Share

Bab 3 : Kenapa Rasanya Tidak Asing

Duduk berhadapan di ruang rapat kantor agensinya, Ghea, Jenny, Kris dan juga Noah sedang membicarakan perihal kejadian seminggu yang lalu. Mereka mencoba menerka siapa yang mencampurkan obat perangsang ke dalam minuman dua artis yang akan terlibat dalam satu judul sinetron itu.

Namun, Ghea terlihat tidak fokus mendengarkan. Gadis itu sedang sibuk memikirkan, bagaimana kalau melakukan operasi selaput dara di Korea, atau berdusta pernah jatuh sehingga kehilangan keperawanan tanpa sengaja saat dia memiliki suami nantinya.

"Ghe! Ghea? apa kamu sakit? kenapa memakai jaket tabal di siang bolong seperti ini?" tanya Kris kepadanya.

Sadar dari lamunannya, Ghea malah menarik resleting jaket sampai ke lehernya. Ia takut tanda merah keunguan yang ditinggalkan pria misterius itu dilihat oleh orang lain. Sial baginya, sudah satu minggu tapi bekas itu masih kentara di kulit putihnya.

"Aku tidak apa-apa," jawab Ghea yang langsung terdiam, dan melamun lagi.

Sementara itu, Daniel duduk merenung sambil memandang keluar jendela ruang kerjanya. Pria itu merasa berdosa. Ia bingung harus berbuat apa, meskipun Jim memintanya untuk tenang, selama pihak Ghea tidak mengambil langkah apa-apa, tetap saja Daniel takut jika gadis itu tiba-tiba saja melaporkannya ke polisi. Reputasinya sebagai pengusaha dipertaruhkan, nama besar keluarganya juga akan menjadi korban.

Sebagai seorang petualang cinta, Daniel sangat berhati-hati memilih wanita yang dia tiduri. Sebuah kesepakatan, dan beberapa persyaratan akan dia ajukan, dan wanita teman kencannya harus bersedia menandatangani. Daniel melakukan itu karena uang yang dia berikan sebagai imbalan akan kepuasannya juga sangat tinggi.

Dia bermain rapi, bukan Casanova kelas ecek-ecek yang asal tancap dan cabut duri. Daniel selalu memastikan bahwa wanita yang diajaknya bercinta meminum pil kontrasepsi, agar tidak sampai mengandung benihnya. Namun, Ghea? dia tidak bisa memastikannya malam itu.

Berdiri dari kursinya, Daniel meminta Jim masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Bagaimana Pak?"

"Tolong hubungi artis itu, katakan ada yang ingin aku bicarakan."

"Pak, anda yakin?" Jim ingin memastikan sekali lagi.

"Aku hanya ingin tidak ada masalah di kemudian hari, jadi aku harus memotong akarnya sebelum tumbuh tunasnya," ucap Daniel dengan penuh percaya diri.

_

_

_

Sehari, seminggu, dua minggu. Jim masih tidak bisa membuat janji agar sang atasan bisa bertemu Ghea. Hal itu membuat Daniel sangat murka. Jika cara tertutup tidak bisa membuatnya bertemu dengan gadis itu, Ia akan menggunakan cara terbuka. Ya, Daniel mendatangi lokasi syuting Ghea.

Semua orang terperanga saat mendapat kabar dari produser, bahwa Daniel Tyaga dari Tyaga Group ingin datang ke lokasi syuting mereka.

Siapa yang tak mengenal Tyaga Group? hotel, rumah sakit, pabrik, tambang, penerbangan, angkutan laut, semua lini usaha dirajai oleh mereka.

"Aku tidak kenal," ucap Ghea dengan santainya saat Milen sang penata rias bertanya kepadanya.

"Omegot! G... G...G-Ghea masaseh kamyu gak tahu?" tanya Milen dengan gemulainya.

"Iyah, akyuu ga tahu, mas molen," sambung Ghea

"Dih, akyu cium kamyu nanti."

Ghea tertawa, tapi seketika terdiam saat seorang kru berkata, CEO Tyaga Group ingin bertemu dengannya.

"Aku? kenapa dia ingin bertemu denganku?" tanya Ghea keheranan.

"Maybe dia fans kamyu, dih ... cuss embat aja Ghe," ucap Milen mengompori.

"Embat? paling juga kakek-kakek."

Ghea mencebik kesal, dipukulnya lengan Milen sedikit kencang. Ia lantas berjalan menuju tempat yang disebutkan kru tadi, dimana Daniel sedang menunggunya.

Ghea menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu tiba-tiba saja pintu sebuah mobil van mewah berwarna hitam, yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri terbuka lebar.

Seorang pria turun dari dalam, berjalan mendekat dan langsung memersilahkannya masuk ke mobil. Pria itu tak lain adalah Jim, ia pun berucap, "Pak Daniel ingin bertemu dengan anda Nona."

"Hah... siapa? Kudanil?"

Ghea mengernyit heran, dan bersamaan dengan itu matanya menatap ke arah mobil dimana Jim tadi keluar. Ia berkedip saat seorang pria menoleh dan memandang ke arahnya.

"Pria itu, kenapa rasanya tidak asing."

"Gadis itu, berapa yang harus kutawarkan untuknya sebagai kompensasi."

rate Bintang lima

add favorite šŸ„°

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Ria Rifantiani
sembarangan ghea... kudanil loh hahaha
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
pertemuan secara sadar dk ada yg mobok ya ge
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status