkan semua hasil usaha ke rekening pribadiku.

 

Kemudian kulihat ruang ruang lain di dompet tersebut, ada beberapa kartu nama disana, namun ada satu yang menyita perhatianku, kartu nama seorang agen property. Aku jadi ingat dengan kata-kata Raisa tentang hadiah rumah yang akan di jadikan hadiah pernikahan mereka nanti. Segera ku kantongi juga kartu nama tersebut.

 

Kemudian ada fotoku yang berukuran kecil diselipkan di balik tempat kartu nama. Aku tersenyum melihatnya ternyata dia masih saja menyimpan foto lamaku tersebut.

 

Akupun bergegas meletakkan kembali dompet itu pada tempatnya, dan bersiap tidur. Karena esok akan banyak sekali hal yang kulakukan. Kebetulan sekali besok dia pamit keluar kota, entah itu untuk urusan kerjaan atau urusan perselingkuhannya, tak perlu ku tahu. Yang pasti dengan perginya dia, akan memudahkanku mengecek kondisi perusahaan yang telah lama tak pernah kulihat. Banyak pula perubahan yang akan kulakukan, penghianatan yang dilakukan suamiku ini, membangunkanku dari zona nyamanku selama ini, dan kupastikan dia akan menyesal telah melakukan ini padaku.

 

****** ******

 

"Dek, aku berangkat dulu ya. Nggak lama kok paling cuma dua atau tiga hari saja. Capek kalau harus bolak-balik terus," ucapnya sambil memakai sepatunya.

 

"Iya, Mas. Lebih lama lagi juga boleh kok," ucapku asal.

 

"Tumben, kamu sepertinya senang banget kutinggal pergi kali ini? Padahal biasanya kan kamu nggak mau kutinggal lama-lama."

 

"Aku sudah berubah, Mas. Ingin belajar lebih dewasa biar nggak gampang di bohongin orang lain nanti," kataku asal.

 

"Hemmm, ada-ada saja sih kamu ini Dek. Ya sudah aku berangkat dulu."

 

Mas Chandra kemudian menjalankan mobilnya keluar pagar, kali ini aku tak malas mencium tanganya dan menghindar saat tadi dia akan mencium keningku.  Rasanya hal-hal kecil seperti itu, mulai sekarang tak akan pernah lagi kulakukan denganya.

 

Setelah kepergiannya, akupun langsung bergegas keluar juga, tujuanku hari ini adalah ke Bank dan juga ke kantor.

 

Sesampainya di Bank, langsung ku minta print out, dan kupindahkan semua isinya ke rekening pribadiku. Tak lupa aku membuat Mobile Bangking untuk nomer rekening ini, rencananya nanti aku akan mengembalikan ATM ini ketempatnya semula.

 

Kulihat banyak jumlah jumlah fantastis yang dipindahkan ke rekening Mas Chandra. Bodohnya aku yang selama ini terlalu mempercayakan semau keuangan dan perusahaan padanya. Cukup sudah aku kau kibuli selama ini, kita lihat saja nanti apa yang bisa kulakukan untuk membalas perbuatanmu ini, Mas.

 

Kamu salah Mas, jika mengira aku ini bodoh dan tak mengerti tentang bisnis, selama ini aku hanya ingin menghormatimu sebagai suami dan aku tak ingin jika kamu merasa kalah dibanding aku. Namun nyatanya kamu malah menyalahgunakan kepercayaan yang kuberikan.

 

Nanti sesampainya di kantor, aku akan menyelidiki kemana saja uang dari rekening ini mengalir sebanyak ini. Keuangan kantor pun akan kuobrak abrik, kamu tak tahu Mas, jika di kantor aku mempunyai orang kepercayaan yang juga adalah orang kepercayaan Papaku dulu.

 

Sebelum ke kantor, ku sempatkan membeli beberapa buah kamera pintar yang nantinya akan kuletakkan di ruang kerja Mas Chandra dan juga di dalam mobil kesayanganya. 

 

Masuk kedalam kantor, terasa banyak hal yang sudah berubah, memang sudah lama sekali aku tak kesini, hampir setahun kurasa. Melihat kedatanganku, tampaknya semua staff seperti terkejut, namun mereka tetap hormat kepadaku. Hingga sampailah aku di depan ruang kerja suamiku. Seorang gadis manis dengan dandanan yang sedikit menor menghampiriku, yang akan masuk kedalam ruangan.

 

"Maaf, Bu. Pak Chandranya sedang tidak ada di tempat," katanya ramah namun terlihat sedikit cemas.

 

"Iya, aku tahu kok."

 

"Oh begitu ya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya lagi. Sepertinya dia tak ingin aku masuk kedalam ruangan suamiku itu.

 

"Nggak kok. Kamu lanjutin kerja saja," jawabku.

 

"Emmm, kalau begitu. Ibu sekarang tunggu disini sebentar ya, saya bersihkan ruangan Bapak dahulu, di dalam berantakan sekali Bu.  Kebetulan tadi juga belum dibersihkan oleh cleaning servicenya."

 

Kenapa dia sepertinya takut aku masuk kedalam? Pasti ada sesuatu yang tidak beres nih, hingga dia overprotective sekali pada ruangan bos nya itu.

 

 

**maaf ya teman teman up nya sedikit telat. Jangan lupa berlanggan dan likenya ya. 

SEMOGA SEHAT SELALU DAN DILANCARKAN SEGALA URUSANNYA.

 

*** Baca juga cerbungku yang lainya yang pasti menarik.

- Suami Adikku, Mantanku.

-Anak Siapa Di Rahimku? ( TAMAT)

-Maaf Aku Menduakanmu Mas (TAMAT)

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Amrin Abbas
.... Jempolll
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Masuk ajalah itu kan kantor km
goodnovel comment avatar
Dyah Subadiyah
............jempol 4
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status