Share

Bab 7 : Putuskan Karir Atau Bayimu!

Jenny membawa mobilnya ke pinggiran kota. Sesekali Ia melirik Ghea yang duduk di sebelahnya. Gadis itu terdiam sambil memandang ke luar jendela. Ya, Jenny sudah memikirkan ini semalaman, bahkan dia tidak tidur untuk mencari dokter kandungan yang bisa memeriksa kondisi Ghea secara diam-diam.

Masuk ke sebuah rumah yang merupakan tempat praktik seorang dokter kandungan, Ghea terkejut karena samar Ia mendengar suara erangan kesakitan dari sebuah ruangan. Gadis itu semakin terkejut saat beberapa menit kemudian seorang wanita keluar dengan memegangi bagian perutnya.

"Apa wanita itu baru saja melahirkan? lalu kemana bayinya?" Ghea tak sebodoh itu untuk bisa menerka apa yang sebenarnya terjadi di sana. Ia hanya berusaha menenangkan diri."Je, apa kamu-"

"Ibu Jenny, silahkan masuk!"

Pertanyaan Ghea terjeda karena seorang wanita memanggil nama Jenny dan memintanya masuk ke dalam. Keduanya pun berdiri, baik Jenny dan Ghea sama-sama menggunakan masker untuk menyamarkan identitas mereka.

"Je, aku-"

"Ghe, percaya lah padaku! aku tidak akan melakukan apa-apa," ucap Jenny meyakinkan.

Ghea akhirnya mau masuk ke dalam. Pertanyaan dari dokter itu membuat Ghea mengernyitkan dahi dan menatap kesal kepada Jenny. Selain menanyakan berapa umur janin yang dikandung Ghea, dokter itu ternyata menawarkan paket untuk menggugurkan kandungan.

"Kami belum tahu usia kandungannya," jawab Jenny.

"Kalau begitu, silahkan berbaring. Saya akan melakukan USG," ucap dokter itu.

Ghea sama sekali tidak ingin melihat layar monitor yang memperlihatkan rahimnya. Ia takut, sebenarnya ia tidak membenci janinnya, hanya saja ia masih belum bisa menerima.

"Usianya mungkin baru sekitar enam minggu, dengan meminum obat saja semuanya bisa tuntas."

_

_

_

"Apa kamu ingin aku menggugurkan bayi ini?" tanya Ghea saat ia dan Jenny dalam perjalanan kembali ke rumah setelah menemui dokter kandungan yang merangkap membuka klinik ilegal.

"Tidak!'

"Tapi kenapa kamu membeli obat itu?"potong Ghea cepat.

"Aku hanya ingin kamu memikirkannya lalu memutuskan, jika kamu ingin mempertahankan bayi itu, katakan padaku siapa ayahnya! tapi jika tidak kamu bisa meminum obat itu, dan biarkan hal ini terkubur seumur hidupmu."

"Jen, aku sudah bilang, aku lupa siapa pria itu!" ketus Ghea.

"Kalau begitu tidak ada pilihan lain," ucap Jenny. "Saat aku ke sini besok, putuskan karir atau bayimu!"

_

_

_

Ghea gelisah, ia menyesal. Awalnya Ghea bukan lah gadis yang doyan pergi ke klub, minum-minum dan berfoya-foya. Namun, materi yang dia dapat juga pergaulannya lah yang membuat hidupnya berubah. Ghea menjadi sedikit liar, menghamburkan uang untuk bersenang-senang.

Pagi itu, Ghea menggenggam erat botol obat penggugur kandungan yang Jenny berikan. Ia membuka tutup botolnya dan langsung menumpahkan semua obat itu ke dalam tempat sampah.

“Aku mungkin tidak sempurna, tapi aku tidak mungkin membunuh janin yang tidak berdosa.”

Ghea menghempaskan tubuhnya di sofa, seandainya dia tidak menandatangani surat perjanjian itu dengan Daniel, Ia pasti bisa meminta pertanggung jawaban ke pria itu. Namun, jika tidak karena surat perjanjian itu, dia juga tidak akan mungkin tahu bahwa Daniel lah pria yang merenggut kesuciannya.

"Apa kamu sudah memutuskan?"

Suara Jenny membuat Ghea kaget, dengan yakin gadis itu menganggukkan kepalanya dan berucap," Aku akan mundur dari dunia hiburan, sampai bayi ini lahir. Jangan mencemaskan kelangsungan hidupmu! aku akan tetap membayar gajimu sebagai manager setiap bulan."

"Ghe, apa kamu sudah memikirkan berapa banyak pinalty yang harus kamu bayar jika melanggar kontrak-kontrak yang sudah kamu tanda tangani?"

"Je, aku berpikir kandunganku belum terlalu besar, jadi aku masih bisa menyelesaikan sinetron dan acara untuk dua bulan ke depan, setidaknya bisa mengurangi pinalty lainnya," ucap Ghea, matanya sudah berkaca-kaca, jelas sebentar lagi pipinya pasti akan banjir dengan lelehan kristal bening.

"Ghe!" lirih Jenny.

Wanita itu jelas mengenal artisnya dengan baik, Ghea adalah sosok yang ceria, tidak pernah sama sekali Ia mengeluh dan menunjukkan rasa sedihnya, tapi kali ini Jenny melihat Ghea benar-benar rapuh.

"Aku berpikir semalaman Je, aku takut dosaku bertambah jika harus menggugurkannya, aku juga takut kelakuanku memberatkan amalan ibuku di akhirat."

Derai air mata Ghea mulai menetes, Jenny pun menghambur dan langsung memeluk gadis itu. Namun, bukannya tenang, Ghea malah semakin menangis kencang.

"Bayi ini seolah berbicara padaku Je, dia memanggilku mama, dia memintaku untuk tidak bersedih atas kehadirannya di dalam rahimku, dia berkata bahwa dia tidak meminta tumbuh di rahimku, tapi Tuhan lah yang mengirimnya. Dia bertanya apa salahnya sampai aku berpikir ingin membuangnya? Dia juga ingin dilahirkan, dia ingin menghirup udara dunia, dia juga ingin nonton konser BTS."

Dalam tangisannya Jenny pun tertawa, Ia tak habis pikir Ghea masih bisa bercanda.

"Gadis baik!" ucap Jenny. "Baiklah! aku akan mengurus semuanya. Kelak, seperti aku menjagamu, aku juga akan membantumu menjaganya."

"Apa kamu mau dipanggil nenek Jen?"

"Sialan, kapan aku melahirkanmu? lagi pula aku masih tingting!"

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ria Rifantiani
tadi terharu sekarang malah ngakak
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
teman yg bisa diajak senang dan susah
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
kocak banget...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status