Share

Perkenalan?

Pagi itu Universitas Vinza Wacana terlihat heboh, pasalnya ada seseorang yang berjalan bersama sekelompok mahasiswa yang terkenal popular di kampus itu. Walau sangat terlihat banyak yang jelas-jelas berbisik-bisik menggosipi mereka juga menatap mereka heran tapi nyatanya 4 gadis manis dan 3 lelaki tampan itu tetap cuek terus berjalan dan berakhir di sebuah ruangan yang langsung ditutup dari dalam.

“Eh-eh, siapa tuh?” tanya salah seorang siswa yang bernama Kenan.

“Kamu nggak baru keluar dari goa kan Kenan?! Masa kamu nggak kenal sama anak popular di angkatan kita, senior aja tau kok tentang mereka,” cetus seorang cewek yang bernama Wulan tapi matanya tetap saja memandang ke HP nya.

“Makanya jangan main nyeletuk aja, lihat dulu baru ngomong! Aku nanyain cewek yang diantara mereka itu, kayaknya anak baru deh. Setahu mereka kan selalu berenam aja, cuma Yadi, Jovan, Tristan, Janetta, Liora sama Jelena aja kan?!” Kenan menjitak kepala Wulan saking gemasnya.

“Aduh, sakit tau!” teriak Wulan sambil membalas jitakan Kenan, setelah itu matanya mengikuti langkah si mahasiswa popular, penasaran dengan cewek baru diantara mereka sampai berakhir dengan mereka mengurung diri di dalam sebuah ruangan.

“Malah berantem coba kayak anak kecil, kalau mau berantem jangan di sini, bikin malu-maluin! Kayaknya kamu benar sih Kenan, dia itu pasti anak baru tapi kenapa akrab banget yah sama mereka? Kita aja yang dah lama bareng bahkan sekelas sama mereka tapi nggak pernah akrab-akrab, mau akrab gimana bahkan mau ngomong aja takut!” Daisy, gadis itu, juga menatap gadis yang menggemparkan kampus itu dengan tatapan iri.

“Aku sih yakin kalau cewek itu asal kenal aja sama mereka, kali aja keluarga mereka kenal sama dia dan cewek itu tau kalau mereka terkenal di kampus ini makanya dia ikut nimbrung sama mereka supaya terkenal juga. Tapi ngomong-ngomong kok kamu yakin banget kalau dia itu anak baru?” Wulan yang ternyata si mulut kompor berusaha memanas-manasi para penggemar anak popular itu.

Semua mata langsung tertuju ke Daisy karena malas dipandang seperti itu akhirnya Daisy menjelaskan, “Kemarin aku ambil jadwal kuliah tambahan dan katena aku Cuma sendiri jadi disuruh kerja kuis aja di kantor admin. Terus aku dengar Pak Syam ngomong sama admin kalau bakalan ada anak baru yang masuk, itu aja selebihnya aku nggak dengar lagi.” Daisy kembali memandang ruangan yang dimasuki anak populer tadi.

Positif thinking aja lah, kali aja itu sepupunya anak FRR kan,” ujar salah satu penggemar FRR, Jenar, berusaha menenangkan pikirannya juga teman-temannya yang diracuni kata-kata Wulan tadi.

“Nggak mungkin, setahu aku semua sepupu-sepupu anak FRR ada di luar negeri!” Wulan masih tetap memanas-manasi.

“Udah ah nggak usah bahas dia lagi, makin sakit telinga aku bahas dia terus kayak nggak ada bahan lain aja. Kita buruan masuk kelas, aku penasaran banget mau tau dia siapa!” Daisy berjalan meninggalkan teman-temannya yang kebetulan sekelas sama sekelompok anak-anak yang diberi sebutan dengan nama FRR tadi. Dengan setengah-setengah hati, mereka juga ikut berjalan ke kelas walau sebenarnya mereka masih mau menunggu anak FRR keluar dari ruangan itu.

Anak FRR adalah sebutan untuk para sahabat-sahabat Rachel itu sejak mereka menginjakkan kaki di kampus baru mereka. Entah dari mana sebenarnya sebutan itu berasal tapi baik Yadi, Jovan, Tristan, Liora, Jelena, dan Janette tidak mempedulikan tentang sebutan itu. Mereka bukannya sombong tapi karena sejak kecil mereka selalu bersama makanya mereka lebih nyaman bersama dibandingkan ikut nimbrung dengan teman-teman sekelasnya. Terkenalnya nama mereka bahkan sampai ke senior mereka, tidak banyak juga senior yang ingin ikut bergabung dengan mereka tapi hanya berakhir sebagai teman di kampus saja, tidak lebih.

Mereka baru menyelesaikan semester awal tapi sudah banyak prestasi yang mereka tunjukkan seperti Jovan yang berhasil membawa kemenangan bagi tim basket kampus mereka. Atau Jelena yang berhasil menang dalam kompetisi cover song dengan memainkan piano andalannya. Itulah salah satu kenapa mereka bisa menjadi popular dan selain itu banyak kontroversi yang beredar mengenai mereka di kampus itu kalau salah satu dari mereka yaitu Liora adalah salah satu anak dari penyumbang donator terbanyak untuk kampus itu. Banyak yang memuji bahkan ngefans sama mereka tapi tidak sedikit juga yang benci mereka bahkan terkesan tidak peduli dengan mereka. Dan bisa ditebak kalau salah satu dari banyak mereka yang ngefans sama mereka antara lain adalah Daisy, Wulan dan teman-temannya tadi.

***

Daisy terus memperhatikan jalan diluar kelasnya, dia sudah tidak sabar melihat anak FRR juga cewek yang tiba-tiba terkenal itu tadi. Tak lama dosen mereka masuk bersama anak FRR yang langsung masuk ke kelas tanpa satu cewek yang menjadi kontroversi tadi. “Baik anak-anak, sebelum saya mulai perkuliahan kita pada hari ini, saya mau memperkenalkan sama kalian murid baru yang akan masuk di kelas kalian. Sebelumnya ibu panggil dia dulu untuk memperkenalkan diri, Rachel ayo masuk nak.” Tidak menunggu waktu lama, masuklah cewek kontroversi itu dengan menebar senyuman walau dibalas dengan tatapan sinis oleh para mahasiswi yang katanya penggemar lelaki FRR.

“Selamat pagi semuanya, nama saya Rachel Kirana, kalian bisa memanggil saya Rachel atau Achel. Saya sangat berharap kalian semua dapat menerima saya dengan baik dan membantu saya dalam mengejar ketertinggalan saya. Itu saja mungkin perkenalan tentang saya, terima kasih,” ucap Rachel panjang lebar tentang dirinya.

“Baik, terima kasih Rachel, okey baik anak-anak kita mulai perkuliahannya.”

Rachel berjalan dengan pasti dan berakhir dengan berdiri disamping tempat duduk Yadi, “Aku duduk di sini yah.” Rachel dengan senyum genitnya malah menggoda Yadi sampai Yadi tersenyum gemas.

“Udah duduk nggak usah pasang muka manja kayak gitu, nanti ditegur sama dosen di depan loh,” ujar Yadi lembut ketika Rachel sudah duduk di sampingnya.

“Aku nggak pasang muka manja nanti kamu suruh aku duduk sama yang nggak aku kenal lagi. Mana yang lain tempat duduknya udah sebelah-sebalahan nggak ada space buat aku.” Kelakuan Rachel malah semakin menjadi-jadi dengan memanyun-manyunkan bibirnya tanda cemberut.

“Iya udah, terserah Rachel aja.” Yadi mengakhiri adu mulut itu dengan mengacak-acak rambut Rachel gemas.

“Ih, selera Yadi kayak gitu, masih bagus juga aku!” ejek Daisy sambil memandang Yadi dan Rachel iri.

“Rachel, kamu nggak sadar kalau anak-anak cewek di kelas ini pada lihat sinis ke kamu gara-gara deketin salah satu prince di kampus ini,” bisik Janette dan melirik sedikit ke arah Yadi dengan tatapan mengejek.

“Nggak peduli aku, aku sama Yadi dari kecil udah bareng jadi mau aku sok imut di depan dia kek nggak masalah, sahabat aku ini kok. Udah ah malah ngajak ngobrol, mau konsen belajar ini, aku udah ketinggalan banyak terus kalian nggak mau nolongin pula,” pungkas Rachel lalu berbalik ke depan dan kembali fokus ke mata kuliah yang diterangkan. Sementara Janette dan Tristan di belakang hanya tertawa kecil melihat sikap masa bodoh Rachel.

***

Mata kuliah kelas mereka sudah selesai dan tidak sampai 5 menit dosen itu keluar bahkan kelas anak FRR sudah kosong karena sebagian sudah lari ke kantin akibat perut yang sudah keroncongan. “Rachel, mau ikutan ke kantin? Kita pada mau ke kantin nih.” Jelena juga ingin beranjak setelah mendengar lagu keroncong dari perutnya.

“Aku nggak ikut ke kantin deh, aku mau catat ini dulu soalnya tadi nggak sempat catat lagian aku nggak lapar juga kok. Nanti sebelum masuk kita ke ruangan biasa yah, ada yang pengen aku bicarain, aku tunggu kalian di sana.” Rachel kembali sibuk dengan catatannya.

“Yah udah, kita duluan yah Rachel.” Mereka meninggalkan Rachel yang akhirnya sendiri di kelas itu.

Sementara asyik mencatat, datanglah 3 cewek centil yan langsung menggebrak meja Rachel membuat Rachel kaget. Rachel yang nggak tau apa-apa hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan kembali aktivitas mencatatnya. Hanya dilihat seperti itu, cewek itu langsung geram tidak terima, “Sok banget yah anak baru, pake acara dekat-dekat sama anak FRR itu buat apa?! Nggak pantas kamu jalan diantara anak FRR kayak tadi!” Rachel hanya diam terkesan tidak peduli, tentu saja membuat cewek-cewek itu tambah murka.

“Woi, kamu emang tuli apa bisu sih, dibicarain malah nggak ada respon sama sekali?! Emang kamu siapanya anak FRR sich? Pake deket-deket sama Yadi lagi, aku tau kamu pasti dekat-dekat sama anak FRR supaya ikut terkenal kan kayak mereka! Emang kamu bisa apa sih dibandingkan dengan anak FRR yang berbakat dalam segala bidang, nggak punya bakat apa-apa masih berani jalan bareng anak FRR!” Rachel jujur sangat terganggu, dia hanya ingin suasana yang tenang agar bisa mencatat semua mata kuliah yang tadi dijelaskan.

Rachel yang sudah tidak tahan dengan kelakuan gadis-gadis itu lalu berdiri kemudian memandang sinis cewek centil di depannya, “Emang kenapa kalau aku deketin mereka, mereka aja nggak ada yang komplen kok aku deketin begitu kenapa jadi kalian yang sewot? Kalian juga siapanya mereka sih, nggak ada hubungan apa-apa kan?! Jadi mending kalian berhenti gangguin orang deh, masih ada kerjaan lain kan?!”

“Wah, ternyata kamu berani juga yah nyolot sama kita?! Kamu lihat dong diri kamu, nggak ada tampang-tampang yang bisa disandingkan dengan anak FRR tau nggak. Nggak mungkin kan kita sebagai fans dari mereka ngebiarin seseorang macam kamu malah keganjenan dekat mereka!” Daisy menunjuk gaya busana Rachel dari atas sampai bawah, harus Rachel akui kalau mungkin dia tidak sylish. Rachel hanya memakai baju kemeja biasa dan celana jeans biasa ditambah dengan sekarang dia memakai kacamata untuk menghindari paparan sinar dari proyektor maka terlihatlah dia seperti seorang anak culun. Tapi apa yang salah, tujuan Rachel ke sini kan untuk kuliah bukan untuk fashion show jadi rasanya tidak ada yang salah dengan pakaiannya.

Rachel malah memperhatikan Daisy yang ada dihadapannya dari atas sampai ke bawah, dandanan yang sedikit menor dan baju yang sepertinya lebih tepat untuk dipakai ke mall dari pada ke kampus. Hal itu malah membuat Rachel tersenyum tipis menahan tawa yang malah dipandang sebagai mengejek oleh teman-teman Daisy. “Ngapain kamu tertawa?! Nggak ada yang lucu tau!” murka Wulan yang tersinggung melihat Rachel tertawa.

“Kalian kalau mau ngelawak nanti aja kali habis pulang kampus, buang-buang waktu aja,” sindir Rachel malah semakin menjadi-jadi.

“Udah nggak usah panjang lebar, kalau kamu masih punya malu atau masih mau datang ke kampus ini dengan baik-baik mending kamu jauhin anak FRR deh,” terang Camani yang sudah menahan emosi.

“Ngapain mesti jauh-jauh dari dia?! Mereka sendiri fine fine aja tuh kalau aku deket sama mereka! Justru kalian yang mustinya memandang diri kalian sendiri karena malah membully orang lain, kalian pikir anak FRR yang kalian sanjung-sanjung itu bakalan suka dengan kelakuan kalian?” Rachel terus merendahkan diiringi dengan tawa mengejek.

Daisy yang geram melihat kelakuan Rachel makin murka, “Omongan kamu itu musti dikasih pelajaran supaya ngerti tempat!” Niatan Daisy untuk menampar Rachel terhenti karena tangannya yang dihadang seseorang.

“Apa-apaan ini?! Sudah ada yah di dalam kelas ini yang mau jadi jagoan?! Ada yang berani ngelukain Rachel bakalan berurusan sama kita jadi mending kamu turunkan tangan kamu dan kembali ke tempat duduk kamu sebelum kamu menyesal!” Orang itu adalah Yadi. Daisy yang ketakutan melihat sorot mata Yadi langsung menurunkan tangannya, dia kembali ke tempat duduknya dan terus terdiam di sana.

“Ayo kita ke ruang biasa, katanya ada yang ingin kamu bicarakan.” Yadi menatap tajam semua teman kelasnya sambil menarik tangan Rachel.

“Eh tunggu dulu, aku belum selesai mencatatnya nih!” tolak Rachel.

“Udah, kamu lihat catatanku saja.” Jelena yang sedari tadi hanya diam saja di depan pintu kelas mereka akhirnya ikut nimbrung. Tanpa banyak berkata-kata, Yadi langsung menarik Rachel keluar dari kelas itu. Sementara para mahasiswa di kelas itu termasuk Daisy masih terdiam dengan kejadian barusan.

***

Rachel masih saja tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian aneh tadi, dia tidak menyangka kalau penyuka teman-temannya sefanatik itu padahal mereka bukan artis. “Apaan sih Rachel, udah nggak ada yang lucu masih aja ketawa,” tegur Janette dengan mata yang tidak lepas dari HP nya.

“Aku bingung aja sih Jane, ternyata orang-orang yang suka sama kalian semakin bar-bar yang dari SMP dulu. Padahal kalau dipikir-pikir kalian bukan artis dan masalah membawa nama kampus kan mereka juga bisa.” Rachel tertawa lagi setelah mengingat-ingat bagaimana menyebalkannya wajah Daisy melihat tingkah Rose yang tidak takut sama sekali. Janette, Liora dan Jelena pun ikut tertawa melihat tingkah laku Rachel sementara Yadi, Jovan dan Tristan yang notabene menjadi bahan ejekan malah memasang wajah bete.

“Sebenarnya kita ke sini mau bicarain apa sih?!” tanya Tristan yang sudah bosan diejek terus dengan Rachel.

“Sabar kali Tan, nggak berubah-ubah yah sifatnya, aku pikir sifat emosian kamu berangsur hilang pas aku pergi eh malah lengket kayaknya,” balas Rachel tapi masih tetap menggoda Tristan.

“Udah deh Rachel, cepat kasih tau apa yang kamu mau omongin.” Jovan mulai memasang wajah serius.

Rachel sadar kalau Jovan sudah berubah serius berarti dia benar-benar tidak suka kalau Rachel membalasnya dengan main-main lagi, akhirnya Rachel memulai pembicaraan mereka, “Aku rasa banyak teman seangkatan kita yang belum tahu aku siapa, iyakan?” Teman-temannya hanya mengangguk, malas ngomong mungkin.

“Besok papa sama mama mau mengunjungi kampus dan aku mau kita yang langsung jemput mereka ke sini. Mereka ke kampus buat lihat gimana aktivitas aku di kampus baru setelah itu mereka ke Kanada buat urusan kerja. Jadi nanti malam kalian semua nginap di rumah aku supaya besok bisa langsung berangkat sama-sama.”

“Oke deh,” jawab mereka serempak.

Tristan melihat jam tangannya, “Kayaknya kelas kita udah mulai nih, nggak usah masuk sekalian deh sampai jam makul ini habis, udah mata kuliah akhir kan?” mohon Tristan, kelihatan banget anak ini lagi malas belajar. Setelah kejadian tidak mengenakkan tadi membuat anak-anak FRR yang lainnya juga malas mengikuti perkuliahan dan berakhir dengan aktivitas mereka masing-masing.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status