“Hadiah dari siapa?” tanya Jenny yang melihat sebuah tas kertas tergelatak di atas meja ruang santai di rumah Ghea, gadis itu tak menjawab karena potongan apel berada di mulut sementara tangannya sedang sibuk memposting fotonya di sosial media.
“Ghe, kalung berlian!” ucap Jenny sesaat setelah membukanya.
Ghea langsung menoleh, matanya menatap sebuah kalung yang sedang dipegang Jenny. Gadis itu duduk dan lantas bertanya sambil mengunyah apel di dalam mulutnya.
“Kenapa? apa mahal?” tanya Ghea dengan polosnya.
“Apa kamu ingin aku mencarikan harganya?” Tanpa menunggu jawaban Ghea, manager berusia tiga puluh dua tahun itu langsung mengambil foto kalung berlian yang diberikan Daniel untuk Ghea kemarin.
Ghea hanya duduk sambil memandangi tingkah managernya, ia manatap heran saat Jenny mengarahkan ponsel sambil melebarkan manik mata.
“Why? Kenapa mukamu seperti itu.”
Ghea melongo, kalung yang diberikan Daniel ternyata kalung edisi terbatas rancangan seorang fashion designer kelas dunia dengan harga setara dengan sebuah SUV mewah.
“Ghe, siapa yang memberimu hadiah semahal ini?” telisik Jenny.
“Pasti kalung itu KW, masukkan ke dalam tempatnya lagi!” perintah Ghea yang kembali berbaring di sofa kesayangannya, ia melirik ke arah sang manager. Wajahnya berubah sedikit cemas.
“Mungkinkah kalung itu KW ? apa iya seorang CEO sepertinya memberiku kalung berlian palsu, tapi jika tidak apa dia sedang menghinaku? Apa dia pikir harga keperawananku setara dengan kalung itu? Sial! apa dia menganggapku pelacuur?”
Ghea seketika berpikiran negatif kepada sosok Daniel.
Berusaha melupakan pikirannya yang aneh-aneh, gadis itu kembali menatap layar ponselnya. Namun, setelahnya ia mengingat kertas perjanjiannya dengan Daniel. Ghea melompat dan berlari masuk ke dalam kamarnya, tingkahnya benar-benar membuat Jenny geleng-geleng kepala.
Ghea mencari celana yang dia pakai kemarin, diambilnya jeans itu dari keranjang laundry, cepat-cepat dia rogoh saku belakangnya. Wajahnya berubah pucat, karena kertas perjanjian itu tidak ada di sana.
“Dimana? jatuh kemana? hilang kemana, mati aku,” ucap Ghea meratapi keteledorannya.
-
-
Beberapa hari kemudian“Daniel!”
Daniel yang baru saja selesai berolah raga berpura-pura tidak mendengar panggilan wanita itu kepadanya.
“Daniel! Kesini duduk sama mama!”
“Jika mama hanya ingin menunjukkan foto gadis untuk dijodohkan denganku, maaf aku tidak berminat.”
“Umurmu sudah tiga puluh satu tahun sayang, sudah saatnya kamu memikirkan memberikan mamah menantu dan cucu, berhentilah mengharapkan Abel, mama yakin dia tidak akan pernah mau tinggal di sisimu, dia lebih suka berkeliling dunia, menyelam ke dalam samudra terdalam, memanjat gunung. Aku heran kenapa mamanya mengizinkannya melakukan hal itu,” cerocos Nova, wanita yang melahirkan Daniel.
“Aku tidak ingin menikah bukan karena masih mengharapkan Abel, kalau aku mau, satu bulan lagi aku bisa membawakan menantu untuk mama.”
Nova mencebik kesal. Sadar tidak akan menang berdebat dengan putranya, wanita itu memilih membiarkan Daniel pergi dan kembali menatap layar televisi, sebenarnya sedari tadi Nova sedang sibuk menonton acara gosip.
Daniel baru akan melangkahkan kakinya, saat Nova tiba-tiba saja mengomentari berita gosip yang sedang tayang.
“Wah … Ghea Salsabila pingsan saat manggung, dia pasti terlalu kelelahan. Iya kan Bi? sinetron dia ‘Ikatan Batin’ sedang naik ratingnya, aku saja sekarang masuk group perkumupulan 'Patin', Pecinta Ana di Ikatan Batin,” ucap Nova ke sang pembantu yang baru saja meletakkan kudapan dan teh untuknya.
“Mbok saya dimasukkan juga ke perkumpulan Patinnya buk,” pinta Jamilah.
"Kamu mau? oke!"
Daniel yang mendengar seketika kaget, pikirannya melayang kemana-mana. Namun, langsung ditepisnya saat pesan dari Jim masuk. Sebuah biodata, hasil tes kesehatan, dan surat pernyataan dari wanita yang akan diajaknya bercinta nanti malam, dikirimkan lengkap oleh sekretarisnya itu.
“Issued!” balas Daniel layaknya memberi persetujuan saat akan memesan tiket pesawat.
-
-
“Sudah aku bilang, jangan pergi ke klub lagi!” omel Jenny ke Ghea.
Wajah artisnya itu terlihat sangat pucat, sudah dua hari ini Ghea seperti itu, beberapa kali ia memuntahkan makanan yang dia makan. Bahkan Ghea sampai harus meminum obat anti mual.
“Jangan mengomeliku, pergilah! aku mau tidur."
“Kamu tahu? hampir semua wartawan gosip menghubungiku, padahal kamu pingsan saat manggung di acara off air."
“Lalu apa yang kamu bilang ke mereka?” tanya Ghea lemah.
“Aku bilang kita akan memberikan keterangan setelah kondisimu membaik.”
Ghea menatap lekat wajah Jenny, jelas ada raut kecemasan di wajah managernya itu. Terkadang Ghea merasa kasihan kepadanya. “Jen, carilah kekasih!”
Jenny hampir saja menjawab pertanyaan Ghea, tapi ponselnya lebih dulu berbunyi. Ia pun memilih mengangkat panggilan itu dan berjalan meninggalkan Ghea.
“Hamil? gosip apa lagi itu? Ghea hanya kelelahan, jangan sembarangan! Tekan semua berita jelek yang menyudutkan Ghea.”
Mendengar ucapan Jenny barusan, Ghea tiba-tiba gemetaran. Otaknya langsung tertuju pada one night stand yang dia lakukan bersama Daniel. Gadis itu mencoba mengingat-ingat kapan terakhir dia kedatangan tamu bulanannya. Namun , tubuhnya malah semakin bergetar hebat, ia memanggil Jenny. Ghea sangat ketakutan.
“Tidak mungkin-tidak mungkin, Jen-Jennny … Jenny!” teriaknya.
Daniel terus memacu wanita teman bercintanya tanpa jeda. Ranjang kamar hotel itu pun sampai bergoyang mengikuti setiap gerakan pinggangnya. Memuaskan hasrat pria itu memang sedikit menguras tenaga. Wanita yang sedang dia masuki dari belakang itu sampai terlihat kepayahan."Ahhh ... Tuan Daniel, apa anda belum sampai juga?""Tutup mulutmu, dan nikmati saja!" Daniel meremas dua gundukan sintal milik wanita malam itu.Bagaimana bisa menikmati, lutut wanita itu sudah hampir copot karena perbuatan Daniel. Deru nafas dan desahannya terdengar memelas. Namun, Daniel tidak ingin berhenti, Ia semakin menghujam hingga mengerang panjang. Entah kenapa Daniel langsung mengeluarkan miliknya, hingga mayonnaise-nya berceceran di ranjang."Bersihkan dirimu dan ayo kita mulai lagi!""A-a-apa Tuan?" wanita itu malah ketakutan.____Se
Jenny membawa mobilnya ke pinggiran kota. Sesekali Ia melirik Ghea yang duduk di sebelahnya. Gadis itu terdiam sambil memandang ke luar jendela. Ya, Jenny sudah memikirkan ini semalaman, bahkan dia tidak tidur untuk mencari dokter kandungan yang bisa memeriksa kondisi Ghea secara diam-diam.Masuk ke sebuah rumah yang merupakan tempat praktik seorang dokter kandungan, Ghea terkejut karena samar Ia mendengar suara erangan kesakitan dari sebuah ruangan. Gadis itu semakin terkejut saat beberapa menit kemudian seorang wanita keluar dengan memegangi bagian perutnya."Apa wanita itu baru saja melahirkan? lalu kemana bayinya?" Ghea tak sebodoh itu untuk bisa menerka apa yang sebenarnya terjadi di sana. Ia hanya berusaha menenangkan diri."Je, apa kamu-""Ibu Jenny, silahkan masuk!"Pertanyaan Ghea terjeda karena seorang wanita memanggil nama Jenny dan memintanya masuk ke dalam. Keduanya pun berdiri, baik Jenn
Sudah dua bulan usia kandungan Ghea, karena sudah menemukan solusi dan memutuskan apa yang akan dia lakukan ke depannya, gadis itu kembali ceria seperti biasa. Bedanya Ghea mau menerima endorse sebanyak-banyaknya, tujuannya untuk menabung pundi-pundi sebelum dia mundur dari dunia keartisan. Bahkan Ghea baru saja membeli tanah untuk membangun rumah kontrakan.Semua yang dilakukan Ghea tak lepas dari saran Jenny. Managernya itu benar-benar mengarahkannya dengan baik, mereka bahkan melakukan kerja sama dengan membuka sebuah toko oleh-oleh di Jogja. Jenny pun sudah berjanji kepada Ghea, dia tidak akan mengasuh artis lain selama Ghea vacum dari dunia hiburan nantinya.Ghea menjalani aktifitasnya dengan lebih semangat, Ia membaca banyak referensi soal kehamilan di internet, dia yakin dengan sebuah pernyataan yang menyebutkan, bahwa janin mengerti apa yang dirasakan dan dibicarakan oleh ibunya, maka dari itu setiap malam Ghea berbicara sambil mengusap perutnya yang masih data
"Richie!"Nova membuka kaca jendela mobil, tangannya melambai ke arah putra bungsunya yang baru saja kembali dari Italia. Richard masuk ke dalam setelah menyerahkan koper miliknya ke sopir.Memeluk erat wanita yang setahun ini tidak dia jumpai. Pria berumur dua puluh tujuh tahun dengan muka blasteran yang sangat kentara itu, mencium pipi dan menanyakan apakah Nova baik-baik saja selama dia pergi."Dasar bocah gila!" gerutu Nova yang setahun ini memendam rasa rindunya ke sang putra.Ya, selama setahun ini mereka tidak pernah sekalipun bertemu, bukannya Nova tidak memiliki uang untuk menyusul putranya ke Italia, atau Richie yang tidak bisa pulang ke Indonesia. Putranya itu sengaja pergi, dan enggan bertemu keluarganya untuk menyembuhkan luka dan rasa bersalahnya."Bagaimana kabar Kak Niel?""Dia sedang sakit."Mengernyitkan dahinya, Richie
Belakangan ini, Jenny disibukkan dengan kegiatan menyaring beberapa tawaran pekerjaan, yang masih bisa diambil Ghea sebelum benar-benar mundur dari dunia hiburan.Entah kenapa, mendekati hari dimana Ghea akan menyampaikan keputusannya di depan wartawan, kontrak dengan nominal yang lumayan bertubi-tubi masuk, bahkan beberapa diantaranya meminta Ghea menjadi brand ambassador dengan durasi dua sampai lima tahun."Jika saja kondisimu wajar, aku bisa menyebutnya rejeki dedek bayi, tapi karena kamu hamil tanpa tahu siapa yang menghamilimu, aku bisa bilang ini cobaan."Ghea hanya menipiskan bibir, Ia menyambar beberapa kertas yang sedang managernya periksa. "Bagaimana kalau mengambil yang ini?" Ghea mengulurkan sebuah kertas permintaan menjadi brand ambassador dari sebuah produk perhiasan."Bukankah yang di foto hanya bagian tangan dan wajah, tidak perlu seluruh badan. Kamu bisa mengajukan kita memakai foto
"Kamu tahu berapa banyak wanita yang sudah berkencan denganku?"Dalam situasi seperti sekarang, pertanyaan Daniel membuat Ghea tak habis pikir. untuk apa pria itu bertanya hal yang jelas dia tidak tahu jawabannya, dan juga merupakan ranah pribadi, tapi sejatinya Daniel sedang tidak bertanya. Kalimat itu hanya pengantar penjelasannnya saja."Ratusan, aku bahkan puluhan wanita yang berbeda setiap bulan," imbuhnya."Ya Tuhan, Ibu ...." Ghea malah tiba-tiba saja histeris mendengar ucapan Daniel. "Apa kamu ingin berkata bahwa telah menulariku HIV?"Mendengar pertanyaan Ghe, kini giliran Daniel yang histeris, "Ya Tuhan, apa kamu sedang menyumpahiku?"Masih menangis karena takut tertular penyakit, Ghea pun bertanya apa maksud Daniel memberitahunya bahwa dia sudah melakukannya dengan ratusan wanita."Aku ini Casanova beda dengan pemerkosa, untuk berkencan dengan wani
Ghea tersenyum ceria, dengan baju berwarna hijau pastel dengan rambut kuncir kuda, gadis itu duduk setelah menyapa beberapa wartawan yang sudah berkenan hadir dalam acara konferensi persnya.Para wartawan itu jelas sudah tahu alasannya saat menerima informasi kenapa Ghea tiba-tiba saja melakukan semua ini, tapi yang mereka belum tahu adalah alasan Ghea yang tiba-tiba saja ingin mundur dari dunia hiburan di saat karirnya tengah berada di puncak.Tak ingin menunggu lama, Ghea pun mulai berbicara, dengan ciri khasnya yang suka bercanda.“Terima kasih teman-teman sudah mau hadir, sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi aku takut kalian tiba-tiba merindukan aku, kalau aku sampai tidak berpamitan ke kalian.”Riuh tawa terdengar di sana, Ghea pun tersenyum dan kembali melanjutkan ucapannya. “Jadi untuk beberapa bulan ke depan, aku ingin istirahat dari dunia hiburan.”&n
Belum juga Ghea sadar dari rasa terkejutnya, sosok Daniel sudah menyusul di belakang karyawan ayahnya yang bernama mba Rahmi itu. Ia pun terbengong, bingung kenapa pria ini sudah ada di hadapannya.“Ka-ka-kamu, ngapain di sini?”Ghea malah takut mendapati sosok Daniel. Bagaimana tidak? penampilan anak sulung Nova itu sangat mencolok dengan kemeja berwarna biru langit dipadukan dengan celana pendek, dilengkapi jam tangan mahal di pergelangan tangan, juga kacamata hitam yang masih dikenakannya, aura pria itu jelas berbeda dengan orang-orang yang berada di sana.Ghea menengok, menatap para karyawan Pak Asman yang sedang menjemur batik menggunakan baju partai untuk membandingkan, Gadis itu lantas melihat dirinya sendiri, daster batik motif sogan model oversize sepanjang lutut, rambut cepol berantakan dan dia juga belum mandi. Jika disandingkan dengan Daniel, dirinya nampak seperti pembantu pria itu.Rahmi yang m