yang cukup besar. Alya bisa merasakan lengketnya keringat pria itu yang menempel dikulitnya serta aroma tubuhnya yang maskulin menggoda.
Alya cukup tersiksa. Dadanya sesak. Dia membuka mulutnya lebar. Mencari udara sebanyak-banyaknya. Tubuh kecilnya tidak mampu mendorong tubuh pria itu. Bukan karena tidak kuat. Kalau sekedar menggeser bisa saja, tapi resikonya bagaimana kalau Pria ini bangun.
Untuk sejenak, Alya terdiam. Dia memandang wajah garang Andrew yang terlelap. Seakan tanpa dosa menganggap Alya seperti kasur yang empuk setelah jatuh tadi.
Apalagi wajahnya yang begitu dekat dengannya. Mungkin kalau pasangan kekasih. Bisa saja ini ,menjadi adegan romantis, tapi kenyataanya tidak seperti itu. Andrew adalah momok yang paling menakutkan pertama setelah Manto.
Ketika Alya hendak meronta, mendadak dia mendapatkan dorongan kecil dari area selangkangan. Sesuatu yang menggelepar besar sedang mencari sarangnya. Astaga! Kejantanan Andrew bangun dengan begitu
“Bisa dibilang Andrew adalah pria brengsek yang menganggap wanita itu hanya mainan saja. Dia sama sekali tidak tertarik untuk terikat dengan hubungan yang serius dengan satu wanita,” ucap Mawar memulai cerita. Dia sempat meminta Alya untuk kembali ke kamar untuk mengambil rokok. Sambil bercerita, dia sambil mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya.“Dugem sudah menjadi jiwanya, minuman keras dan wanita nakal adalah santapannya setiap hari. Bahkan dia bisa main dengan tiga wanita sekaligus bergantian dalam satu malam,” imbuhnya yang menjelaskan betapa garangnya Andrew di ranjang. Memang sosok pejantan bandel sejati, begitu batin Alya.“Namun, semuanya berubah semenjak dia mengenal Ara, wanita berdarah Filipina yang sama dengan negara asalnya. Dia cantik, manis dan baik. Kurang lebih sama seperti kamu.”Alya serasa tertohok mendengarnya. Wajahnya memerah. Penilaian Mawar begitu berarti karena dia sangat mengenal Andrew, pangeran
“Selamat pagi Tuan Andrew,” sapa Mawar ramah. Pria itu tidak menjawab. Dia hanya menggunakan celana dalam memperlihatkan ukiran tubuhnya yang berotot. Sambil sesekali menguap, dia mengambil kursi di seberang mereka. Alya memperhatikan si monster itu. Sepertinya pria itu kelaparan, bukannya mandi dulu malah langsung mencari makan, jorok! Begitu batinnya. Apalagi aroma keringatnya menguar tajam tanpa parfum, bau khas lelaki yang baru saja bangun tidur. Dia memegang sendok dan garpu yang kemudian digunakan untuk menyantap nasi goreng versi jumbo. Pria itu terlihat rakus sekali memakannya, membuat Alya risih. Alya menoleh ke Mawar yang juga menoleh ke arahnya. Mawar hanya tersenyum seakan sudah memaklumi perangai dari sang monster. ‘Monster mungkin kehabisan tenaga setelah menggempurnya semalam, makanya begitu bangun makannya banyak,’ Mungkin itu yang Mawar ingin katakan melalui tatapan matanya. Sedangkan Alya tidak bisa menyembunyikan wajah risihnya.
“Soal itu, enggak usah kamu pikirkan. Yang penting kamu fokus dengan kesembuhan kamu, supaya bisa melayaniku lagi,” cecarnya. Alya mencibir dalam hati. Dasar Monster Buaya, seenaknya saja memperlakukan wanita seperti barang kalau diperlukan saja.“Sekali lagi, makasih Tuan,” sahut Mawar yang kemudian mengalihkan pandangan ke Alya. Alya serasa tertohok karena Mawar tersenyum penuh arti.Andrew sudah selesai sarapan. Dengan sekali teguk, dia menghabiskan segelas air putih. Kemudian mengelap mulutnya dengan lengan. Sungguh berbeda sekali saat hari pernikahan beberapa hari yang lalu, Andrew terlihat sangat teratur dan rapi, bahkan makan saja harus pakai table manner, berbeda dengan sekarang yang sepertinya adalah karakter asli Andrew, pejantan yang jorok.“Ayo aku antar ke depan,” ucap Andrew yang sudah kembali dari lantai atas setelah selesai sarapan tadi. Alya terkesima dengan penampilam Andrew. Pria itu terihat memakai baju len
“Nih, Bawa air sebanyak-banyaknya,” Andrew melempar tasnya tepat ke wajah Alya.Alya tidak membantah. Dia pun beringsut ke belakang. Mengambil beberapa air mineral sampai tas itu berisi penuh. Kemudian dia kembali ke depan, di mana pria itu sudah berjalan lebih dahulu sampai gerbang.Alya tergopoh-gopoh mengejarnya. Pria itu justru berjalan dengan langkah lebar tanpa memperdulikan Alya di belakangnya.Area utara Villa ternyata berbatasan langsung dengan hutan, jadi pria itu langsung menerobos di antara rerimbunan pohon. Gesit sekali sampai Alya kewalahan untuk mengejar, apalagi beban air mineral di pundaknya terasa sangat berat.“Ayo cepat sedikit!” intruksi Andrew. Alya dengan langkah kecilnya menaiki tanjakan di mana Andrew sudah berdiri dengan gagahnya. Dari bawah sana, dia bisa melihat Andrew yang begitu macho dengan senjata laras panjang serta pandangan elangnya yang mengitari sekitar.“Lemah banget kamu, ma
Aaaa!!!Alya terjatuh. Pandangannya terpaku melihat ular yang mendesis di atasnya. Dengan tubuh gemetar, dia mengambil tas ranselnya dan hendak beranjak dari tempat itu.Namun, baru saja akan berdiri, tiba-tiba ular itu terjatuh tepat mengenai kakinya. Alya yang panik langsung melangkah menjauh. Bukannya menjadi solusi, malah ular itu melilit kakinya dan langsung mematuk area selangkangannya.“Tolong!” pekik Alya untuk kesekian kalinya. Berharap adalah malaikat ganteng yang menolong. Dia belum siap untuk mati di tengah hutan seperti ini. Masih ada asa yang harus diraih.“Kenapa kamu!” terdengar suara barinton tidak asing, siapa lagi kalau bukan Andrew. Mata pria itu terlihat membelalak saat melihat pandangannya teralih ke area selangkangan dari Alya.“For god shake! What shit going happened here!” serunya. Alya meliriknya dengan wajah memelas.“Tolong saya,Tuan.”Andrew memandang Alya se
“Tuan, tolong jangan tinggalkan saya,” rengek Alya. Andrew mendengus pelan. Dia tidak berniat untuk meninggalkan Alya. Pria macam apa sampai tega meninggalkan wanita sendirian di tengah hutan seperti ini. Dia hanya jengkel karena wajahnya yang ‘dikencingi.’Tanpa berkata, Andrew jongkok. Alya yang paham langsung beralih ke gendongan kuat pria itu. Bagaikan mimpi, Alya bisa merasakan dadanya bersentuhan dengan punggung kekar dari Andrew. Ingin sekali dia meletakan kepalanya untuk bersandar di sana pasti terasa nyaman, tapi, dia takut kalau Andrew membentaknya lagi.Pria itu berjalan membelah hutan sampai tidak terasa sampai ke villa.Andrew sama sekali tidak beristirahat, seolah tubuh Alya tanpa beban. Bahkan, ketika meletakan tubuh Alya di sofa. Wajahnya tidak terlihat kepayahan, hanya nafasnya saja yang sedikit menderu.“Wajahmu pucat!” seru Andrew begitu melihat Alya. Alya sendiri merasakan tubuhnya melemas. Apa mungk
Alya melenguh begitu area bawahnya dijilat oleh Andrew. Namun, dia tidak bisa leluasa mendesah karena mulutnya yang dijejali oleh keperkasaan Andrew.Alya bisa mendengar suara Andrew yang begitu rakus memakan apem tembemnya. Alih-alih untuk menyedot racun, rupanya Andrew memang bernafsu.Sedangkan Alya dengan sepenuh hati mengulum apa yang selama ini menjadi impiannya. Batang besar dan berurat. Meski, mulutnya harus tersiksa karena sangat sesak, Namun kenyataanya dia sangat menikmatinya.Sesekali, Alya melepas mulutnya, karena merasakan orgasme yang luar biasa di bawah sana. Oh, Andrew. Memang pejantan sejati, padahal hanya foreplay tapi mampu menerbangkan Alya menuju langit ke tujuh.Andrew melepas bibirnya. Dia mengumpat karena lagi-lagi wajahnya dipenuhi oleh cairan. Pria itu bangkit dan melihat tubuh Alya yang mengejang-ngejang.“Kamu memang tidak pandai memuaskan lelaki, masa kena gigi terus sedari tadi!” rutuknya. Alya tidak menja
“Kalau ularnya dokter sering mematuk enggak?”Ditodong pertanyaan seperti itu, jelas membuat sang Dokter kaget. Sebagai lelaki normal, dia tahu kalau Alya sedang memancingnya. Namun, dia harus menahan diri karena Alya adalah istrinya Andrew. Orang yang cukup terpandang di kota ini.“Saya sudah memeriksanya, Nyonya. sepertinya sudah tidak ada racun yang tersisa di dalam tubuh Nyonya, Nanti saya beri obat supaya bisa memulihkan kondisi Nyonya kembali,” sahut sang Dokter di luar ekspektasi dari Alya. Pria itu sepertinya sedang menjaga diri supaya tidak tergoda olehnya. Namun, Alya pantang menyerah.“Ularnya dokter pasti kuat ya mematuknya?”Si dokter menghela nafas. Mulutnya gatal ingin membalas dengan kata-kata yang lebih nakal, tapi dia harus menjaga kode etik seorang tenaga medis, terlebih lagi dia tidak mau berurusan dengan pengusaha sekelas Andrew.“Ini obatnya Nyonya, diminum dua kali sehari setelah maka