Share

Bab 2 : Siapa Yang Bercinta Denganku?

Membuka matanya di pagi hari. Ghea merasakan tubuhnya linu. Menggeser sedikit kakinya, gadis itu merasakan perih di area intinya. Ia pun melongok ke dalam selimut. Mendapati tubuhnya polos tanpa sehalai benang pun, Ghea kaget. Seketika dibuangnya selimut itu ke sisi ranjang. Matanya semakin melebar melihat bercak darah yang sudah mengering, Ia pun semakin panik.

Dalam kebingungannya, Ghea mencari tas dan meraih ponselnya. Ia semakin pusing karena ponsel miliknya mati. Gadis itu bergegas memunguti bajunya dan langsung mengenakannya kembali. Ia pun meringis saat memakai kembali pakaian dalamnya. Ghea hampir saja meneteskan air mata. Ia ketakutan jika di luar sana tiba-tiba saja banyak wartawan yang muncul karena pemberitaan buruk tentangnya.

Berniat keluar dari kamar hotel, Ghea bingung mendapati dua kunci kamar. Satu kunci berbentuk kartu berada di atas meja, sementara satu kunci yang lain masih berada pada slot untuk mengaktifkan lampu kamar. Tubuh Ghea limbung sampai membentur dinding. Ia memegang keningnya sambil berpikir.

"Apa aku benar-benar dijebak? Semalam, apakah aku dan Noah melakukan itu? kenapa aku tidak bisa mengingat wajahnya?" Ghea gemetaran, ia lantas keluar dari kamar mengenakan kacamata hitam dan masker.

Memberikan dua buah kunci ke resepsionis, Ghea tak berpikir untuk menanyakan siapa pemesan kamar yang dipakainya tidur semalam. Yang ada dipikirannya sekarang adalah bertemu Jenny, sang manager.

_

_

_

"Dimana semalam kamu tidur? kamu baik-baik saja kan?" baru saja sampai ke rumahnya, Ghea sudah diberondong pertanyaan oleh Jenny.

"Apa maksud-"

"Kris baru saja menanyakan apakah aku membawamu pulang, apa yang terjadi Ghe?"

Mendengar Jenny menyebutkan nama manager Noah, Ghea pun merasa ada yang janggal. Ia benar-benar dalam masalah besar.

"A-a-aku tidur di hotel, tidak terjadi apa-apa," jawab Ghea terbata.

"Syukurlah karena Kris bilang kamu dan Noah dicekoki obat perangsang oleh seseorang, dia membawa Noah pulang, tapi dia tidak menghubungiku karena menganggap aku tahu akan hal itu."

"Apa?"

"Ini lah kenapa aku melarangmu pergi berpesta, bintangmu sedang bersinar terang, dua tahun perjuanganmu akan sia-sia jika sampai kamu berbuat sesuatu yang salah."

Menelan salivanya, Ghea mengangguk paham. Di Kota ini, Jenny tak hanya manager bagi Ghea. Wanita itu sudah seperti kakak sekaligus orang tua pengganti baginya.

"Jen, hari ini aku ingin istirahat. Bisakah kamu memundurkan jadwalku ke salon hari ini?" pinta Ghea.

"Apa kamu tidak enak badan? apa kamu mabuk lagi?" Jenny hampir memegang kening Ghea, tapi tangannya ditepis oleh gadis itu.

"Bukankah kamu menjulukiku pendekar mabuk? seorang pendekar tidak selemah itu," candanya.

"Ish ... aku mengizinkanmu ke klub, party dan bersenang-senang, karena kamu bilang ingin merasakan hal itu meski hanya sekali seumur hidupmu, nyatanya kamu malah ketagihan."

Tertawa, Ghea memilih meninggalkan Jenny di ruang keluarga. Managernya itu memang sudah biasa keluar masuk rumahnya.

Menyalakan shower kamar mandi, Ghea mengguyur seluruh tubuhnya. Ia menunduk, mencoba mengingat apa yang diperbuatnya semalam.

"Aroma maskulin, dan otot lengan yang kekar. Siapa yang bercinta denganku semalam?" Ghea memejamkan matanya, ia berkata pada dirinya sendiri, bahwa harus mengubur peristiwa itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi.

Namun, seketika Ghea membuka mata dan langsung menutup mulutnya. "Bagaimanapun aku sudah bercinta dengan seorang pria, bagaimana kalau dia merekam dan menyebarkannya?" Ghea merosot lemas.

***

Sementara, Daniel terlihat bekerja seperti biasa, Ia sibuk memeriksa dokumen perusahaannya, saat asisten sekaligus sekretarisnya yang bernama Jim masuk ke dalam ruangannya,

Jim menunduk, Ia merasa akan terkena omelan karena wanita yang seharusnya menemani atasannya bercinta semalam, akhirnya memilih tak jadi datang. Karena macet Ia berkeringat, Daniel tidak menyukai teman tidurnya berkeringat sebelum melakukan pemanasan dengannya.

"Jim, Darimana kamu bisa mendapatkan kontak seorang artis? wah ... sepertinya kamu sekarang mulai berteman dengan banyak kalangan," puji Daniel.

"Artis, maksud bapak?" tanya Jim keheranan.

"Kamu tahu? artis dan penyanyi bernama Ghea itu ternyata masih perawan, berapa yang kamu bayarkan untuknya semalam? aku sangat penasaran."

"Ghea? tapi pak, wanita yang seharusnya menemani bapak semalam, di-di-dia tidak jadi datang."

"Apa?" Daniel terkesiap dan langsung meletakkan pulpen di tangannya. "Apa maksudmu?"

"Wanita itu terjebak macet, dan dia bilang kepanasan sehingga berkeringat, bukankah syarat wanita yang bapak kencani, selain harus melampirkan tes kesehatan, meminum pil kontrasepsi juga tidak boleh bau keringat?"

Daniel kebingungan, jika Ghea bukan wanita bayaran, lalu apa semalam dia sudah memperkosa gadis itu? Ia bahkan senang karena mendapatkan milik Ghea yang masih tersegel.

"Sial! aku ini casanova bukan pemerkosa," gumam Daniel di dalam hatinya.

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Ria Rifantiani
nah loh daniel
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
syukur kamu sadar niel wkwkwk
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status