Share

Chapter 07

“YURI, BANGUN NAK! SUDAH SIANG, NANTI KAMU TERLAMBAT.”

Mendengar itu, Yulia sontak terbangun.

“IYA BU.” Ia langsung melihat jam dan benar saja, jam menunjukkan pukul 06:30.

“GUE TERLAMBAT!” teriak Yulia.

Gadis yang masih mengenakan piyama itu pun langsung menuju kamar mandi dan bersiap untuk mandi, ia tidak menyangka bahwa tidurnya pulas hingga ia terlambat.

“Yulia berangkat dulu ya bu, udah telat nih,” pamit Yulia dengan terburu-buru.

“Iya, tapi sarapan dulu ya, ini ibu udah bikinin kamu susu sama nasi goreng,” ucap Rena sembari menyiapkannya dimeja makan.

“Nggak usah bu, Yulia udah telat banget soalnya,” kata Yulia langsung pergi tanpa menyentuh makanan yang sudah dibuat oleh ibunya.

“Yasudah, hati-hati ya nak,” ucap Rena.

“IYA BU, ASSALAMUALAIKUM”

“WAALAIKUMSALAM”

“Aduh… gue telat banget nih…” ucap Yulia sembari masih berlari kencang menuju kelasnya.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 07:30, beruntung gerbang sekolahnya masih terbuka.

Sesampainya dikelas, atensi anak-anak kelas XI MIPA-2 tentu langsung tertuju kepada Yulia.

Gadis itu mencoba tidak menghiraukannya dan mencoba untuk tetap tenang kemudian ia langsung menuju tempat duduknya.

“YULIA! UNTUNG BANGET LO, JAM PERTAMA PAK ARGA CUY” teriak Mila yang membuat Yulia langsung merinding.

“Mila.. lo itu buat gue takut tau”

“ASSALAMUALAIKUM ANAK-ANAK, HARI INI ULANGAN HARIAN YA,” ucap Arga tiba-tiba saat ia memasuki kelas XI MIPA-2.

Lagi-lagi Yulia dihadapkan oleh ulangan harian dadakan, sialnya ia semalam tidak belajar, dan tidak sempat untuk sekedar membuka buku dikelas.

“DAN SISTEMNYA LISAN!”

“HAH?!” kata anak-anak serentak.

“Arrghh”

“Lo kenapa deh Yul, kok kayak kesel gitu sih, udahlah.. soal yang tadi lupain aja, itung-itung buat pengalaman. Hal itu wajar kok Yul.” Melihat Yulia kesal, sebagai teman yang baik Mila kemudian menenangkan Yulia dan memberinya nasihat.

“Tapi Mil, kalo nilai gue jelek gimana? Gue nyesel Mil,” ucap Yulia sembari menyeka air matanya yang mulai menetes.

“Udah gak papa, hari ini dijadiin pelajaran, oke!” ujar Mila menyemangati Yulia.

“Hmm,” Yulia mulai tenang dan segera menghapus airmatanya yang perlahan mulai berhenti mengalir dipipinya.

“Mendingan kita ke kantin yuk, biar lo nggak nangis lagi, gimana kalo… gue traktir,” kata Mila sembari merangkul Yulia untuk berdiri kemudian berjalan keluar kelas menuju kantin.

“Mila..,” ujar Yulia diiringi dengan senyum ringan khasnya.

Mila menatap sahabatnya itu sembari mengacungkan kedua jempolnya.

….

Yulia dan Mila pergi ke kantin untuk mengganjal perut mereka yang lapar.

Sesampainya di kantin, mereka langsung mengambil piring dan mengantri untuk mendapat makanan mereka.

Begitu mereka sudah mendapatkan makanan, mereka langsung mencari meja yang kosong untuk mereka tempati.

“Yul, banyak lho yang iri sama lo,” ucap Mila tiba-tiba saat Yulia sedang lahap menyantap makanannya.

“Maksud lo?” Tentu saja Yulia bingung dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu.

“Yaiyalah iri, secara kan lo itu deket sama 2 cogan sekaligus disekolah ini tau,” ujar Mila.

“Yaelah Mila, nih ya gue jelasin. Gue deket sama Aji karena waktu pertama kali gue dateng ke sekolah ini dia sempet nganterin gue ke ruang TU buat ngurus administrasinya, kenapa dia bisa nganterin? Yaa, you know lah, gue aja baru kesini dan lo bisa liat, sekolah ini luasnya mungkin setara kek pulau, ya jelas lah gue bingung, trus pas banget Aji nawarin gue buat dianter, yaudah daripada muter-muter gak nemu-nemu alhasil gue mau lah dianter sama dia.” Yulia pun menjelaskan kronologi mengapa ia bisa dekat dengan Aji.

“Trus sama Yaksa, kapten basket SMA 101 itu?” Mila ternyata belum puas, ia kembali menanyakan hubungan Yulia dengan Yaksa.

“Kenapa? Cowo rese bin nyebelin itu? Males ah gue ceritanya,” ucap Yulia yang kemudian melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

“Yah.. cerita dong sama gue. Kayaknya juga lo akrab banget sama dia.” Mila kecewa karena Yulia tidak ingin menceritakan hubungannya dengan Yaksa.

“Ya mungkin karena dia populer,” ucap Yulia sembari meminum jus mangganya sampai habis.

“Itu mah gue tau Yul. Yang lain dong, pasti ada lagi kan? bukan cuma itu, ayolah.. kenapa sih lo nggak mau cerita sama gue, gue kan saha….”

“Ssssstt.. udah selesai kan makanya. Udah yuk, balik ke kelas, ntar keburu bel lho, hayuk.” Yulia mencoba mengalihkan pembicaraan Mila.

“Yah Yul, oke oke.”

Disepanjang perjalanan menuju kelas, Mila hanya terdiam. Ia tidak berbicara sepatah kata pun. Yulia mengira bahwa ia akan memaksanya untuk menceritakan hubungannya dengan Yaksa tetapi tidak seperti yang Yulia kira.

“Kayaknya dia lupa deh, syukurlah kalo begitu,” ucap Yulia dalam hati.

Yulia mencoba memecah keheningan diantaranya dan Mila.

“Hmm, Mil. Lo sama Satria gimana?”

“Maksud lo?” Mila heran dengan apa yang dikatakan Yulia.

“YULIA! CEPET AMAT JALANNYA. TUNGGUIN GUE.” Merasa tertinggal, Mila berteriak sembari mengejar sahabatnya itu.

Tanpa menghiraukan Mila, Yulia malah mempercepat jalannya, dan semakin menjauh meninggalkan Mila.

Buugghh

“Aww!”

Untuk yang kesekian kalinya, Yulia terjatuh karena menabrak seseorang.

“Yaksa!” Batin Yulia.

Ia tahu bahwa yang ditabraknya adalah Yaksa.

Karena Yulia sadar bahwa ini murni kesalahannya, ia segera pergi sebelum Yaksa melihat siapa yang menabraknya.

Yaksa masih terlihat kesakitan, ia masih dalam posisi terduduk dilantai.

“Please.. jangan liat, jangan liat. Kalo dia tahu gue yang nabrak, nyawa gue bisa terancam,” ucap Yulia lirih sembari masih berlari menjauhi Yaksa.

“YULIA!” teriak Yaksa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status