Share

Chapter 02

Yulia lega karena sudah menyelesaikan administrasi untuk kepindahan sekolahnya, ia hanya perlu mempersiapkan keperluan untuk hari pertamanya bersekolah di sekolah barunya. 

Teringat pria yang mengantarnya ke ruang Tata Usaha, Yulia memutuskan untuk mencarinya dengan kembali berkeliling sekolah. 

"Dia ada dikelas mana ya?" ucapnya. 

'Buughh!'

Yulia terjatuh, sementara seseorang sudah tersungkur. Mereka bertabrakan kemudian terjatuh bersama. 

"EH LO KALO JALAN PAKE MATA DONG!" ucap seseorang yang sedang berusaha untuk berdiri. 

"JALAN ITU PAKE KAKI, BUKAN PAKE MATA!" kata Yulia kesal saat ia dibentak oleh seseorang yang tak dikenalnya itu. Ia yang masih terduduk dilantai pun kemudian berusaha untuk berdiri sementara seseorang yang sudah berdiri tegap dihadapannya bersiap untuk memaki-maki dirinya. 

"BELAGU BANGET LO!" kata orang itu. 

"Siapa sih dia! ngatain gue belagu lagi, rese banget!" ucap Yulia dalam hati. 

Setelah ia berhasil berdiri, ia segera berbalik badan untuk melihat wajah orang yang memaki-makinya, bersiap untuk memaki kembali. 

"GAK USAH NGEGAS DONG!" ucap Yulia. 

Namun ia terkejut kalau mendapati seseorang yang ada dihadapannya tidak asing baginya. 

"LO!" kata keduanya serentak. 

Mereka yang sama-sama mengenali satu sama lain pun hanya bisa terdiam seolah tidak percaya apa yang mereka lihat. 

Tentu saja Yulia sangat terkejut ketika mendapati teman semasa kecilnya ini muncul dihadapannya. Adhiyaksa Pratama, ia masih ingat dengan nama lengkapnya juga dengan wajahnya 

"Yaksa?"

"Yulia?"

Kenangan-kenangan semasa kecil mereka seketika muncul membuat keduanya merindukan hal-hal tersebut. Indahnya sebuah pertemanan sewaktu kecil tentu hal yang sangat sulit untuk dilupakan. 

"Ngapain lo disini?" tanya Yulia kepada Yaksa. 

"Harusnya gue nggak sih yang nanya itu ke lo, ngapain lo disini?" jawabnya. 

"Dari dulu dia emang songong banget, nggak pernah berubah." Batin Yulia. 

Yulia memang paham betul sifat Yaksa, mereka adalah teman masa kecil yang kemana-mana selalu bersama. Dahulu keluarga Yulia bertetangga dengan keluarga Yaksa, keluarga keduanya pun sangat dekat, hingga sebuah musibah menimpa keluarga Yulia, ayahnya meninggal dunia membuat keluarganya bangkrut sehingga rumahnya terpaksa harus dijual untuk membayar hutang-hutang ayahnya. 

Tak disangka keduanya bertemu kembali setelah hampir 4 tahun berpisah, mereka bertemu di satu sekolah yang sama. 

"Ya gue sekolah lah disini, terus lo ngapain?" Yulia menanyai Yaksa kembali. 

"Lo nggak lihat gue pake seragam, ya gue sekolah lah disini pake nanya lagi, yakali gue mulung"

Teman masa kecilnya ini membuat Yulia semakin heran, sudah lama sekali mereka tidak bertemu namun sifatnya tetap tidak berubah. Bukannya senang, Yulia malah dibuat kesal dengan tingkah Yaksa. 

... 

Di sebuah ruangan gelap yang hanya dicahayai lampu tumbler berwarna ungu terlihat seorang gadis sedang memeluk seragam sekolah barunya dengan raut wajah bahagia, Yulia tentu sangat senang, esok adalah hari pertamanya disekolah baru. Semua perlengkapannya untuk bersekolah besok seperti tas, buku, alat tulis, seragam dan yang lainnya sudah dipersiapkan dengan baik. 

Yulia saat ini berada dikelas 2 SMA yang artinya tahun depan ia akan berada dikelas 3 dan harus siap untuk fokus pada ujiannya. Yulia memang anak yang pandai, ia selalu berada mendapat peringkat 1 dikelasnya. Sangat beruntung ia bertemu orang baik yang membantunya untuk bersekolah disini. Keluarga Yulia tentu tidak mampu untuk menyekolahkan Yulia disekolah elite seperti SMA 101 ini, ada orang baik dibalik kepindahan Yulia dari sekolah lama ke sekolah barunya. 

07:00

"Eh dia anak baru ya?"

"Kemarin yang SKSD sama Yaksa bukan sih?"

"Iya itu orangnya"

"Wah, gila sih dia, berani banget deketin flower boy sekolah"

"Lihat deh penampilannya, kucel begitu hahaha"

"Iyuh gak banget deh"

Santer terdengar sindiran beberapa murid perempuan kalau Yulia berjalan melewati koridor sekolah. Mereka membicarakan peristiwa saat Yulia bertabrakan dengan Yaksa kemarin. Ia tidak menyanyka bahwa hal seperti itu saja bisa membuat geger seisi sekolah. 

Yulia berusaha untuk menutup telinganya rapat-rapat, ia tetap berjalan seperti biasa dengan tidak menghiraukan sindiran pedas dari orang-orang disekitarnya. 

"Segitu famous-nya Yaksa disekolah ini, perkara tabrakan aja dijadiin hot news disini," ucap Yulia kalau sudah sampai didepan kelasnya. 

... 

12:00

'Kring..'

Bel istirahat berbunyi, murid-murid SMA 101 berhamburan keluar kelas entah itu pergi ke kantin untuk mengganjal perutnya yang lapar ataupun hanya sekedar duduk-duduk di taman sekolah untuk menikmati sejuknya angin sekaligus melepas penat usai 'dihajar' beberapa materi pelajaran yang membosankan. Sementara Yulia, ia tidak ke kantin maupun ke taman namun ia memutuskan untuk pergi ke Rooftop. 

Tidak lain dan tidak bukan, tujuan Yulia pergi ke Rooftoo adalah mencari tempat ternyaman untuknya entah hanya sekedar untuk melepas penat usai pelajaran di jam istirahat, jam kosong maupun saat ada event sekolah, atau hanya sekedar untuk tidur dan menikmati waktu luangnya. 

"Baru sehari disini aja udah dinyinyirin sana sini, apalagi untuk 1,5 kedepan, bisa nggak ya gue bertahan sampai lulus." Yulia menaiki tangga sembari mengingat kejadian-kejadian yang baru saja ia alami pagi tadi, mengingatnya saja membuat Yulia kesal dan sengaja menghentakkan kakinya dengan keras. 

"Yaksa, lo udah buat gue jadi bahan nyinyiran anak-anak," Yulia mendengus kesal, "kalo sampai gue diperlakuin lagi kayak disekolah lama gue, awas aja, lo bakal habis sama gue." Sesampainya di Rooftop, Yulia masih saja merutuki Yaksa. 

"Ehem, kamu kenapa?" tanya seseorang yang entah darimana tiba-tiba muncul disebelah Yulia. 

"Buset, l-lo s-sejak kapan disini?" Efek dari terkejutnya, Yulia menjadi terbata-bata saat berbicara. 

"Sejak...tadi!" ucapnya singkat. 

"Lah, perasaan gue sendiri deh daritadi, muncul darimana tuh cowo, Jangan-jangan...," ucap Yulia dalam hati. Tentu saja hal-hal aneh terbesit dipikirannya kalau mendapati seorang pria yang tiba-tiba muncul disampingnya. 

Ya, mencurigakan. Yulia mulai berspekulasi bahwa yang ada disampingnya bukanlah manusia, buktinya ia bisa muncul tiba-tiba tanpa Yulia sadari. 

Yulia menatap wajah seseorang tersebut dengan tatapan tajam seolah menginterogasinya, namun seketika ia sadar bahwa wajah orang tersebut sangatlah familiar baginya. Ia seperti mengenali orang tersebut. Yulia pun mencoba mengingat-ingatnya, atensinya masih mengamati wajah orang yang saat ini berada dihadapannya. 

"Kayaknya gue pernah lihat orang ini deh, tapi dimana ya, terus dia kok tiba-tiba muncul disebelah gue, fix dia pasti siluman serigala, atau vampire, atau jangan-jangan..jin! tapi kok...kakinya napak, ada bayangannya juga, hmm.." Batinnya. 

"Lo ngapain?" Menyadari bahwa ia sedang diamati, orang tersebut pun menjentikkan jarinya untuk membangunkan Yulia dari lamunannya. 

Tatapan picing gadis berambut sebahu itu berubah menjadi lebar, ia langsung memundurkan tubunya saat seseorang yang dicurigainya tersadar bahwa ia sedang diamati. 

"Eh, kayaknya gue pernah lihat lo deh," ucap Yulia sembari menopang dagunya seolah sedang berpikir. 

"Lo kan yang kemarin...." Yulia mulai ingat bahwa seseorang yang berada dihadapannya adalah orang baik yang mengantarnya ke ruang Tata Usaha dan mengenalkan beberapa ruangan dan tempat yang ada disekolah ini saat pertama kali datang. 

"Iya itu aku," jawabnya singkat. 

"Wah, nggak nyangka ya kita ketemu lagi," ucap Yulia senang. 

"Gue kemarin nyariin lo tapi nggak ketemu, lo kemana sih?" tanya Yulia. 

"Hah? gue disini kok," jawabnya sembari tersenyum manis pada Yulia. 

Yulia hampir meleleh saat melihat senyuman manis dari pria tampan baik hati yang sempat menjadi pahlawan untuknya. Ia masih speechless, terdiam memandangi wajah tampan itu. 

"Hey." Lagi-lagi Yulia melamun kalau berhadapan dengan pria itu. 

"Oh sorry, jadi lo disini?" Yulia mulai 'ngawur' saat berbicara. 

"Iya, memangnya ada apa kamu mencariku?" tanyanya. 

"Gue..." Saat itu Yulia memang sudah tidak ada urusan lagi dengannya, alhasil ia bingung ketika akan menjawab pertanyaan pria tampan baik hati ini. 

"Hmm, nama lo siapa?" Terpaksa Yulia mencoba mengalihkan pembicaraan, kebetulan ia belum tahu nama pria itu 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status