Joseph melihat sikap Cintya yang ragu untuk mengambil keputusan. Seketika emosinya kembali menaik mendadak. Ia lebih mementingkan harga diri daripada lapor ke polisi atas penculikkan yang menimpak Bella Saphira. "Tidak perlu berpikir lagi, Cepat gantikan Bella Saphira untuk menikah dengan James Arthur atau kita sekeluarga akan malu. Belum lagi sampai di rekam dan di sebarkan oleh para tamu bahwa pegantin pria di tinggalkan di hari pernikahan oleh Bella Saphira dan wajah ini mau taruh di mana?" seru Joseph dengan wajah marahnya untuk mendesak Cintya untuk menuruti apa yang ia katakan barusan. Cintya berpura-pura melihat ke arah ibu tiri dengan meminta bantuan agar bisa memainkan peran dengan baik. Seakan tahu apa yang di maksud oleh Cintya melalui tatapan mata, Ella bergegas untuk bersuara daripada semua kejahatan terbongkar. "Dengarkan apa kata ayahmu," pinta Ella berpura-pura memohon dan tidak berdaya. Cintya berpura-pura menampakkan wajah sedihnya. Di dalam hati ia tertawa terba
Seketika tepuk tangan semakin meriah terdengar dari semua tamu yang memberikan selamat kepada kedua memperbelai pegantin yang sedang berbahagia. Begitu juga dengan Joseph yang menghela nafas lega, Karena rasa malunya sudah tertutupi dengan pengorbanan Cintya yang merupakan putri kandung dan penurut. Sehingga ia tidak perlu menghadapi banyak pertanyaan atau ganti kerugian dari pihak pria yang menuntut kerugian."Dasar anak tidak tahu diri, Mau membuat aku malu di hari H. Kamu salah besar," batin Joseph yang mencibir Bella Saphira.Joseph merasa ia tidak ada tanggung jawab untuk melaporkan Bella Saphira yang di culik di depan rumahnya. Karena bagi Joseph apa yang di perbuat oleh Bella Saphira harus di pertanggung jawabkan sendiri daripada melibatkan dirinya dan keluarga kecilnya ke dalam masalah.Ella yang berdiri di samping Joseph. Ia melirik Joseph berapa kali dengan tatapan menyelidiknya. Sekian lama melihat rauk wajah Joseph. Ella sudah bisa menebak, Jika Joseph tidak memperdulikan
Kedua mata James Arthur melihat ke arah Cintya yang bersikap manja-manja padanya."Aku merasa kita ini keterlaluan kepada Bella," gumam James Arthur yang entah mengapa merasa bersalah kepada Bella Saphira dengan apa yang di lakukan selama ini dan sekaligus takut akan pembalasan di masa depan.Cintya memperlihatkan wajah tidak senangnya akan perkataan James Arthur."Kau ini pria lemah, Buat apa mikirin dia lagi?" seru Cintya yang tidak terima akan sikap James Arthur yang masih memikirkan jalang sialan itu.James Arthur tidak ingin pertengkaran dirinya dan Cintya menjadi tontonan orang. Ia hanya bisa mengalah dan membiarkan Cintya bersikap seenaknya.***Di tempat lain.Ruangan yang pengap, panas dan lembab menyadarkan Bella Saphira yang kesusahan untuk bernafas.Bella Saphira berusaha sadar dari kondisi dirinya yang masih dalam pengaruh obat tidur.KlikLampu bercaya terang di hidupkan oleh seseorang dan bersamaan dengan langkah kaki yang semakin dekat. Pria itu berdiri di hadapan Bel
"Keparat kau William Randolph," umpat Bella Saphira dengan suara kemarahan yang sudah tidak dapat di bendung lagi.William Randolph tertawa nyaring akan kemarahan Bella Saphira yang kini menjadi sumber kebahagiannya.Bella Saphira mendesis kesal berapa kali. Ia menatapi William Randolph dengan tatapan penuh kemarahan dan kebencian.Sadar akan tatapan mata Bella Saphira yang ke arah dirinya. William Randolph mendekati Bella Saphira. Ia menaikkan dagu wanita itu dengan jemari."Jangan mengeluarkan tatapan mata seperti itu kepada aku," ucap William Randolph dengan senyuman miringnya."Kau itu menjijikan," balas Bella Saphira yang tidak takut dengan William Randolph.William Randolph menaikkan ke dua alis matanya."Aku tidak menjijikan seperti yang kamu katakan," ucap William Randolph yang bangga akan berat badannya yang sudah turun dan wajahnya sudah tidak sejelek dulu lagi."Cuihh..." Bella Saphira meludahi wajah William Randolph.Kali ini ludah Bella Saphira mengenai wajah William Ran
"Ahhh...." pekik Bella Saphira semakin kesakitan, Ketika kedua tangannya di tarik sedikit terik oleh William Randolph. William Randolph tertawa kecil mendengar suara desahan Bella Saphira yang cukup nakal, Ketika ia menarik rantai besi yang terhubung ke dua pergelangan tangan Bella Saphira. Hingga kedua kaki BellaSaphira berjinjit dengan jemari kaki. "Aku suka melihatmu terikat seperti ini, seksi dan mengairahkan. Sungguh pemandangan yang menarik," ucap William Randolph dengan tawa bahagianya melihat penderitaan Bella Saphira yang di hadapan matanya. Bella Saphira yang tidak terima akan perbuatan William Randolph, ia melototi wajah William Randolph dengan tatapan mata penuh kemarahan. "Bajingan kau William Randolph," seru Bella Saphira dengan makiannya dan berusaha menarik kedua tangannya yang kini tertarik oleh rantai di kanan dan kiri. William Randolph tidak memperlihatkan sikap marah kepada Bella Saphira. Sebaliknya ia mengangkat sebelah tangan untuk merobek gaun putih yang mem
"Aku akan melihat kau bisa bertahan sampai mana," balas William Randolph dengan tawa sinisnya.Bella Saphira mengerutkan dahinya akan perkataan William Randolph yang terkesan amigu dan susah di pahami. Tapi ia sangat yakin William Randolph pasti akan melakukan sesuatu padanya.Melihat wajah Bella Saphira yang kebingungan, William Randolph semakin tertawa bahagia. Ia berjalan ke belakang tubun Bella Saphira. Kemudian memeluknya dari arah belakang secara sensual dengan kedua tangan meremas kedua gundukan besar itu. Lalu menariknya dengan jemari."Sudah berapa pria yang sudah memainkan kedua dadamu itu," ucap William Randolph yang masih meremas kedua dada Bella Saphira. Tidak lupa melayangkan kecupan di leher serta meninggalkan gigitan kecil di sana."Ah..." desah Bella Saphira secara mendadak, Ketika puncak dadanya di mainkan oleh jemari William Randolph secara kasar di tambah dengan gigitan yang di sekitar leher."Ternyata kau wanita yang nakal juga," ucap William Randolph yang menarik
William Randolph berjalan menjauhi tubuh Bella Saphira. Ia kini menatapi tubuh Bella Saphira yang tidak mengenakan apapun di hadapannya dengan bagian bawah yang terlihat berkilap karena basah."Cantik dan mengairahkan," ucap William Randolph yang mengusap rahangnya berapa kali."Keparat kau," umpat Bella Saphira yang melihat William Randolph yang tersenyum bahagia di atas penderitaan.Mendapatkan umpatan dari Bella Saphira, William Randolph melepaskan kaos yang membungkus tubuhnya. Kemudian berjalan ke arah Bella Saphira dengan bertelanjang dada.Secara terang-terangan, William Randolph membuka sleting jeans dan di susul dengan celana dalamnya untuk memperlihatkan ukuran rudalnya yang sudah menegang sempurna."Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Bella Saphira yang semakin ketakutan, ketika melihat benda tumpul yang berotot dan panjang tersembur keluar dari dalam celana dalam yang di lepaskan oleh William Randolph."Aku tahu kau menginginkan yang lebih besar dari jari yang aku m
"Tubuhmu sempit juga, Benar-benar terasa enak dan memuaskan sekali. Aku sungguh tidak menyangkah akan mendapatkan kenikmatan seperti ini?" desis William Randolph yang sibuk memompa tubuh bawah Bella Saphira secara kasar. Bella Saphira yang tidak bisa menahan rasa sakit lagi di bagian bawah dengan benda besar dan keras masuk berulang kali ke dalam bagian bawahnya. "Ah sakit," pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. "Sakit katamu, Jangan sok jadi wanita perawan. Kau hanya wanita jalang yang tidak berguna," cibir William Randolph dengan kata-kata sarkasnya. Tidak lupa ia mempercepat gerakkan pinggang yang semakin membuat Bella Saphira terpekik berapa kali dengan mengeluarkan suara desahan merdu. "Ah hentikan... kau menyakiti aku," pinta Bella Saphira memohon pilu atas kekerasan fisik yang ia terima dari William Randolph. "Aku tidak akan berhenti sebelum aku puas," balas William Randolph dengan kedua tangan meremas bokong Bella Saphira. Kemudian memaksa kedua bokong Bella Saphi