Share

Bab 5 : Gosip

“Hadiah dari siapa?” tanya Jenny yang melihat sebuah tas kertas tergelatak di atas meja ruang santai di rumah Ghea, gadis itu tak menjawab karena potongan apel berada di mulut sementara tangannya sedang sibuk memposting fotonya di sosial media.

“Ghe, kalung berlian!” ucap Jenny sesaat setelah membukanya.

Ghea langsung menoleh, matanya menatap sebuah kalung yang sedang dipegang Jenny. Gadis itu duduk dan lantas bertanya sambil mengunyah apel di dalam mulutnya.

“Kenapa? apa mahal?” tanya Ghea dengan polosnya.

“Apa kamu ingin aku mencarikan harganya?” Tanpa menunggu jawaban Ghea, manager berusia tiga puluh dua tahun itu langsung mengambil foto kalung berlian yang diberikan Daniel untuk Ghea kemarin.

Ghea hanya duduk sambil memandangi tingkah managernya, ia manatap heran saat Jenny mengarahkan ponsel sambil melebarkan manik mata.

“Why? Kenapa mukamu seperti itu.”

Ghea melongo, kalung yang diberikan Daniel ternyata kalung edisi terbatas rancangan seorang fashion designer kelas dunia dengan harga setara dengan sebuah SUV mewah.

“Ghe, siapa yang memberimu hadiah semahal ini?” telisik Jenny.

“Pasti kalung itu KW, masukkan ke dalam tempatnya lagi!” perintah Ghea yang kembali berbaring di sofa kesayangannya, ia melirik ke arah sang manager. Wajahnya berubah sedikit cemas.

“Mungkinkah kalung itu KW ? apa iya seorang CEO sepertinya memberiku kalung berlian palsu, tapi jika tidak apa dia sedang menghinaku? Apa dia pikir harga keperawananku setara dengan kalung itu? Sial! apa dia menganggapku pelacuur?”

Ghea seketika berpikiran negatif kepada sosok Daniel.

Berusaha melupakan pikirannya yang aneh-aneh, gadis itu kembali menatap layar ponselnya. Namun, setelahnya ia mengingat kertas perjanjiannya dengan Daniel. Ghea melompat dan berlari masuk ke dalam kamarnya, tingkahnya benar-benar membuat Jenny geleng-geleng kepala.

Ghea mencari celana yang dia pakai kemarin, diambilnya jeans itu dari keranjang laundry, cepat-cepat dia rogoh saku belakangnya. Wajahnya berubah pucat, karena kertas perjanjian itu tidak ada di sana.

“Dimana? jatuh kemana? hilang kemana, mati aku,” ucap Ghea meratapi keteledorannya.

-

-

Beberapa hari kemudian

“Daniel!”

Daniel yang baru saja selesai berolah raga berpura-pura tidak mendengar panggilan wanita itu kepadanya.

“Daniel! Kesini duduk sama mama!”

“Jika mama hanya ingin menunjukkan foto gadis untuk dijodohkan denganku, maaf aku tidak berminat.”

“Umurmu sudah tiga puluh satu tahun sayang, sudah saatnya kamu memikirkan memberikan mamah menantu dan cucu, berhentilah mengharapkan Abel, mama yakin dia tidak akan pernah mau tinggal di sisimu, dia lebih suka berkeliling dunia, menyelam ke dalam samudra terdalam, memanjat gunung. Aku heran kenapa mamanya mengizinkannya melakukan hal itu,” cerocos Nova, wanita yang melahirkan Daniel.

“Aku tidak ingin menikah bukan karena masih mengharapkan Abel, kalau aku mau, satu bulan lagi aku bisa membawakan menantu untuk mama.”

Nova mencebik kesal. Sadar tidak akan menang berdebat dengan putranya, wanita itu memilih membiarkan Daniel pergi dan kembali menatap layar televisi, sebenarnya sedari tadi Nova sedang sibuk menonton acara gosip.

Daniel baru akan melangkahkan kakinya, saat Nova tiba-tiba saja mengomentari berita gosip yang sedang tayang.

“Wah … Ghea Salsabila pingsan saat manggung, dia pasti terlalu kelelahan. Iya kan Bi? sinetron dia ‘Ikatan Batin’ sedang naik ratingnya, aku saja sekarang masuk group perkumupulan 'Patin', Pecinta Ana di Ikatan Batin,” ucap Nova ke sang pembantu yang baru saja meletakkan kudapan dan teh untuknya.

“Mbok saya dimasukkan juga ke perkumpulan Patinnya buk,” pinta Jamilah.

"Kamu mau? oke!"

Daniel yang mendengar seketika kaget, pikirannya melayang kemana-mana. Namun, langsung ditepisnya saat pesan dari Jim masuk. Sebuah biodata, hasil tes kesehatan, dan surat pernyataan dari wanita yang akan diajaknya bercinta nanti malam, dikirimkan lengkap oleh sekretarisnya itu.

“Issued!” balas Daniel layaknya memberi persetujuan saat akan memesan tiket pesawat.

-

-

“Sudah aku bilang, jangan pergi ke klub lagi!” omel Jenny ke Ghea.

Wajah artisnya itu terlihat sangat pucat, sudah dua hari ini Ghea seperti itu, beberapa kali ia memuntahkan makanan yang dia makan. Bahkan Ghea sampai harus meminum obat anti mual.

“Jangan mengomeliku, pergilah! aku mau tidur."

“Kamu tahu? hampir semua wartawan gosip menghubungiku, padahal kamu pingsan saat manggung di acara off air."

“Lalu apa yang kamu bilang ke mereka?” tanya Ghea lemah.

“Aku bilang kita akan memberikan keterangan setelah kondisimu membaik.”

Ghea menatap lekat wajah Jenny, jelas ada raut kecemasan di wajah managernya itu. Terkadang Ghea merasa kasihan kepadanya. “Jen, carilah kekasih!”

Jenny hampir saja menjawab pertanyaan Ghea, tapi ponselnya lebih dulu berbunyi. Ia pun memilih mengangkat panggilan itu dan berjalan meninggalkan Ghea.

“Hamil? gosip apa lagi itu? Ghea hanya kelelahan, jangan sembarangan! Tekan semua berita jelek yang menyudutkan Ghea.”

Mendengar ucapan Jenny barusan, Ghea tiba-tiba gemetaran. Otaknya langsung tertuju pada one night stand yang dia lakukan bersama Daniel. Gadis itu mencoba mengingat-ingat kapan terakhir dia kedatangan tamu bulanannya. Namun , tubuhnya malah semakin bergetar hebat, ia memanggil Jenny. Ghea sangat ketakutan.

“Tidak mungkin-tidak mungkin, Jen-Jennny … Jenny!” teriaknya.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ria Rifantiani
waaahhhh asal muasal sean nih
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
Daniel siap siap jadi papa ya
goodnovel comment avatar
Natalia Luis Naik0
It dia byarmu karna dah mngambl prwanmu dsar prmpuan bodoh skolah tinggi tpi membodohkn dri aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status