Pagi itu, Andrew terlihat buru-buru. Setelah menyelesaikan sarapannya, dengan langkah lebarnya dia berjalan menuju mobil.
Alya menjadi tidak tenang melihatnya. Dia tahu hari ini ada konferensi akbar pebisnis. Mungkin itu yang membuat suaminya gelisah sepagi ini.
“Andrew, aku ikut.”
Andrew yang hendak masuk ke dalam mobil menoleh dengan mengernyit dahi.
“Tumben, memangnya ada apa Sayang?”
“Pokoknya aku pengen ikut.”
Andrew tidak ada waktu lagi. Maka dia membukakan pintu kepada Alya untuk masuk dan membiarkannya duduk di sampingnya.
“Makasih ya Andrew, sudah diizinkan ikut.”
Andrew hanya membalas dengan senyum kecil. Wajahnya kembali serius. Sesekali dia melihat ke arah penunjuk waktu di lengannya.
Tidak terlambat, tapi entah kenapa perasaanya diliputi dengan kebimbangan. Apalagi nanti dia akan berhadapan dengan Catty dan juga Benny. Adrenalinnya terpacu sekali.
Alya menggeser tubuhnya
Kalian suka romantisnya apa hot nya?
Andrew mengantarkan Alya sampai depan mansion, tatkala Ratih tergopoh menghampiri mereka.“Nyonya, Tuan.”Andrew meninggikan alisnya. Dia menunda menjalankan mobilnya dan memperhatikan pelayan yang terlihat heboh.“Ada apa Mbak?” tanya Alya pelan-pelan.“Nyonya Ana, , beliau sudah bisa bicara.”Andrew dan Alya saling berpandangan. Lantas, mereka turun dan mengekori Ratih menuju kamar.Di sana sudah terlihat Ann yang sedang menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang. Dia tersenyum melihat anak semata wayang dan menantunya datang.“Mama,” sebut Andrew dengan terbata. Wanita berwajah teduh itu mengerling. Tidak ada kesulitan di wajahnya saat menggerakan ekspresinya.“Yes, my little Alpa.” Ann membalas dengan panggilan kesayangannya. Alpha adalah golongan tertinggi dalam kasta manusia serigala. Genre film yang Ann suka. Dengan harapan Andrew akan m
Benny tidak mengerti maksud dari Catty sampai dia tahu sendiri setelah sampai Villa. Di mana Villa Andrew di tingkat dua yang biasanya gelap sekarang penuh akan cahaya, menandakan ada penghuninya di sana.“Kita akan menyergap Villa Andrew.” Benny cukup terkejut dengan pernyataan Catty. Dia membeliakkan mata untuk protes.“Gila kamu, kamu mau mencelakai mereka?”Catty mendecak kesal karena melihat Benny yang kurang suka dengan tindakannya,”Memangnya kenapa?”“Jangan gegabah Catty. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau jangan pakai cara kekerasan?”Catty memicingkan mata ke depan,”Iya, tapi sekarang aku berubah pikiran.”Benny menelan ludah. Tidak habis pikir dengan wanita di sampingnya ini. Begitu mendapat kekuasaan dia seolah gelap mata ingin menyingkirkan siapapun.“Aku memang mencintai Andrew, tapi aku enggak mau dibutakan dengan harapan berlebihan. Daripada dia mem
“Ada apa Andrew?”“Mama tenang dulu, biar saya yang memeriksanya.”Andrew beringsut keluar dengan langkah mengendap-endap. Dari teriakan Ann dan Alya jelas sekali kalau ada tidak beres . Mungkinkah ada penyusup?Memang benar. Dari lantai dua dia bisa melihat beberapa orang yang dia tahu adalah anak buah Manto memasuki villa itu. Dan Andrew yakin kalau di luar masih ada dalam jumlah yang lebih besar. Ciri khas gangster Manto yang suka beramai-ramai kalau melawannya. Pengecut sekali.“Katakan kepada kami! Di mana Andrew?” tanya salah seorang di antara mereka kepada Alya dan Ratih. Terlihat kedua wanita itu tampak pasrah dan ketakutan. Terlebih senjata yang diacungkan ke arah mereka.“Saya di sini? Mau apa kalian?” teriak Andrew lantang. Tanpa takut menunjukan dirinya kepada para gangster yang terlihat mengacungkan senjata ke arahnya. Sebenernya sangat mungkin dia melawan. Mengingat dia juga menyimpan se
“Bernando! Andrew disekap sama anak buah Manto!”Bernando yang baru saja datang bersama dengan para bodyguardnya hanya terdiam saat Alya mengadu kepadanya. Memang hanya dia tumpuan yang bisa diandalkan.“Ayo selamatkan dia Bernando!”“Tidak semudah itu, Nyonya. Semuanya butuh perhitungan yang matang,” tandas Bernando yang gusar. Selalu saja, Andrew melewatkan penjagaan Bodyguard. Padahal untuk orang berkedudukan tinggi seperti dia. Penting sekali bodyguard di manapun dan kapanpun.“Betul apa yang dikatakan Tuan ini, sebaiknya jangan gegabah.” Bernando baru menyadari ada seseorang di belakang Alya, Ann. Bernando langsung bersimpuh untuk menyalami tangannya.“Saya turut senang Nyonya sudah sembuh.” Yang diikuti oleh semua anak buahnya.“Thanks, silakan duduk dulu, kita cari solusinya dengan pikiran yang tenang,” tutur Ann menyejukan hati semua orang. Seharusnya dia a
“Apa mau kalian?”Benny tersenyum mendapatkan telfon dari Bernando, tidak berapa lama setelah dia mengirimkan video tadi.“Saya hanya menginformasikan bahwa kondisi Andrew baik-baik saja,”“Baik-baik matamu!” sambar Bernando. Bagaimana bisa dikatakan baik-baik saja kalau kenyataannya dia disekap seperti itu.“Rilex brother, kenapa harus emosi seperti itu! kita bisa membicarakannya dengan baik-baik” Benny terkekeh.“To the point saja, apa maumu?”Benny diam. Ini pertanyaan yang dia tunggu. Dia melayangkan pandangan. Sepi. karena tadi setelah merekam video tersebut. Diam-diam, dia mencari tempat tersembunyi supaya tidak diketahui oleh gangster, apalagi Catty. “Aku ingin besok kamu datang ke sini sambil membawa semua surat saham schimmer group lengkap dengan seluruh asetnya supaya ditanda tangani langsung oleh Andrew untuk kemudian dialihkan atas nama pe
“Apa? Malam ini juga?”Benny yang hanya berbalut handuk di pinggangnya terkejut saat menerima telefon. Dia terlihat menggaruk-garuk dadanya yang gatal, kemudian berkacak pinggang.“Nanti sekitar pukul sebelas malam, aku akan datang ke Villa kamu untuk menukar berkas-berkas itu kepada Tuan Andrew.”Benny terdiam sejenak. Ini melenceng dari rencananya. Namun, mendadak dia tidak ragu untuk mengiyakannya saat melihat Catty masuk ke dalam kamar.“Ok, aku tunggu, mala mini juga,” lirih Benny sambil pandangan yang tidak lekat ke Catty. Dia langsung menutup telfonnya supaya tidak ketahuan.“Habis telfonan sama siapa?” khas suara wanita possesif.“Sama temen, dia ngajak aku pergi ke mabes.”Mata Catty melotot begitu Benny menyebut nama tempat hits yang identik dengan prostitusi itu.“Mangga besar? Enggak nyangka aku kalau kamu suka jajan sembarangan,”Benny t
“Nyonya, aku sudah mengumpulkan semua berkas-berkasnya,” tutur Bernando yang sudah kembali ke Villa. Begitu semua rencananya dibicarakan baik-baik dengan Ann dan Alya, dia langsung menuju kantor untuk mengambil semua berkas-berkasnya. Sebuah pertaruhan besar akan dia lakukan sekarang.“Good, lakukanlah sekarang. Aku ingin Andrew cepat kembali,” tukas Ann sambil memeriksa semua berkas-berkas tersebut. Sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia bisnis. Dia cukup tahu tentang segala dokumen penting itu. Segala jerih payah Andrew yang akan lenyap seketika, Ann sangat menyayangkan sebenernya. Tapi mau bagaimana lagi, mereka tidak punya pilihan lain. Sebagai pebisnis kelas atas, perusahaan Andrew tidak luput dari permainan kotor para pesaingnya dan mereka harus siap kalau keadaan ini terjadi.“Baik, kalau begitu saya dan anak buah saya akan menuju ke Villa Manto, dan yang lain akan ku minta untuk menjaga ketat Villa ini,” ujar B
“Tangkap mereka!”“Bagaimana ini Tuan? Kita ketahuan?” tanya Bernando kepada Andrew. Sebenernya Andrew sudah mengetahui kalau semua dokumen itu palsu, tapi dia berakting supaya terkesan real.“Enggak ada pilihan lain, lawan mereka!” perintah Andrew. Lantas semua bodyguard itu menyebar untuk melawan para komplotan itu. Meski jumlah mereka tidak sebanding, tetapi dengan skill yang mereka miliki, bisa melibas setidaknya dua sampai tiga orang di antara mereka.Andrew maju paling depan. Dengan postur kekarnya yang hanya menggunakan kaos dan boxer saja, dia pun menerjang mereka. Kulit putihnya terlihat menyala, kontras sekali dengan semua musuh yang berkulit agak gelap. Tangkas dan tepat sasaran, sepuluh orang dia libas seketika.“Kamu ngapain masih di sini, bukannya menyerang mereka?” ucap Catty kepada Benny.“Tanganku terlalu suci untuk melawan mereka, lebih baik kita pergi dari sini,” tukas B